Chapter 18

5 2 0
                                    

Happy reading :)

Awas ada typo!!!

-
-
-

"Van, kenapa masih disini?"

Rezvan terkesiap saat Alvin menepuk bahunya. Buru-buru Rezvan mengalihkan pandangannya dari sesuatu yang sedari tadi ia lihat.

"Ck, tahu gitu lo ambil sendiri barang-barangnya. Nih," kata Alvin seraya meletakkan tas milik Rezvan di tanah.

"Tadi buru-buru ambil P3K, katanya biar Alessa nggak kelamaan nunggu. Eh, tahunya masih berdiri disini," sambung Alvin

"Sorry."

Hanya itu yang bisa Rezvan ucapkan pada Alvin. Dia terlalu shock untuk berkata lebih panjang.

"Lo kenapa?" tanya Alvin yang menyadari sikap aneh Rezvan.

"Nggak, kok," jawab Rezvan sebelum mengambil tasnya. Kemudian pemuda itu berjalan menuju ke tendanya tanpa mempedulikan Alvin.

"Kenapa sih, tuh orang? Aneh banget," ucap Alvin sebelum berjalan mengikuti Rezvan.

Dan beberapa saat kemudian, ia baru menyadari apa yang membuat Rezvan bersikap seperti tadi. Buru-buru ia menyamakan langkahnya dengan Rezvan yang sudah hampir mencapai camp site mereka.

"Lo suka sama Alessa?" tanya Alvin begitu dirinya dan Rezvan masuk ke dalam tenda.

"Enggak," ucap Rezvan seraya meletakkan tasnya kemudian duduk. Alvin ikut mendudukkan dirinya di depan Rezvan.

"Jangan bohong. Sikap dan tatapan lo ke Alessa itu beda," kata Alvin.

"Kentara banget, ya?" tanya Rezvan.

"Ya iyalah. Jelas banget tahu," sahut Alvin.

"Tapi kok dia biasa aja ke gue?"

"Kalau itu, hanya ada 2 kemungkinan. Kemungkinan pertama, Alessa tahu tapi pura-pura nggak tahu. Kedua, dia emang nggak tahu. Kalau menurut gue sih, dia nggak tahu. Orangnya nggak peka begitu," ujar Alvin.

"Gitu, ya?" ucap Rezvan dengan sembari tersenyum kecut.

"Eh, jangan nyerah dulu. Bisa jadi dia sebenernya tahu karena di kasih tahu sama Allen. Allen 'kan, orangnya peka banget. Dan Alessa pura-pura nggak tahu gitu karena dia nunggu lo buat confess ke dia. Makanya yang gercep, dong. Keburu keduluan Juna," ujar Alvin.

"Juna?"

"Iya, Juna. Lo nggak lihat Alessa deket banget sama Juna? Bahkan dia juga akrab sama adiknya," kata Alvin.

Rezvan mendecih pelan. "Dia juga akrab sama kakak gue, bahkan sama nyokap gue juga akrab," sahut Rezvan dengan ekspresi wajah jengkel.

"Terserah. Pokoknya lo harus bertindak cepat. Lo mau Alessa jadian sama Juna?"

"Ya nggaklah. 'Kan gue yang lebih deket sama dia, gue juga selalu ada buat dia."

"Yang dekat bisa kalah sama yang gercep. Apalagi tampang lo sama Juna, masih oke-an Juna. Tampangnya Juna 'kan kelihatan dingin, berwibawa, misterius, tapi bikin adem. Cewek tuh paling demen sama cowok modelan begitu. Sedangkan lo, kelihatan kayak bad boy, cowok urakan, dan ngeselin" ujar Alvin yang langsung mendapat tatapan membunuh dari Rezvan.

"Eh, iya bercanda. Lo cakep kok. Nyatanya fans lo dimana-mana," ucap Alvin yang nyalinya langsung menciut setelah mendapat tatapan membunuh dari Rezvan.

"Tapi nih ya, Van. Kalau lo gagal dapetin Alessa, lo bisa coba deketin Bella. Dari sikapnya, kelihatan kalau dia tertarik sama lo," kata Alvin setelah beberapa saat terdiam.

DownpourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang