"Lin, lo oke?"
Elin yang emosinya sedang tidak stabil segera membuang nafas lelah begitu melihat Asye berada dihadapannya dengan mimik wajah khawatir.
"I'm fine" balas Elin sembari memijit pelipisnya pelan.
"Syukur deh, nih gue ada bawa snack kalo lapar makan aja ya. Trus kalo ada orang yang bikin lo emosi lempar aja pake ni kayu. "
Elin menatap Asye penuh tanda tanya ,darimana anak ini dapat kayu sepotong gini coba?
"Tadi jalan kesini perasaan gue udah ga enak, tercium hawa-hawa neraka jahanam gitu. Makanya gue ambil kayu dari taman di lapangan. Buat jaga-jaga aja sih" jelas Asye begitu mengerti dengan cara pandang Elin padanya.
Lagi-lagi Elin menghela nafas panjang, kenapa sifat ajaib bin ghoib anak ini tidak hilang-hilang juga ya?!
Kring
Kring"Yah bel, gue masuk duluan ya. Ingat kata gue, kalo ada orang yang sifatnya kek setan masuk kesini lempar aja pake ni kayu. Gue udah doain juga tadi"
Elin hanya mengangguk pasrah sebagai jawaban, kepalanya tambah pusing sekarang.
Asye pun tersenyum kecil sebelum akhirnya berlalu pergi meninggalkan Elin yang kini memutuskan untuk kembali berbaring.
Matanya kembali terpejam dan tanpa sadar anak itu menuju ke alam mimpi.
***
"AAAAARGG...*hiks ...*hiks...PLISS JANGAN... BARA PLISS...*hiks...BARA!!"
SREATT
Elin kebingungan tatkala dalam ruangan kosong ini ia mendengar suara raungan dari seorang wanita yang memanggil nama Bara.
Elin celingak-celinguk ditempat namun tetap saja ia tidak bisa melihat apa-apa selain ruangan kosong dengan bangku ditengah-tengah yang sedang ia duduki sekarang.
SREATT
"BARAA, STOP!!"
Elin lagi-lagi mendengar suara itu namun tetap tidak menemukan apapun hingga akhirnya sebuah layar tiba-tiba berada tepat dihadapannya.
Didalam layar itu terputar sebuah adegan dewasa yang tidak layak di pertontonkan.Elin langsung menutup matanya begitu menyadari hal itu, namun ketika orang yang berada di dalam layar itu berucap tubuh Elin langsung bergetar hebat.
"Kenapa lin? Bukannya ini yang lo mau? Lo cintakan sama gue?"
"Aaargg, Bara...*hiks...ga gini caranya...*hiks...pliss"
"Tapi gue suka cara yang kayak gini, lin. So if you love me, then just feel it"
Elin yang berada di ruang kosong sekarang tengah menangis sesenggukan, kepalanya berdenging hebat. Semua yang ditontonnya serasa begitu nyata,
Kejadian di dalam layar tiba-tiba berganti. Disana Elin tengah berdiri menghadap mading sekolah yang berisi selebaran foto bugilnya bersama sebuah link asing yang bertuliskan diatasnya, 'tonton sebelum waktu habis'. Elin menangis tanpa sadar, sedetik kemudian ia langsung merobek semua yang ada di mading itu dengan brutal.
Lalu kejadian dilayar itu kembali berganti, sekarang Elin tengah berada di rumahnya sendiri. Ditengah-tengah keluarga besarnya yang menatapnya jijik.
"Seharusnya kamu ga usah lahir dari rahim anak saya, saya menyesal tidak meminta mereka menggugurkanmu. Dasar anak pembawa sial, seharusnya kamu yang mati bukan anak saya."
"Sudah tidak tau malu, sekarang kamu mau goda ayahmu juga? Memang anak iblis, ga pantas kamu menyandang nama keluarga Mallfoy."
Sehabis dicaci maki, polisi pun masuk kerumah mereka dan membawa Elin dengan paksa keluar dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYELYA AND HER WORLD
Fantasi#TRANSMIGATION SERIES Ada satu buku novel yang berhasil menarik perhatian seorang Asyelya Anggita Aris, anak perempuan satu-satunya papah Arga Aris. Asye yang sedari dulu senang makan daripada membaca untuk pertama kalinya membaca buku selain buku...