1. Sahabat

127K 4.1K 60
                                    

      Yola menghampiri Viran yang duduk dengan teman-teman gengsternya, alias anak-anak dari anggota gangster ayahnya Viran.

Viran menepuk pahanya, menyuruh sahabatnya itu duduk di pangkuan.

Yola duduk dengan wajah layu.

"Yola makin cantik ga sih." puji Rama sambil melirik Viran jahil, dia gemas sendiri dengan keduanya yang katanya sahabat tapi begitu mesra.

"Berisik!" sewot Yola.

Rama tertawa sambil beranjak dan yang lainnya ikut beranjak, memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Menari sambil mencari wanita yang mau menghangatkan ranjangnya.

Sekaligus memberikan Viran dan Yola privasi.

"Kita nyerah aja cari Bayu maupun Dyah."

Viran menyimpan segelas minuman beralkohol yang sebelumnya dia pegang itu, fokusnya kini menatap Yola.

"Jae sama Tion juga udah nyerah deh kayaknya."

"Terlalu dini buat nyerah." balas Viran sambil mengendus wangi leher Yola.

Yola melilitkan tangannya ke leher Viran, membiarkan dia menggerayangi tubuhnya tanpa membuka jelas saja.

Yola menatap kerumunan orang di bawah sana, tengah berjoget ria bahkan saling bertukar saliva alias ciuman.

Dunia malam begitu bebas, membuatnya juga bebas bersama Viran. Harusnya sahabat tidak boleh seperti ini.

"Shh.." Yola meringis saat merasakan hisapan di bahunya yang di akhiri gigitan manja.

"Mau minum?" tawar Viran sambil mengurai pelukan Yola agar dia bisa menatap wajah putus asa yang manis itu.

Yola menggeleng. "Papa di rumah." tolaknya.

Viran paham, tidak lagi membahas soal minuman. Wajahnya dia dekatkan untuk menyatukan bibir.

Yola memejamkan mata, membalas setiap hisapan dan lumatan Viran seperti biasanya. Dia tahu ini salah tapi hipnotisnya terlalu kuat saking nikmatnya.

Apa Gino jika melihat ini akan marah dan memutuskannya? Jelas saja!

Ponsel Viran bergetar, membuat Yola tersentak karena bergetarnya tepat di sebelah pantatnya yang menduduki paha Viran.

Viran merogoh tanpa memindahkan Yola dari pangkuannya.

"Siapa?" Yola mengintip, ternyata Jaenal.

"Hm?" sapa Viran sambil membelai bibir Yola yang belepotan lipstik dan basah karena ulahnya.

"Gue ketemu rumahnya Dyah, sampein sama Yola. Dia sedih seharian ini."

"Hm."

"Lo lagi di club? Berhenti Ran, katanya mau berhenti minum-minum."

"Emang."

"Terus kenapa masih ke sana?"

"Ada yang butuh hiburan." di tatapnya Yola lekat yang kini sedang memainkan dan menatap kancing kemeja yang di pakai Viran.

***

Viran mengusap punggung polos yang lembut itu. "Jae ke rumah, Dyah." ucapnya setelah lama hening.

Yola menatap Viran. "Jae udah nemuin rumah Dyah? Udah ketemu Dyah? Kapan? Waktu di club telpon dia jelasin itu?" tanyanya bertubi-tubi.

Viran mengangguk dengan tatapan mengamati bercak merah di leher dan dada Yola. Hanya sebatas making out, hanya sebatas bagian atas.

Genting (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang