Hei, Halo teman-teman.
Ciee ketemu lagi kita wkwk, gimana baca cerita ini dari part awal? Suka ga? Atau ada beberapa bagian yang alurnya berantakan? Aku terbuka banget sama kritik dan saran kalian, jadi jangan sungkan² yaa. Apapun itu pasti aku baca baik-baik dan aku resapi ulang soo aku mau kalian enjoy dan nyaman disini.Stay teruss yaa, lope lopee deh buat kalian💛💛
Selamat membacaaa🤗
Bumi kembali berputar, kini wilayah yang terkena sinar matahari berganti menjadi membelakanginya. Gelap gulita menutupi wilayah itu jika saja tak ada penerangan dari pembangkit daya bertenaga listrik.
Beberapa orang melepas penat pada tenggat waktu itu, sepulang bekerja atau sehabis membersihkan diri setelah pulang sekolah. Beberapa diantaranya menghabiskan waktu untuk sekedar menonton tayangan televisi atau memasak untuk makan malam.
Di sebuah ruangan yang tidak sebesar istana seorang gadis tengah duduk tepat didepan televisi, diatas sofa. Memangku kakinya dan memakan beberapa buah melon. Sementara layar pipih dihadapannya menampilkan beberapa acara gosip yang tidak ada faedahnya.
"Bagi buahnya dek" pinta ayahnya sembari duduk disamping Asye.
Asye bergeser sedikit kemudian menaruh piring berisi buah di tengah-tengah mereka lalu kembali menonton.
"Haduh tontonanmu ga ada yang ngehibur dikit gitu dek?"
Asye mengendik, "tau deh pah, aku lagi ga mau nonton berita"
"Cih padahal bagus buat ngelatih otak kamu" selak ayahnya.
Asye tidak membalas ia memilih fokus pada tontonannya, daripada membuat keributan tak berarti.
"Sye, papah mau ngomong sesuatu,"
Asye menoleh sejenak kemudian mendapati mimik ayahnya yang serius, ia mematikan televisi dengan segera, duduk dengan benar lalu mendengarkan.
"Iya? Papah mau ngomong apa?"
"Jadi begini, beberapa hari ini papahkan sibuk ya karna ada proyek yang papah kerjain"
Asye mengangguk,
"Nah kabar baiknya proyek yang papah kerjain selesai dengan baik, jadi tim papah dikasih bonus sama bos"
"Hm, terus?"
"Karena itu papah lagi nyoba-nyoba pesan restoran buat kita makan, jarang-jarang kan ya kita makan diluar "
Asye tersenyum curiga, "iya sih jarang, tapi tumben banget loh pah" balasnya.
Sang Ayah balas tersenyum, namun senyum canggung yang tertampik disana.
"Jadi kamu mau?"
"Aku sih mau-mau aja pah, lagian makanan gratis siapa yang nolak si pah"
"Tapi papah ada ngajak teman papah, kamu ga papa"
Perlahan senyum Asye luntur, gadis itu mengerjap beberapa kali tanda ia sedang gundah dengan pemikirannya. Ia pun menarik nafas sebentar sebelum melontarkan sebuah pertanyaan.
"Teman papah ini, cewek?"
Sang ayah nampak tak enak sekaligus khawatir, "Iya dek, tapi kalo kamu ga mau juga ga papa sayang, makannya bisa kita berdua aja"balasnya hati-hati.
Asye terdiam, tatapannya menjadi jatuh kebawah ke atas karpet bulu yang berada diruang tamu itu.
"Atau kamu mau makan disini aja? Biar papah cancel aja yang disana, makanannya bawa kesini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYELYA AND HER WORLD
Fantasy#TRANSMIGATION SERIES Ada satu buku novel yang berhasil menarik perhatian seorang Asyelya Anggita Aris, anak perempuan satu-satunya papah Arga Aris. Asye yang sedari dulu senang makan daripada membaca untuk pertama kalinya membaca buku selain buku...