"Asye!!, Duh papah beneran udah pusing sama kamu"Seorang pria tampan namun tak muda lagi, kini berdiri menghadap sang putri yang sedang duduk di ruang tamu rumah mereka.
Sang putri yang di panggil Asye hanya bisa meringis ketika ayahnya sudah mengamuk seperti ini, alasan yang pasti tentu saja karna kebiasaannya sendiri yang tidak bisa berhenti makan.
"Papah ga masalah kalo kamu makan makanan yang sehat Asye, tapi kalo kayak ginii papah ga terima!! Kamu mau bikin papah naik darah apa gimana?"
Asye berdehem canggung, "ma...maaf yah, Asye kelepasan."
"Ya Gusti!" Ayahnya semakin pusing, ia terduduk di sofa sembari memijit pelipisnya.
"Udah yaa, sekali lagi papah liat kamu makan snack ga sehat begini papah potong uang jajan kamu"
Asye langsung kelabakan," eh, jangan dong pah... Nanti gimana Asye ngelepas stressnya kalo begini" rungutnya disertai puppy eye's jurus andalannya.
"Ya kamu nonton drakor kek, baca novel kek, apa kek atau mau liburan? Udah papah jabanin asal jangan makan makanan ga sehat. Stres papah lama-lama"
Asye tidak bisa membantah lagi kalau ayahnya sudah seperti ini, kehilangan sosok ibu sejak bayi membuat Asye sedikit mengerti mengapa ayahnya terkadang bisa sangat bawel dan sangat tegas pada dirinya, ya jika bukan untuk kebaikannya sendiri lalu untuk apa?
"Nih, mending kamu baca novel aja deh." Sambung ayahnya sembari memberi buku novel kepada Asye, Asye menerimanya sembari mengernyit bingung.
"Pah ini seriusan? Papah beliin Asye novel"
"Ya kalo bukan novel yakali buku pasal UU, papah aja muak bacanya apalagi kamu. Mending baca novel, biar kamu kayak remaja pada umumnya dikit. Heran papah, betah aja kamu baca buku paket biologi"
Asye tersenyum masam, tak lupa berterima kasih pada sang ayah. Asye memutuskan untuk membaca buku yang dibeli ayahnya itu ketika sang ayah sudah beranjak masuk ke kamar.
Melihat sekilas sampul buku, Asye mulai mengerti mengapa ayahnya membeli buku ini. Judul dan warna sampul yang sangat umum disukai wanita, sudah pasti ayahnya memilih novel ini hanya karna warna saja.
Ckck mentang-mentang warna sampulnya pink pastel yang bapak.
Saat membaca lembaran pertama entah mengapa Asye merasa mengantuk, iya menguap sejenak sebelum kembali melanjutkan bacaannya.
'buset, kayak buku mtk aja dah' batin Asye yang mulai bosan membaca.
Namun anehnya ia tidak bisa berhenti membaca, sampai di pertengahan cerita mata Asye justru berkilat penuh semangat. Walaupun jam sudah menunjukkan pukul 23.50 Asye masih saja membaca sembari berbaring.
Detik demi detik pun berlalu, menit berganti jam dan satu jam semakin cepat berlalu. Asye berhasil menyelesaikan bacaannya ketika jam sudah menunjukkan pukul 02.13.
Asye melempar kesembarang arah buku Novel itu dengan penuh emosi.
"apa-apaan ending kek tai begini!" Makinya tak tertahan. Untung saja ia langsung membungkam mulutnya setelah sadar sudah berbicara terlalu nyaring, jika tidak mungkin ia akan kelepasan memaki sampai sang ayah bangun.
'aih, emang dasar bangsat, asu, setan' batin Asye dengan segala sumpah serapahnya. Mulutnya sudah bergerak mengumpat walau tanpa suara.
Memutuskan untuk tidur pada akhirnya, Asye pun tertidur lelap dengan mudah.
***
Kring
Kring
KringAsye mengernyit dengan mata tertutup ketika telinganya menangkap suara berisik dari arah nakas, di bukanya kelopak matanya sedikit kemudian dengan kepala yang seperti ingin melayang Asye berusaha menggapai jam wekernya yang sudah berdering sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYELYA AND HER WORLD
Fantasía#TRANSMIGATION SERIES Ada satu buku novel yang berhasil menarik perhatian seorang Asyelya Anggita Aris, anak perempuan satu-satunya papah Arga Aris. Asye yang sedari dulu senang makan daripada membaca untuk pertama kalinya membaca buku selain buku...