29. Viran Bapereu

35.1K 2.3K 141
                                    

Viran melirik kaki Yola yang menendang-nendang pahanya, tidak sopan! Namun dia tidak melanjutkan, takut berakhir pertempuran.

"Apa?" malas Viran sambil melanjutkan memakan jeruk dan menatap televisi.

"Mau main malem dong, bosen gini. Lo malah nonton bola lagi bola lagi." keluh Yola lalu menjejalkan jeruk ke mulutnya.

"Oke, bokep." Viran meraih remot.

Yola kembali menedang pelan paha Viran, kalau saja dia sedang duduk pasti sudah dia pukul lengan bisepnya itu.

"Ga usah ngaco! Mana ada bokep di tv! Situs-" Yola mingkem, kenapa dia terdengar ahli dalam persitusan itu?

Viran menyeringai, Yola sontak memutar mata jengah! Sialnya Viran ganteng banget kalau lagi senyum kayak setan gitu.

"Ahk!" Yola mengusap keningnya yang terkena lemparan kulit jeruk.

"Mata lo! Ga sopan sama suami!" tegur Viran kalem.

Yola malah kembali memutar mata, semakin di larang dia semakin sengaja.

Viran sontak menarik kaki Yola dan mengukungnya gesit.

"Ahh ampun-ampun!" Yola terkikik walau agak panik, entah apa yang akan di lakukan Viran yang jelas dia panik.

"Aku lupa—" Viran berujar di depan wajah cantik Yola. "harusnya berhenti lo-gue." lanjutnya setengah berbisik.

Yola mengusap leher Viran dan rahangnya sesekali. "Senyamannya aja ga bisa?" tanyanya.

"Kalau ga dari sekarang kapan? Kita mau jadi orang tua." Viran membiarkan Yola mengusap sesukanya.

Yola malah asyik mengusap si kotak-kotak di perut Viran, menusuknya dan merasakan betapa liat mereka.

"Nda." bisik Viran di samping wajah Yola.

"Geli ihh! Panggil bundanya nanti aja." Yola mengecup telinga Viran.

Viran menggeram di bahu Yola. "Katanya cape, kenapa tangannya malah nakal!" bisiknya agak kesal.

Yola terkikik, mengeluarkan jemarinya dari boxer Viran lalu menepuk punggung sang suami seolah menenangkan.

"Sabar, gue ngidam cuma mau sentuh bentar." usilnya.

Viran membenamkan wajahnya di rambut Yola yang acak-acakan di bantal sopa, menghirup sekaligus menidurkan lagi adik kecilnya.

"Jangan lo-gue!" tegur Viran saat sadar Yola masih berlo-gue.

Yola tidak menjawab, dia asyik mengusap sekaligus mengukur punggung bidang Viran yang kokoh dan lebar.

Ternyata Viran sekeren ini? Kenapa Yola baru sadar.

"Tetep bangun." bisik Viran pada Yola, dia susah menidurkan adik kecilnya saat Yola sibuk menjelajahi tubuhnya dengan usapan.

Yola terkekeh. "Tahu.. Mau di kulum?" vulgar Yola dengan senyum usil yang menyebalkan.

Viran tersenyum remeh. "Cih! Di paksa pun ga mau." di sedot pipi Yola kesal.

"Servis istri itu sangat berarti buat suamikan? Gu-aku cuma mau jadi istri yang baik."

Viran sontak mengangkat wajah, menatap Yola serius. "Serius? Mau bantu?" tanyanya.

"Tapi ga tahu caranya, kegigit ga papa?" tanya Yola dengan bibir menahan senyum.

Viran yang senang sontak kesal, harusnya dia sadar kalau Yola susah di ajak serius. Viran memilih menjauh dan kembali menatap televisi.

"Ambekan!" Yola mencolek dagu Viran lalu bawahnya yang sepertinya masih keras.

Viran menatap garang, tidak lucu candaan Yola. Sudah tahu Viran libur hampir dua minggu.

Dia mengabaikan Yola yang kini mulai semakin jauh, dia tidak mau berharap banyak.

"Ashhh.." Viran mengerang pelan saat sesuatu yang hangat dan basah menyentuh puncaknya. Mata Viran melotot sesaat, agak tidak percaya dengan apa yang di lakukan Yola.

***

Viran tak henti-henti mengecup kilat bibir Yola, berterima kasih lewat kecupan yang tak seberapa itu.

Apa benar Yola ingin menjadi istri yang baik? Yang melayaninya lahir batin dengan sangat tulus.

Apa tidak masalah jika dia berharap lebih dengan pernikahan ini.

"Udah.." Yola menahan wajah Viran jengah. "Ayo main malem, ngidam loh ini." bibirnya manyun sebal saat Viran begitu susah menurutinya.

"Seronde? Dua ronde?" Viran mengusap bibir Yola sensual.

Yola sontak menyentil bibir Viran. "Mesum lo! Maksudnya main keluar, jalan, makan. Malam minggu loh ini!" sebalnya.

"Terus?"

"Ya ayo! Pacaran kek sama gue eh aku! Ayo, sayang." Yola bergelayut manja penuh bujuk.

YAH.. Viran lemah kalau begini.

"Serius keluar?" Yola menatap Viran yang beranjak meraih kunci mobil di meja dan jaket di bahu kursi bekas tadi siang keluar.

"Hm."

"Asyiiikk!" Yola mengecup ringan pipi Viran.

Viran menghentikan Yola yang jingkrak-jingkrak."Ck! Lagi hamil juga, sana lebih baik bawa jaket, yang tebel!" tegasnya.

Yola mengangguk riang lalu bergegas menjauh. "Tunggu ya ayah sayang." teriak Yola kesenengan.

Viran mengusap wajahnya sekilas, dia berdebar setelah mendengar teriakan spontan Yola.

Dasar bumil gemesin!

Dasar bumil gemesin!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Genting (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang