Chapter 52

118 13 5
                                    

Aku dan abangku duduk bertentangan di ruang tamu. Kami baru je balik daripada melawat kelima- lima rumah kawanku.

Air yang dihidang pembantu rumah langsung tidak di usik.

"So who's the other brother-- "

"Do you remember Lucas? " abangku memotongku dengan pantas.

"Yes but it's not about him. We talk about-- "

"It's him, "

Aku terdiam. Apa? Kejap kejap.

Aku memandang abangku dengan riak yang hairan.

Abang tersenyum tawar, "Lucas is the other son in Alessio family, "

"Lucas... Lucas... "

"Yes, Lucas. Your chilhood friend. Known as Lutfi, " abang membalas dengan tenang sekali.

Ya, Lutfi yang berdendam dengan Zedi tu. Haa dialah anak kedua lelaki dalam keluarga Alessio.

"Abang ada jumpa dia ke selama ni? " aku menyoal sambil menunduk.

Abang mengangguk, "Boleh dikira sebulan sekali, "

"Tapi dia cakap yang dia ada buat perjanjian takkan jumpa lagi dengan keluarga kita, " aku bersuara perlahan.

Abang ketawa kecil, "Itu cuma perjanjian antara dia dengan grandpa. Bukan dengan abang, "

"Abang jumpa dengan dia tanpa pengetahuan adik? " aku terus memandang abangku.

Abang menjongketkan keningnya, "I thought you dont even wanna meet him, "

Aku terus mendiamkan diri.

Ya, aku kalau boleh tak nak jumpa sesiapa yang melibatkan masa silam aku. Aku agak trauma dengan semua tu.

"Yeah, you're right, " aku membalas lalu menghirup air yang disediakan.

"Setahu abang, Lucas punya sekolah tu... apa eh? Royal? Ruby-- "

"Diamond High, " aku menjawab tenang.

Apa ke jadah royal ruby bagai ni. Teruk betul imaginasi abang aku sorang ni.

"Haa Diamond High! Eh wait... So that's mean both of you attend at the same school, " abang memandangku tidak percaya.

"Unfortunately, yes, " aku meletakkan minuman itu di atas meja.

Abang ketawa.

"So that's mean... He's my twin, right? " aku merenung air di dalam cawan yang dipegang.

Abang berhenti ketawa.

"Abang? " aku memandang abangku bila dia hanya mendiamkan diri.

Abang berdehem, "He's not, "

"What? What do you mean not? Both of us literally at the same age-- "

"Abang rasa adik kena tahu sesuatu yang lagi penting daripada hal tadi, " abang terus memintasku dengan pantas.

"Lagi penting? "

"Actually... "

Aku terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh abangku.

Aku menggenggam tanganku, cuba untuk mengumpul kekuatan. Bertenang, bertenang. Jangan mengamuk tak tentu pasal.

Aku terus bangun.

"Adik nak pergi mana? " abang menyoal.

"Jumpa grandpa. Tanya pasal hal ni, " aku terus berjalan tanpa menunggu respon dari abangku.

ZIQHAS: The Ending [Edit]Where stories live. Discover now