Happy reading😊
Hati-hati! Banyak typo!
-
-
-"Eh, nanti kirim jawaban buat tugas Sejarah Dunia, ya?" pinta Maya.
Saat ini, Alessa, Allen, Maya, dan Dhifa tengah berjalan bersama keluar dari kelas untuk pulang.
"Dih, orang kok sukanya nyontek," kata Alessa.
Maya mendelik ke arah Alessa. "Lo juga sering nyontek, Bambang. Ngaca, dong. Punya kaca nggak di rumah?" sungut Maya.
"Iya, nanti gue kirim. Tapi bukan jawabannya, ya," kata Allen.
"Lah? Terus lo mau kirim apa?" tanya Maya.
"Gue bakal kasih tahu kalian jawabannya ada dimana. Nanti kalian cari sendiri," jawab Allen.
"Ck, lo kok gitu," protes Maya.
"Usaha, dong. Udah SMA kok masih nyontek," ucap Dhifa yang langsung ditempeleng oleh Maya.
"Lo juga. Sok-sok'an banget. Kalau Allen kirim jawaban juga lo tulis," ujar Maya.
"Ya iyalah. Rezeki mana boleh ditolak," sahut Dhifa.
"Kalian berdua kalau sehari aja nggak berantem bisa nggak, sih? Tiap hari kok berantem," tanya Allen yang sudah mulai kesal.
"Ih, kita pernah kok nggak berantem. Dua hari malah," kata Dhifa.
"Kapan?"
"Sabtu sama Minggu. 'Kan libur. Kita nggak ketemu, jadi nggak berantem," jelas Maya.
"Yeu... Bisa ae lo, tiang listrik," ucap Alessa. Allen hanya bisa menggelengkan kepalanya. Punya 3 teman sejenis mereka itu harus extra sabar.
"Eh, Dhif. Gue nebeng lo sampai toko buku deket komplek perumahan lo, ya?" pinta Allen.
"Oke," jawab Dhifa.
Keempat remaja itu kemudian berjalan menuju parkiran yang sudah ramai dengan siswa-siswa yang hendak mengeluarkan kendaraannya.
-
Sesuai dengan permintaan Allen tadi, Dhifa menurunkan Allen di toko buku yang ada di dekat komplek perumahan Dhifa.
"Makasih, ya Dhif," ucap Allen sebelum keluar dari mobil Dhifa.
Dhifa tersenyum, "Sama-sama."
Setelah Allen keluar dari mobil Dhifa, Dhifa menjalankan mobilnya menjauh dari toko buku itu. Allen berjalan memasuki toko yang cukup ramai itu.
Allen menyusuri deretan rak buku sambil terus mencari buku yang ingin ia beli. Hingga sebuah suara yang familiar terdengar dari depannya. Allen sedikit menunduk untuk mengintip dari celah rak. Tapi Allen masih tidak bisa melihat siapa dia. Untuk memastikan orang di depan sana itu adalah temannya, Allen berjalan mengitari rak. Dan benar saja, itu adalah temannya.
"Rezvan,"
Pemuda yang dipanggil namanya itu pun menoleh ke arah Allen. Rezvan tersenyum saat melihat Allen yang juga tengah tersenyum ke arahnya.
"Eh, Len. Lo disini juga?"
"Iya. Mau cari buku latihan soal," Allen berjalan mendekat ke arah Rezvan.
"Sama, dong. Tapi gue bingung mau beli yang mana. Banyak banget soalnya," kata Rezvan.
Allen mengangguk-angguk paham. Kemudian ia mengambil salah satu buku yang cukup tebal dari rak.
"Gue biasanya beli yang ini buat belajar Sejarah sama Geografi. Bukan cuma soal aja, ada pembahasannya juga. Jadi, gue bisa tambah paham," jelas Allen seraya menunjukkan buku yang ia ambil tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Downpour
Teen Fiction[ON GOING] ~Laksana Jentayu Menantikan Hujan~ Sebuah kisah perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan. Menyerah bukanlah kata yang tepat. Bahkan hujan selalu kembali walau telah jatuh berkali-kali, seolah tidak peduli berapa banyak sakit yang d...