Hi, I'm back :)
Happy reading, y'all...
Awas banyak typo!
-
-
-Sudah seminggu semenjak kejadian di perkemahan. Kini Alessa tengah menikmati masa liburannya yang hanya tinggal beberapa hari lagi. Setelah kejadian itupun Alessa belum keluar rumah sama sekali. Hanya teman-temannya yang beberapa kali main ke rumahnya. Bukan apa-apa. Setelah kejadian waktu itu, kepala Alessa sering pusing hingga sakit. Itulah mengapa dia lebih memilih menghabiskan waktu liburannya di rumah ditemani dengan kucing kesayangannya, Bubu. Malam ini pun Alessa menghabiskan waktu bermain bersama Bubu hingga keduanya ketiduran di atas karpet kamar Alessa.
Saat jam menunjukkan pukul 1 dini hari, Alessa terbangun. Ia meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku karena tidur di atas karpet. Tangannya pun terasa kaku karena menjadi bantalan tidurnya. Alessa beranjak dari kamarnya menuju ke dapur untuk minum karena air di kamarnya sudah habis. Saat Alessa membuka pintu, Bubu terbangun kemudian mengikuti Alessa ke dapur.
"Kamu baik banget sih Bu, mau temenin aku ke dapur," kata Alessa sembari mengangkat kucingnya. Ia pun melanjutkan perjalanannya ke dapur dengan Bubu di gendongannya.
Alessa meletakkan Bubu di samping tempat minumnya karena Alessa pikir Bubu juga haus sebelum ia mengambil air untuk dirinya sendiri. Tiba-tiba Alessa juga merasa lapar. Maka dari itu, ia menuju ke meja makan. Alessa menemukan sebungkus roti tawar dan juga sekaleng selai coklat. Tanpa pikir panjang, Alessa langsung memakan roti tersebut yang sebelumnya ia beri selai.
Beberapa menit kemudian, terdengar suara kucing yang sedang bertengkar di depan rumah Alessa. Hal itu memancing perhatian Bubu yang sedang asik makan. Dengan gerakan cepat, Bubu berlari menuju pintu depan. Alessa yang melihat itu langsung mengejar Bubu.
"Bubu, mau kemana?"
Terlambat. Bubu sudah meloncat keluar melalui jendela dekat pintu yang ternyata tak terkunci dengan baik saat Alessa tiba di depan pintu. Alessa panik. Ia pun segera membuka pintu dan mengejar kucingnya.
Sudah lebih dari 15 menit Alessa mencari kucing kesayangannya itu di sekitar rumah. Namun, ia tak kunjung menemukan Bubu.
"Aduh, Bubu kemana lagi?"
Alessa terus mengedarkan pandangannya ke sekeliling berharap ia bisa menemukan Bubu. Hingga tak lama, ia melihat seekor kucing yang bulunya seperti Bubu, hitam putih, berlari menuju ke jalan raya.
"Bubu!" teriak Alessa yang mengira itu adalah Bubu. Akan sangat bahaya jika Bubu berkeliaran di jalan raya. Maka dari itu, Alessa segera berlari mengikuti kucing tersebut.
Namun sudah jauh Alessa berlari, ia tetap tidak menemukan Bubu. Dia malah kehilangan jejak kucing yang tadi ia ikuti. Alessa ingin menangis. Dirinya sudah seperti anak hilang.
"Bubu, kamu dimana?" Suara Alessa sudah bergetar antara ingin menangis dan kedinginan.
Tak lama, Alessa mendengar suara riuh dari perempatan jalan yang berjarak 100 meter di depannya. Penasaran, Alessa pun menghampiri suara itu. Alessa terkejut saat melihat banyak sekali remaja sedang berkumpul di pinggir jalan. Alessa juga bisa melihat ada seorang gadis yang mengenakan pakaian seksi sedang berdiri ditengah jalan sembari mengangkat sebuah kain merah. Alessa baru menyadari jika ini adalah balapan liar saat melihat ada 2 motor yang melaju dengan kecepatan tinggi menuju ke kerumunan itu.
Dan saat itulah ia melihat Bubu berhenti di tengah jalan tempat balapan liar itu berlangsung. Alessa panik saat salah satu motor itu melaju tepat ke arah Bubu. Dengan tenaga yang masih tersisa, Alessa berlari untuk menyelamatkan Bubu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Downpour
Novela Juvenil[ON GOING] ~Laksana Jentayu Menantikan Hujan~ Sebuah kisah perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan. Menyerah bukanlah kata yang tepat. Bahkan hujan selalu kembali walau telah jatuh berkali-kali, seolah tidak peduli berapa banyak sakit yang d...