Chapter 25

749 50 8
                                    


Ibunya Tyo sudah tau kalau nanti ada tamu datang lagi dan itu kakaknya Rulan karena di ceritain sama Tyo sebelum datang . Di rumah Tyo sebenarnya tidak begitu rame hanya ada adik dan kakaknya kadangkala jarang balik ngumpul sama temannya   kakaknya Tyo . Selama ada tamu mereka tidak terlalu ngobrol banyak sama orang yang baru kenal seperti Rulan . Lebih sering sibuk mainan hp sendiri di kamar ataupun di ruangan tengah intinya cuek saudara Tyo .

Mas Erdy memberi kabar kalau dirinya sudah hampir sampai dan menyuruh Tyo untuk menjemputnya dekat Pantura karena sudah di kasih lokasinya  . Saat menunggu hampir 15 menit ada bus berhenti tepat di depan Tyo ternyata benar datang tapi dia gak sendirian mengajak Akbar temannya , terus diajak langsung sama Tyo ke arah rumahnya yang tidak jauh dari jalan raya . Dari kejauhan ada Rulan yang melihatnya seperti sangat marah karena kehadiran kakaknya bersama temannya itu .

"Masuk kalian , ini ibuku dan itu saudaraku " kata Tyo memperkenalkan keluarganya .

"Assalamualaikum ibu " kata mas Erdy sambil menjabat tangan ibunya Tyo di ikutin Akbar di belakangnya

"Walaikumsalam masuk nak , gak usah malu anggap saja rumah sendiri hehehe " kata ibunya Tyo menyuruhnya untuk duduk .

Lihat sana sini ternyata dari tadi Rulan tidak ada , akhirnya Tyo mencoba mencarinya agar menemui kakaknya sama temannya di ruang tamu . Tyo langsung ke kamar dimana tidur bareng sama Rulan ,  dia lagi duduk terdiam sambil lihatin hp di kamar seakan tidak peduli kehadiran Tyo di depannya .

"Maafin aku Lan , gak memberitahu kamu kalau kakakmu mau kesini beneran , jujur aku pengen kalian akur lagi tidak ada musuhan ,tolong Lan  " kata Tyo sambil memegang pundak Rulan yang dari tadi nunduk saja .

"Tapi kamu gak tahu gimana rasanya di omongin kejelekan sampai orang lain tahu , sampai saat ini aku kecewa sama mas Erdy " kata Rulan omong sambil tertunduk dengan menahan emosinya .

"Aku paham maksud kamu Lan , tapi inget itu kakakmu sendiri wajar kalau   dia omong gitu pasti dia juga terbawa emosi . Intinya gini kamu sudah tahu sifat kakakmu mending gak usah  di pikirkan lagi " kata Tyo sambil mencoba memegang dagu Rulan agar mukanya menghadap dirinya .

Saat beberapa lama di kamar di kasih pengertian sama Tyo akhirnya Rulan mau keluar untuk menemuinya walaupun hatinya belum seratus persen memaafkan . Waktu melihat Kakak dan temannya lagi ngobrol sama ibu Tyo langsung Rulan ikut duduk di sampingnya . Dan Tyo duduk di dekat keluarganya sambil lihat mereka .

" Kamu ngapain pergi malam malam ke Pekalongan tanpa ijin orangtua , ibu khawatir mikirin kamu semalaman " kata mas Erdy

"Aku pengen main saja kesini wajar lah biasa ngumpul sama Arif dan mas Tyo selama di Depok , untuk soal ibu aku sudah kabarin sejak malam " kata Rulan .

"Ya aku tahu , tapi Wiwin nyariin kamu terus kata ibu padahal sebelum kesini kamu lihat malah di tinggal saja kasihan anaknya nangis terus " kata mas Erdy menjelaskan cewek yang dekat sama Rulan di kampung .

"Ngapain ngomongin Wiwin padahal aku sudah jelasin dia , kalau aku gak ada rasa ataupun suka dengannya berkali kali " kata Rulan lagi sedikit kesal karena cewek yang ngejar dirinya .

Karena tidak mau mengganggu keluarga Tyo masuk ke ruang tengah agar mereka ngobrolnya lebih nyaman . Tyo mencoba menengahin keduanya agar tidak ribut permasalahannya dengan ikut ngumpul di ruang tamu . Watak keduanya hampir sama tidak ada yang mau mengalah dari segi omongan .

"Sudah ya kalian mending baikan , inget ya ini di rumahku jangan buat keributan  " kata Tyo sambil ambil tangan Rulan dan mas Erdy untuk saling menjabat tangan  .

Kalau tidak di hentikan emosi keduanya bisa meledak untung Tyo langsung menengahin agar tidak main fisik setelah itu , Akbar bukannya bantuin malah diam saja di samping mas Erdy membuat Tyo semakin kesal dengan kehadirannya .
Lalu ibunya Tyo menyuruh keduanya untuk istirahat yang baru sampai dari kota mereka tidur di kamar satunya yang berada di belakang berdekatan sama kamar Tyo bersama Rulan .

Rulan duduk terdiam di depan rumah seperti biasa hanya melihat lalu lalang mobil motor lewat , Tyo datang duduk di sampingnya sambil mengajak ngobrol permasalahannya tidak usah di buat makin runyam karena hal seperti itu sudah pernah terjadi juga sama diri Tyo dengan saudaranya , kalau ribut akan membuat tali persaudaraannya tidak erat dan makin jauh hanya masalah sepele . Di situ Rulan langsung meluk Tyo dengan penuh rasa bahagia selain  untuk memperbaiki kesalahannya dirinya merasa tenang berada di dekat Tyo selama kenal . Tyo cukup terharu sambil mengelus kepalanya Rulan yang mencoba untuk kuat lagi menghadapi masalahnya dengan mas Erdy agar selesai dengan baik .

Tetangga Kost Rasa Pacar (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang