Chapter 3

13 9 6
                                    

Bismillah, Jum'at berkah🤲🏻

Happy reading😊

Hati-hati banyak typo!

-
-
-

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Kelas sudah hampir kosong. Hanya menyisakan beberapa orang siswa yang hendak mengikuti ekstrakulikuler.

Namun, Juna belum beranjak dari tempatnya. Buku-bukunya pun masih berserakan diatas meja. Juna memandangi kursi kosong di depannya. Tempat duduk Alessa. Juna kembali mengingat saat ia bertemu pandang oleh Alessa tadi pagi.

Juna baru ingat bahwa mata Alessa mirip dengan mata seseorang yang berharga baginya.

"Ngapain lo masih disini?"

Pertanyaan dari Farrel langsung membuyarkan lamunannya.

"Males pulang gue," jawab Juna.

"Gue perhatiin dari tadi pagi lo ngeliatin Alessa terus. Ada apa? Lo suka sama dia?" tanya Farrel.

Tentu saja Juna terkejut mendapat pertanyaan seperti itu.

"Nggak, kok," jawab Juna. Farrel mengangguk dan tak berniat untuk bertanya lagi.

"Oh, ya. Disini ada aturan setiap siswa harus ikut minimal satu ekstrakulikuler. Termasuk lo. Jadi, lo mau ikut ekskul apa?" tanya Farrel.

"Kelas XII masih wajib?" tanya Juna.

Farrel mengangguk. "Kalau ekstrakulikuler masih wajib. Kalau organisasi udah enggak," jawab Farrel.

"Ya udah, samain aja kayak lo," jawab Juna.

"Kenapa harus sama kayak gue?" tanya Farrel.

"Gue nggak ada temen selain lo. Lo tahu sendiri gue darimana," jawab Juna.

Farrel mengangguk-angguk. "Gue ikut basket. Besok ada latihan."

Juna mengangguk tanda ia mengerti. Kemudian ia membereskan semua buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Gue duluan," pamit Juna.

Juna berjalan keluar kelas menuju tempat parkir untuk mengambil motornya. Belum sampai ke tempat parkir, Juna melihat ada seorang gadis yang berjalan beberapa meter di depannya sedang sibuk bermain ponsel.

Awalnya Juna tidak peduli dengan gadis itu. Namun, saat ia melihat ada sebuah pot gantung yang jatuh karena talinya putus, ia langsung berlari dan mendorong tubuh gadis itu agar tidak tertimpa pot gantung tersebut.

"Akh!"

Prang!

Juna merasakan tubuh gadis itu menegang karena saat ini Juna tepat berada di belakang gadis itu dengan kedua tangannya memegang bahu sang gadis.

Juna membalikkan tubuh gadis itu secara perlahan. "Lo nggak apa-apa?" tanya Juna. Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia terlihat sangat shock.

"Ah, iya nggak apa-apa. Makasih udah tolongin gue," kata gadis itu.

"Hm... Lain kali kalau jalan jangan sambil main HP," ujar Juna. Gadis itu mengangguk.

"Oh, ya kita sekelas, lho. Nama gue Rachel," kata gadis bernama Rachel itu seraya mengulurkan tangannya.

"Juna," jawab Juna tanpa menerima uluran tangan dari Rachel. Rachel tersenyum kaku lalu menarik kembali tangannya.

"Gue duluan," ucap Juna lalu pergi meninggalkan Rachel.

***

Juna tak langsung pulang ke rumah melainkan pergi dulu ke tempat tongkrongannya bersama teman-temannya yang dari SMA Nusantara.

DownpourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang