Eve menatap potret dirinya dan papanya dengan perasaan rindu. Sudah terhitung tiga hari papanya dan opanya berada di Singapura dalam agenda peresmian hotel milik Jinan disana.
Selama itu ia tinggal di rumah Gracia yang berada di Bekasi karena Jinan tidak mengizinkan Eve tinggal seorang diri hanya dengan asisten nya. Meski kini aman tinggal di rumah, namum Jinan yang sekarang menjadi overprotektif sama sekali tidak mengizinkan Eve jauh dari pengawasan orang tuanya selama dia pergi ke kuar kota, negeri atau benua. Karena juga orang tua Jinan tidak bisa bolak balik ke rumah Jinan, akhirnya Eve yang terpaksa harus tinggal disana selama libur sekolah nya.
Eve memang tidak bisa ikut karena dia suka sawan bila pergi bersama Jinan lalu papanya sibuk bekerja. Apalagi agenda kali ini jadwal Jinan pastilah padat. Jadi mereka sepakat untuk tidak membawa serta Eve meski dia tengah libur sekolah selama ramadhan ini.
Saat tengah sendirian seperti ini, Eve jelas merindukan Jinan terlebih Cindy yang tiga hari ini belum dia temui. Gracia sibuk dan tidak bisa mengantarkannya ke Jakarta meski jaraknya dekat sekalipun dari rumah Gracia.
"Eve ?."
Gracia duduk di sebelah Eve. Anak itu lama lama bisa sawan kalau dibiarkan sendirian."Oma."
"Lagi apa ?."
Tanya Gracia."Lagi liat foto. Oma, orang ini kemana ?."
Tanya Eve menunjuk potret papanya."Lagi kerja sama opa kan ?."
"Dia ngak kangen sama aku ya ?."
"Kangen. Cuma karena harus kerja jadi di tahan kangennya. Kamu kangen juga sama papa kamu ?."
"Dikit. Dikit banget."
"Banyak juga ngak apa apa. Eh, kamu mau main ke cafenya ka Cindy ngak ?."
Nah ini!!! Yang Eve tunggu sejak kemarin.
"Mau!! Mau banget. Emang oma mau anterin ?."
"Iya. Cuma oma balik ke kantor ngak bisa temenin kamu, nanti sore oma jemput kamu lagi. Gimana ?."
"Iya ngga apa apa oma. Ip bosen di rumah terus."
"Ya udah. Yuk kita pergi."
"Ayo!!."
Gracia sebenarnya tidak enak menitipkan Eve pada Cindy disaat Cindy mungkin sibuk di cafenya. Tapi ada hal yang harus dia urus dan tidak bisa mengajak Eve. Lalu sepertinya Eve juga sudah mati kebosanan di rumah sehingga Gracia memutuskan untuk menitipkan Eve kepada Cindy saat Cindy bersedia dititipi Eve. Katanya kangen juga sama Eve.
Saat tiba di depan cafe, Eve segera keluar dari mobil dan berlari masuk.
Prang!!
"Stop!! Kamu apa apaaan sih ?! Kamu merusak tempat usaha aku tau ngak!!. Mau kamu apa? Bilang!! Jangan seenaknya dateng dan rusak semuanya!!."
Suara benda jatuh dan teriakan dari dalam cafe membuat Eve urung untuk masuk. Dia menunggu Gracia keluar dari mobil dan memilih mematung di depan pintu masuk sembari mengintip ada apa sebenarnya di dalam sana sehingga terdengar sangat berisik dari luar.
"Mau aku ya hancurin usaha kamu ini!!. Pasti usaha kamu ini hasil dari jual diri kamu kan ? Mana bisa kamu buka usaha sebesar ini setelah aku campakan kamu gitu aja. Oh jadi sekarang kamu mainnya sama si pengusaha itu ? Jadi babu nya ya ?. Hahahaha."
"Cukup Arya!!. Semua ini aku dapat dari usaha dan kerja keras aku sendiri, bukan dari apa yang kamu bilang dan kamu pikirin!!. Asal kamu tahu juga, ini semua hasil jerih payah aku dan kamu ngga berhak hancurin semuanya!. Lebih baik kamu pergi dari sini sebelum aku panggil polisi."
Ancam Cindy kepada pria yang mengintimidasi dirinya. Pria itu tak lain adalah mantan suaminya yang tak pernah bisa membiarkannya hidup tenang setelah bercerai. Pria yang selalu menyakitinya dan membuanganya dulu.