29.

6.5K 106 4
                                    

   Kini keluarga besar Argantara sedang berada dirumah sakit milik negara bahkan setiap sudut ada pengawal Argantara.

"Aku tidak sabar melihat anak kita loh Daddy" ucap Nadira sedang mengelus perutnya.

  Arthan hanya tersenyum saja,dan tibalah kelahiran sang anak.

Oek.

Oek.

Oek.

   Keluarlah bayi laki laki yang masih berlumur Darah Nadira pun hanya mengucapkan alhamdullilah pada akhirya tertidur membuat para suster pun memeriksa Nadira.

   Arthan pun membisikkan nama setelah mengazankan putranya itu.

"Daddy kasih nama ARSHAKA ARTHAN ARGANTARA dipanggil Arshaka." bisik Arthan.

   Arthan menetap dengan teliti sungguh anaknya sangat mirip dengannya.

"Bagaimana dengan istri saya" tanya Arthan pada dokter bernama Airin.

"Istri tuan baik baik saja 1 jam dari sekarang Istri anda akan siuman" sahut dokter Airin.

   Arthan pun menaruh putranya ke box biru dan membawanya keruang pasien.

"Dia sangat mirip Arthan hanya saja bibirnya sangat mirip dengan Nadira,bahkan hidungnya juga sangat mirip" ucap Arga.

"Karena dia putra ku ayah" sahut Arthan dengan jengkelnya.

"Rugi ayah memujimu" sahut Arga.

"Sudah jangan berantem,kalian ya sudah tua masih kaya anak anak" ujar Arlena.

   Kedua keturunan Argantara itu hanya menatap sinis saja.

   Keluarga itu pun masuk kedalam rawat inap Nadira disana ada Ganta dan Bianca selaku neneknya Arthan.

"Siapa nama nya anak muda" tanya neneknya.

"Arshaka Arthan Argantara" sahut Arthan dan membawa ke tempat neneknya.

"Arshaka nama panggilannya" ucapnya lagi.

"Sangat mirip denganmu nak" sahut Bianca.

"Karena dia putraku" celetuk Arga dengan sedikit mengejek pada putranya itu.

"Bajingan" gumam Arthan pada ayahnya.

"Sudah cukup jangan berantem melulu,dan kamu mas tidur diluar" ucap Arlena pergi ketempat Nadira.

Skakmat.

"Bagaimana bisa aku tidur diluar,dirinya obat tidurku" bathin Arga.

"Ingat tidur diluar" celetuk Bianca yang tak lain mamahnya Arga.

   Arga hanya pasrah saja sungguh ironis hidupnya sekali.

"Ayah,kakek,aku ini menanyakan ini pada kalian berdua" ucap Arthan.

"Tentang apa" tanya Ganta.

"Tentang lahan tembakau itu,Alex mengatakan kalau Yanto telah menjualkan nya pada negara,aku tidak tau jika presiden indonesia meminta semua berkas tentang lahan itu,aku tidak masalah kalau lahan itu dipakai oleh negara yang aku masalahkan siapa yang memberi tahu kan kepada Yanto tentang berkas itu" ujar Arthan dan duduk disamping kakeknya.

"Ayah tau siapa yang memberitahu bajingan itu,dan ada yang berkhianat di anggotamu" sahut Arga.

"Teresia" ucap Arga.

"Tere si pria hidung belang itu" tanya Ganta.

"Iya selama Arthan di amerika aku menyuruh Evan dan Arya mengawasi Tere," ujar Arga.

  Arthan jangan ditanya pria itu malah tertidur dibahu sang kakek,dirinya sangat lelah karena 2 hari ini dirinya harus bolak balik pulang indonesia ke inggris.

"Dia sangat kelelahan" gumam Ganta.

"Tidak mudah bagi seorang Arthan menaklukkan musuhnya,selama ini Arthan tidak pernah tidur tapi selama ada Nadira hidup Arthan lebih berwarna bahkan Arthan lebih banyak tidur"sahut Arga.

   Sedangkan Nadira tersenyum bahagia melihat anaknya tertidur sangat nyenyak.

" sangat mirip dengan Daddymu sayang"gumam Nadira.

"Tapi dipikir pikir dirinya sangat mirip dengan Kulkas berjalan" celetuk Reza.

"Tidak apa apa kok mirip Daddy,ohya Kalian berdua baru pulang dari inggris nya mana oleh olehnya" tanya Nadira.

"Tenang,sudah aku simpang dirumah kulkas berjalan mana mungkin kami berdua lupa hadiah untuk ponakan ku ini" sahut Chindi.

   Arlena,Nana dan Bianca hanya mengeleng kepala bahkan Paman Bian maupun Vivi hanya tersenyum simpul.

   Nadira tidak menyangka kalau dirinya sudah menjadi ibu sekaligus istri untuk Arthan.

"Jadilah anak kuat sayang," gumam Nadira.

   Sedangkan Yanto,bajingan itu kini berhadapan dengan Arthan,yap setelah tertidur tadi gerak cepat bahwa Evan mengatakan kalau Yanto berbuat ulah lagi.

"Bawa jalang itu kepada nya" perintah Arthan.

"Baik tuan muda" Evan hanya mematuhi perintah tuannya.

  Bruk.

   Angel terjatuh dibawah kaki Ayahnya itu dan menatap ayahnya dengan lesuhnya.

"Kenapa kau menconkel mata anak saya hah" tekan Yanto.

"Ah itu belum seberapa tua bangka," ucap Arthan dengan santainya.

"Ikat Yanto" perintah Arthan.

   Evan maupun Arya mengikat Yanto dengan keras.

   Angel terus menangis karena hidupnya tidak akan lama lagi.

"Dimana besi panas" tanya Arthan.

"Ini tuan" ucap Arya dan memberikan pada Arthan.

"Wanita saya terus menangis dihadapan saya karena dia mengadu bahwa luka dipunggungnya ulah kalian berdua,dan membuat wanita saya menahan lukanya" ujar Arthan.

   Arthan pun berdiri dan berjalan kearah Angel dengan tatapan dinginnya.

Bugh.

Bugh.

Bugh.

Bugh.

  Arthan membawa besi itu yang sangat panas dan menyengat.

Cetar.

"Aaaaa sakit" histerisnya.

"Sudah cukup" lirihnya.

   Arthan bukan mendengarkan tapi malah memukulnya lebih.

Cetar.

Cetar.

Vote yayay

Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang