Happy reading!
Awas banyak typo!
-
-
-"Ma! Mama!"
Alessa memasuki dapur. Ia tak melihat Mamanya ada disana. Tadi ia juga mencari di kamar sang Mama tapi juga tidak ada.
"Bi, Mama mana?" tanya Alessa.
"Nyonya, 'kan, belum pulang, Non," jawab Bi Risa. Alessa menepuk dahinya pelan. Ia lupa.
"Mbak Rumi, tolong panasin mobil Eca, dong," pinta Alessa. Mbak Rumi mengangguk patuh lalu segera keluar dari dapur.
Alessa memang mengajari perempuan 27 tahun itu untuk memanaskan mobil. Agar Alessa bisa langsung berangkat setelah sarapan. Hanya sekedar memanaskan mobil saja, tidak sampai mengendarainya. Alessa tidak memiliki sopir pribadi. Padahal Mamanya sudah menawarinya seorang sopir. Tapi Alessa tidak mau karena ia ingin mengendarai mobilnya sendiri.
"Non Alessa," panggil Mbak Rumi.
Alessa yang sedang asik mengunyah nasi gorengnya, menoleh ke arah Mbak Rumi.
"Ban mobil Non Alessa kempes. Kayaknya bocor, deh" kata Mbak Rumi.
"Lah? Kok bisa? Duh, padahal 15 menit lagi masuk. Jam segini ada bengkel buka nggak, ya?"
"Setahu saya nggak ada, Non."
Alessa semakin panik. Ia buru-buru menyeruput susu coklatnya. Setelah itu menenteng tasnya.
"Aku berangkat dulu. Assalamualaikum."
Alessa berlari keluar rumah. Ia berniat naik bus atau mencari taksi. Ia lupa kalau sudah ada teknologi pemesanan taksi online saking paniknya.
Jarak sekolah dengan rumahnya sekitar 2 km dan memakan waktu 10 menit menggunakan kendaraan. Tapi mungkin Alessa akan sampai di sekolah 15 atau 20 menit lagi karena dia harus mencari kendaraan umum dulu.
Alessa berlari agar ia bisa cepat sampai ke jalan raya. Baru berlari satu menit saja, napas Alessa sudah tidak beraturan. Efek jarang olahraga, jadi baru berlari sebentar saja sudah kelelahan.
"Aduh, capek banget," keluh Alessa. Ia berhenti untuk mengatur napasnya. Kakinya sakit. Terlebih lututnya yang memang belum sembuh.
"Woi, ngapain disitu?"
Alessa menoleh ke samping. Ia melihat Rezvan dengan motor sport merah berhenti disampingnya.
"Ngamen! Nggak lihat apa gue lagi ngapain?"
"Oh, gue kira lo mau cosplay jadi lampu jalanan," celetuk Rezvan. Alessa menatap kesal Rezvan yang saat ini malah tertawa.
"Lo mau jalan kaki ke sekolah?" tanya Rezvan setelah berhenti tertawa.
"Nggak, gue mau naik taksi," jawab Alessa.
"Yakin masih sempet sampai sekolah sebelum bel?" tanya Rezvan lagi. Alessa diam. Dia tak yakin jika dirinya tidak akan terlambat hari ini.
"Naik," perintah Rezvan. Alessa memandang Rezvan yang masih ada diatas motor sport merahnya.
"Nggak mau."
"Beneran?"
Alessa mengangguk ragu. "Iya."
"Ya udah. Gue duluan. Kalau telat, jangan nyalahin gue," kata Rezvan.
Rezvan hendak menjalankan kembali motornya. Namun, Alessa menghentikannya.
"Tunggu!"
Rezvan menoleh ke arah Alessa yang wajahnya cemberut. Dia tersenyum dibalik helm fullface-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Downpour
Novela Juvenil[ON GOING] ~Laksana Jentayu Menantikan Hujan~ Sebuah kisah perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan. Menyerah bukanlah kata yang tepat. Bahkan hujan selalu kembali walau telah jatuh berkali-kali, seolah tidak peduli berapa banyak sakit yang d...