Karena kejutan dari Eve sudah gagal, maka pestanya pun juga gagal menjadi kejutan. Rencana yang Shami dan Gracia rahasiakan juga sedikit demi sedikit ketahuan oleh Jinan. Memang dasarnya Jinan paling susah di beri kejutan.
Jinan memang paling suka merusak acara. Tapi kali ini Jinan membiarkan papa dan mamanya mengadakan pesta di rumahnya.
Karena masih ada plan B yang masih di siapkan oleh Shami dan juga Gracia.
Karena ulang tahun, Jinan memutuskan libur untuk bekerja. Dia meliburkan diri untuk menghadiri pesta ulang tahun dirinya di rumah kedua orang tuanya siang ini.
"Udah belum ? Lama amat."
Eve sibuk sendiri merapikan penampilan nya di kamar sedangkan Jinan menunggu di depan kamar.
"Bentar, masih ada yang kurang."
Jawab Eve."Ah. Papa cape nunggunya. Kamu berangkat sendiri aja ya ? Sama supir ?."
"Lah. Kok gitu ?."
"Kamu nya lama sih."
"Bentar lagi ah."
"Kalau gitu papa nunggu di bawah deh."
Jinan turun ke lantai satu karena lelah menunggu anaknya dandan. Masih kecil tapi sudah mempunyai hobi dandan.
"Pa!! Ayo!."
"Udah ? Ngga ada yang kurang lagi ?."
"Ngga kok ayo."
Keduanya memasuki mobil dan pergi ke rumah Gracia.
"Ka Cindy belum jawab ya, Pa ?."
"Belum. Kenapa ?."
"Penasaran aja jawaban ka Cindy apa. Palingan papa di tolak sih. Secara papa ngga ada apa apanya. Papa lemah."
"Enak aja. Lemah dari mana ?."
"Masa baru sekarang papa bilang suka sama ka Cindy. Dulu kemana aja ? Pasti ngga berani kan ? Lemah!."
"Heh. Dulu sama sekarang itu beda yah. Dulu papa sama ka Cindy sahabatan aja. Sekarang kan..."
"Masih cuma sa..ha..bat. Kan ?."
"Iya. Tapi papa yakin ka Cindy mau menerima papa. Secara papa ganteng."
"Halah. Jaman sekarang ngga makan ganteng doang papa. Uang yang paling penting."
"Papa juga kaya. Papa punya banyak uang. Kurang apa lagi coba ?."
"Kurang peka dan kurang tulus. Eve yakin ka Cindy ragu jawab karena dia lihat papa masih kurang tulus. Coba aja ngga mendadak kayak semalam, pasti ka Cindy langsung bilang iya."
"Ya masa sih."
Jinan menunduk. Dia mengeluarkan kotak kecil dari saku celananya. Kemarin dia mampir membeli barang itu. Niatnya akan dia berikan untuk Cindy di hari ulang tahunnya, tapi mengingat Cindy belum juga memberinya jawaban dia belum bisa memberikan hadiah itu.
Aneh memang. Siapa yang ulang tahun siapa juga yang mendapat hadiah. Harusnya Jinan yang mendapat hadiah, tetapi justru Jinan yang memberi hadiah. Karena hadiah yang Jinan harapkan tahun ini adalah seorang pendamping, bukan barang atau apapun itu. Dia butuh seorang untuk menemaninya melewati sisa hidupnya. Dia membutuhkan Cindy. Sosok yang pas menjadi pendamping hidupnya.
Belum sempat tiba di rumah orang tuanya, Jinan mendapat satu pesan dari mamanya yang mengatakan bahwa Cindy dalam bahaya.
"Pak!! Putar balik!! Kita ke cafe Cindy!! Cepet pak!!."
Kata Jinan panik. Dia kembali memasukkan kotak itu ke dalam saku.
![](https://img.wattpad.com/cover/304513299-288-k952332.jpg)