XXXIII. JAMINAN

790 85 1
                                    

"jahat banget lo brengsek" teriak Asye selepas memukul Bara telak.

tak hanya Bara dan Cyntia saja yang terkejut dengan apa yang baru saja terjadi melainkan beberapa orang yang lewat juga ikut terkejut dan penasaran.

"Elin salah apa sih sama lo Bar?" tanya Asye dengan suara lirih

"hidup dia udah berantakan dari awal dan lo malah ngehancurin dia, jahat banget lo anjing!" maki Asye emosi.

"ga pantes idup lo bangsat!" teriaknya sembari mengambil ancang-ancang untuk memukul, namun baru hendak menyentuh Bara ia seakan tertarik oleh sesuatu.

Asye membuka matanya cepat dan kaget begitu tau semuanya hanya mimpi. sekarang ia justru sedang berada di kamar inapnya dengan perban yang sudah memenuhi kaki dan tangannya.

Apakah efek berlari terlalu fokus membuat ia tidak menyadari ranting ranting pohon yang meruncing mengenai kakinya ya?

Teringat tentang berlari ia jadi teringat Elin, dari semalam Elin tidak ingin menemui siapapun. Ia memang dirawat inap dirumah sakit yang sama dengan Asye namun tetap saja Asye tidak bisa bertemu dengannya secara pribadi.

Efek malam itu sepertinya masih membekas pada Elin, penulis tai memang, kenapa harus membuat karakternya sebegitu menderita sih?
Asye tidak habis pikir.

Asik berbincang dengan pikirannya, pintu kamarnya tiba-tiba di ketok. Asye tersentak pelan kemudian mempersilahkan sang tamu untuk masuk dan ternyata yang masuk adalah seorang dokter dan perawat yang merawatnya sejak kemarin.

Memeriksa kondisi Asye secara menyeluruh dokter pun memberi tahu bahwa ia sudah bisa keluar malam ini dan setelahnya mereka pun keluar.

Baru mau kembali berbaring dari duduknya seseorang tiba-tiba masuk tanpa mengetuk, Asye hampir saja terkena serangan jantung.

"woy kampret, mininal kalo mau masuk ketok dulu napa? buset hampir mati muda gue" keluh Asye pada tamunya itu.

"ekhm ya maaf," balas sang tamu.

" ngapain sih lo kesini? udah sembuh lo? udah lepas infus aja gue liat"

"iya, ini mau balik"

"yodah trus ngapain masih disini?"

"ngasih tau lo,"

"oke terus?"

"Elin?"

"Elin udah baikan kok, cuma ya itu dia masih ga mau ketemu siapa siapa "

"kenapa?"

"gue belum ceritain ya kemaren?"

"iya, lo kepalang panik"

"gue juga ga tau kronologinya gimana, intinya Elin diculik kemaren"

"diculik?" ulangnya sembari mengernyit, meminta penjelasan lebih lanjut .

"iya"

"lo yakin?" tanya Bintang yang nampak tak yakin dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Elin bukan tipe anak yang gampang diculik" sambungnya lagi.

"gue tau itu, makanya entar gue bakal cari pelakunya."

walaupun sebenarnya Asye sudah tau siapa pelakunya tetap saja ia tidak punya bukti sekarang, ia akan disebut orang gila jika ia mengatakan dengan jujur dari mana ia tau pelakunya.

"ngomong-ngomong lo bakal langsung pulang?" tanya Asye tiba-tiba.

Bintang tersentak namun ia terdiam, tidak bisa menjawab pertanyaan itu.

ASYELYA AND HER WORLD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang