Chapter 22

2 1 0
                                    

Happy Reading :)

Awas! Typo bertebaran!

-
-
-

Seperti yang sudah direncanakan, malam ini Juna akan bertemu dengan keluarga teman Papanya. Dan Juna dipaksa untuk memakai setelan jas berwarna hitam untuk pertemuan ini. Padahal Juna tidak suka memakai pakaian formal apalagi ini hanya untuk makan malam.

Keluarganya sudah sampai di sebuah restoran mewah ditengah kota. Mereka pun segera menuju ke meja yang sudah dipesan. Ternyata disana sudah ada temannya Arya.

Arya langsung memeluk temannya yang Juna ketahui bernama Hendra. Begitupula dengan Rina, Ibu tiri Juna yang memeluk istri dari Hendra.

Juna bisa melihat seorang gadis cantik berwajah bulat tengah tersenyum ke arahnya. Bukannya membalas senyuman gadis tersebut, Juna malah memalingkan wajahnya.

"Juna, kamu pasti kenal, 'kan, sama Om Hendra dan Tante Gita? Nah, ini anak mereka namanya Ruby. Ayo kenalan dulu," kata Arya.

"Hai, aku Ruby," ucap gadis itu seraya mengulurkan tangannya. Senyumannya belum luntur sedari tadi.

Juna mendengus pelan sebelum menerima uluran tangan Ruby.

"Juna," ucap Juna. Ia langsung melepas tangannya dari tangan Ruby.

"Hai, kak Ruby. Aku Arsya, adiknya kak Juna," ucap Arsya yang menarik perhatian orang-orang dimeja itu.

"Hai, Arsya. Kamu lucu banget," kata Ruby sembari melambaikan tangannya.

"Makasih," ucap Arsya.

"Udah, yuk. Duduk dulu. Makanannya sebentar lagi datang," kata Hendra mempersilahkan duduk.

Ruby terus menatap Juna sembari terus tersenyum yang membuat Juna menjadi risih. Ingin rasanya ia pergi dari sana sekarang juga.

Tak lama, hidangan yang dipesan sudah datang. Mereka semua pun segera melahapnya sebelum membicarakan tujuan awal mereka berkumpul seperti ini.

"Arya, bisa kita bicarakan rencana kita?" tanya Hendra setelah semuanya selesai makan. Arya mengangguk sebagai jawaban.

"Juna, pasti kamu sudah dikasih tahu Papamu, 'kan, kenapa kita berkumpul disini?" Juna mengangguk guna menjawab pertanyaan Hendra. "Sebelum itu, Om mau tanya pendapat kamu tentang anak Om, Ruby."

"Dia kelihatan baik," jawab Juna singkat.

"Kamu tahu Juna, awalnya Ruby nggak mau ketemu sama kamu. Dia nolak habis-habisan, nggak mau diajak kesini. Tapi sekarang dia kelihatan seneng banget lihat kamu. Dari tadi senyum-senyum terus. Kamu suka, 'kan, By sama Juna?" tanya Gita pada putrinya. Ruby tersenyum malu kemudian menunduk hal itu membuat empat orang dewasa di sana tergelak.

Juna mendecih dalam hati. Dia benar-benar tidak suka dengan gadis sok malu-malu seperti Ruby. Dia lebih suka gadis yang blak-blakan seperti Alessa.

Loh? Kok jadi Alessa?

"Kelihatannya Ruby suka dan nggak akan menolak. Jadi kamu gimana, Juna?" tanya Hendra.

"Maaf, Om. Saya udah punya pacar," jawab Juna yang membuat senyuman Ruby luntur.

"Saya udah bilang ke Papa kalau saya menolak perjodohan ini. Tapi Papa memaksa untuk ketemu sama Ruby berharap saya berubah pikiran. Tapi saya tetap pada pilihan pertama saya untuk menolak perjodohan ini. Saya minta maaf, Om," ujar Juna lugas. Bisa ia lihat raut sedih di wajah Ruby.

"Cewek yang lo ajak ke rumah itu beneran pacar lo?" tanya Vivi. Sampai sekarang dia belum percaya kalau kakak tirinya itu punya pacar.

"Menurut lo?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DownpourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang