Suara gemericik perlahan tertangkap oleh gendang telinga pemuda tampan yang nampak sulit membuka matanya, keningnya berkerut pertanda kelopak mata itu mulai terbuka perlahan.
Cahaya yang masuk mulai disesuaikan oleh sang retina sampai akhirnya ia benar-benar bisa melihat dengan jelas.
Bintang menghela nafas pendek saat sadar dirinya berada dirumah sakit. Tepatnya di sebuah ruangan VVIP dengan pria dewasa yang berdiri disamping pintu menatapnya dalam diam.
"Disini?"
Evan menaikkan satu alisnya begitu mendengar pertanyaan ambigu anak muda didepannya.
"Kenapa anda bisa disini?"
"Karna kamu pingsan didepan rumah sakit. Apalagi"
Bintang mendongak menatap pria dewasa didepannya dengan tatapan serius.
"Ini bukan rumah sakit keluarga Algebaran."
Evan mengangguk,
"Kenapa?"
"Gak perlu tau, cepat urus masalahmu. Saya tidak mau jadi babysister " ucap Evan sebelum akhirnya pergi dari ruangan itu.
Bintang menghela nafas kasar untuk kesekian kalinya, sungguh rasanya capek sekali.
Ia memejamkan matanya sejenak lalu memandang lurus plafon ruangan itu. Memutuskan untuk bangun, rasa pusing tiba-tiba menyerangnya.
Ia kembali berbaring sembari memegang kepalanya yang sudah terbalut perban.
Aish, merepotkan. Pikirnya.
CKLEK
Begitu mendengar suara pintu terbuka Bintang langsung menoleh, ia terkejut ditempat begitu melihat siapa yang berdiri disana.
"Eh lah, bukan kamar gue" monolog perempuan itu yang sepertinya sadar sudah salah masuk kamar.
"Lo?" Bintang akhirnya mengeluarkan suara namun entah mengapa ia tidak terpikirkan kalimat apapun selain ini.
Perempuan itu menoleh dan mendapati Bintang disana.
"Lah, lo Bintang?"
"Kok bisa disini?"sambungnya lagi sembari menaruh semua snack yang ia bawa di kantong plastik sedari tadi.
"Lo sendiri?"
"Ck, orang nanya tuh jawab dulu sebelum nanya balik" decaknya.
"Huh, gue jatuh"
Perempuan itu nampak berfikir sembari mengscan Bintang dari atas sampai bawah.
"Parah juga jatuh lo. Gue disini karna kecelakaan tapi ga parah-parah amat kok"
"Oh"
"Yaudah gue balik dulu ya"
"Bentar Sye"
Asye yang tadinya hendak keluar langsung berbalik begitu namanya dipanggil.
"Iya?" Tanyanya.
"Bisa bantu gue ga?" Tanya Bintang setengah ragu.
Asye mengernyit bingung,"bisa-bisa aja sih kalo ga susah. Emang mau dibantu apa?"
Bintang nampak terdiam sebentar sebelum menunduk sembari melanjutkan ucapannya.
Free
"Ke wc, kepala gue pusing"Asye mengangguk mengerti, berjalan mendekat Asye mengulurkan lengannya bersiap membopong laki-laki itu.
Bintang menerima uluran tangan dengan telinganya yang mulai memerah, ia malu, tapi panggilan alamnya lebih penting saat ini.
"Mau gue tungguin didalam juga?" Asye bertanya polos, pikirnya mungkin Bintang membutuhkan bantuannya didalam nanti. Seperti mengambil gayung misalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYELYA AND HER WORLD
خيال (فانتازيا)#TRANSMIGATION SERIES Ada satu buku novel yang berhasil menarik perhatian seorang Asyelya Anggita Aris, anak perempuan satu-satunya papah Arga Aris. Asye yang sedari dulu senang makan daripada membaca untuk pertama kalinya membaca buku selain buku...