Pagi hari ini bagi seorang anak bernama Eve terasa sangat cerah. Bagaimana tidak, anak itu yang menginginkan momen ini terjadi dari bertahun-tahun yang lalu dan akhirnya bisa terealisasikan hari ini.
Eve tak bisa menyembunyikan rona bahagianya ketika dia dan papanya bisa sarapan bersama dengan someone special yang dia sayangi sepenuh hati nya.
"Udah kali senyumnya. Nanti kering tuh bibir!!."
Ujar Jinan mulai meledek Eve. Paling suka si Jinan merusak suasana bahagia anaknya. Giliran ngambek, baru deh nyerah untuk ganggu."Apaan sih!! Iri aja."
"Iri ? Ngapain iri. Cuma ingetin kamu, kalau kebanyakan senyam senyum tuh bibir bisa kering. Begitu!."
"Biarin. Itu namanya orang iri papa tuh."
"Ngga weh. Apaan. Huh!!."
"Bisa diem ngga tuh tangan. Sebel!!."
Eve kesal karena selain mulut papanya yang tidak berhenti menggodanya, tangan papanya juga tak henti hentinya menggodanya. Mulai dari nepuk bahu berkali-kali, nyubit lengan sesekali, usap punggung sekali, dan jangan lupa, mainin kedua pipinya sampai merah. Beh!! Jahil nya kumat si Jinan."Apaan! Orang tangan papa diem aja dari tadi."
Bela Jinan. Emang suka gitu. Lempar tangan sembunyi batu."Itu tangan tadi abis pegang lengan aku!! Ngaku deh!!".
"Dih. Orang dari tadi di meja."
"Apaan sih! Orang tadi juga cubit cubit aku, toel toel aku. Mana ada di meja mulu."
"Ngga ahh. Bukan tangan papa kali."
Eve masih memberikan tatapan permusuhan pada papanya. Eve tahu kenapa papanya aneh sekali pagi ini. Yang jelas bukan karena dirinya, tapi karena pagi ini mereka kedatangan tamu penting. Penting banget sampai si Jinan gugup minta ampun.
"Pa!! Udah sana samperin. Jangan gangguin aku mulu!!."
Kata Eve melototi Jinan."Ha ? Apa ? Samperin siapa ?."
"Udah ih!! Sana!!."
Eve memberi arahan agar Jinan segera pergi ke dapur dengan dagunya."Ngapain ih!!."
Ujar Jinan saat tahu maksud Eve."Samperin lah!! Basa basi basi kek!! Apa kek!!."
Suruh Eve. Ini nih, anak ngga tahu diri. Untung cantik."Males ah. Ngga mood ngomong."
"Heleh!!. Percuma dong aku akting ngambek kalau papa gini."
"Ya gimana. Males ngomong."
"Punya papa satu ngga asik!! Minta papa baru aja deh!!."
Eve turun dari kursinya dan pergi menuju dapur.
Di dapur ada perempuan cantik dan kalem tengah memasak sesuatu. Dia sebenarnya tengah menghangatkan makanan yang dia bawa dari rumah. Sop ayam yang wanginya sudah tercium dari pintu lah yang tengah perempuan itu masak.
"Heemmm wangi. Mak!! Masak apa?."
Eve muncul dan sedikit mengagetkan perempuan itu. Cindy, adalah perempuan yang tengah menghangatkan makanan.
Jadi, dia pagi pagi datang membawa sop ayam favorit Eve untuk membujuk Eve agar mau menerima permintaan maafnya kemarin yang sempat membuat Eve badmood.
Dan tadi pagi Eve masih sedikit marah melihat Cindy datang. Namun, Cindy mampu meluluhkan pertahanan Eve yang sebenarnya hanya pura pura ngambek agar di bujuk Cindy. Dan akhirnya Eve memaafkan Cindy dengan satu syarat yaitu mau sarapan bersama dengan dia dan juga Jinan tentunya. Cindy pun menyanggupi nya. Makanya pagi ini Eve tampak bahagia. Moment langka yang dia rindukan sejak dulu.
