Bara membuang nafas kesal begitu seorang guru wanita yang begitu di hormati berteriak padanya penuh emosi, siswa yang juga datang bersamaan dengan guru itu langsung menatap Asye yang pingsan dengan rasa penasaran tinggi.
Darimana gadis ini belajar akting?
"Ikut saya ke kantor kepala sekolah sekarang!" Marah guru itu tak terbantahkan, Bara yang dikenal pembangkang anehnya hari ini tiba-tiba tunduk di bawah ucapan guru wanita ini.
Asye yang tau alasan dibaliknya hanya tertawa dalam hati, makan tuh di marahin nyokap sendiri.
"Angga, tolong kamu bopong siswi itu ke UKS. Ibu mau ngurus anak ini dulu,"
" Baik bu" ucap Angga yang kemudian segera mengendong Asye di punggungnya, dibantu teman-teman Asye.
Ibu guru dan Bara sudah lebih dahulu meninggalkan lapangan itu, kemudian disusul Angga yang mengendong Asye ke UKS, setelahnya di lapangan semakin banyak siswa/siswi yang membicarakan kejadian epic tadi.
Setelah merebahkan Asye di bed UKS, Angga langsung berceloteh ria.
"Mending lo bangun deh sekarang, ketahuan banget aktingnya"
Asye pun langsung membuka matanya, ia tersenyum senang sembari menatap langit-langit UKS.
"Yashh shaaa" senangnya ketika sadar poin kemenangannya melawan para bajingan sudah bertambah satu lagi.
Angga menghela nafas lelah, "heran gue, ga ada abis-abis gue liat lo nyari masalah sama orang"
Asye pun melirik ke arah Angga begitu mendengar ucapan laki-laki itu lagi.
Ia memasang ekspresi acuh tak acuh,"dia duluan, gue cuma ngasih pelajaran doang."
"Dengan cara mukul? Lo mau dibilang cewek preman disni entar?"
"Mau cewek preman kek, apa kek. Bodo amat gue ga mikir, yang penting mereka kena karmanya"
"Lo tuh manusia, bukan malaikat pemberi karma. Inget lo juga bisa kena karma dari perbuatan lo ini"
Asye tiba-tiba terdiam mendengar ucapan Angga yang ada benarnya itu, ia pun buru-buru menggelengkan kepala mengacaukan segala skenario buruk yang sudah tercipta dikepalanya.
"Ahhh, gak usah nakutin deh lo."kesalnya.
"Bukan nakutin, tapi ngingetin elo kalo ga semua masalah bisa lo selesain lewat adu jotos"
Asye tidak membalas lagi, ia memilih diam sembari memegang dahinya yang terasa benjol.
"Jangan di pegang-pegang, ck tunggu bentar" ucap Angga lagi yang kemudian mencari kulkas di sudut ruangan dan kain kompres, setelah dapat Angga memasuki satu persatu balok es persegi kedalam sana dan menaruhnya di dahi Asye secara perlahan.
"Nih pegang" titahnya, Asyepun menurut.
"Btw,lo kenal Bima dari mana?"
Asye kembali mengadah berlagak seolah tengah mengingat-ngingat sesuatu.
"Lupa deh dimana, intinya dia pernah nyakitin temen gue makanya gue dendam kesumat sama dia."
"Temen lo?"
"Hooh, walaupun sekarang lagi di usahain sih."
Angga mengangguk-angguk mengerti, "lo pindahan dari SMA mana kalo boleh gue tau?"
"Eumm, ngapain lo nanya-nanya?"
"Ck, penasaran doang emang ga boleh?"
"Ga bolehlah, lo bukan siapa-siapa gue juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYELYA AND HER WORLD
Fantasy#TRANSMIGATION SERIES Ada satu buku novel yang berhasil menarik perhatian seorang Asyelya Anggita Aris, anak perempuan satu-satunya papah Arga Aris. Asye yang sedari dulu senang makan daripada membaca untuk pertama kalinya membaca buku selain buku...