15. Morning S*ks?

72.2K 2.5K 158
                                    

   Yola mengernyit saat sinar matahari mengusik matanya yang terpejam begitu terang-terangan. Kamarnya yang selalu gelap kenapa begitu terang?

Tidak! Ini bukan di kamar melainkan mobil. Mobil Viran lebih tepatnya.

"Astaga-astaga!" panik Yola saat tubuhnya polos dan hanya tertutup jaket kulit milik Viran.

Yola menatap Viran yang masih terlelap, dia yakin kalau semalam terjadi sesuatu. Viran juga tak kalah polos.

Yola mengguncang lengan Viran dengan wajah pucatnya yang menegang. "Bangun! Kebo!" teriaknya panik.

Sekitar memang sepi, entah berada di mana mereka. Entah terdampar di mana mobil Viran ini.

Viran pun mengerjap, silau menusuk matanya juga. "Hm?" gumamnya lalu menatap Yola yang tengah celingukan dengan tangan menahan jaket kulitnya erat.

Viran mengerjap, dia pun sadar apa yang terjadi semalam. Kini kedua matanya menelusuri garis pinggang Yola yang tidak tertutup jaket.

"Lo telanjang!" panik Yola.

"Kita. Kita telanjang." Virana memperjelas dan dia tahu kalau Yola paham.

"Ini kita di mana?" tanya Yola masih celingukan tanpa peduli linu di selangkangannya, dia begitu kebingungan mana pengar.

Viran tersenyum miring sesaat saat melihat kepanikan Yola yang tidak berhubungan dengan perawannya itu. Dia pikir Yola akan penuh drama saat mereka bangun.

Otak Yola kalau panik memang tidak sejalan, ngaco! Kalau Yola sadar pasti Viran akan melihat Yola menangis, meratap dan dia habis jadi samsak.

Entah bagaimana, Viran sudah berpindah dengan membalik cepat Yola hingga berada di atas tubuhnya.

Yola mengubah kakinya yang menjuntai tak nyaman menjadi mengangkang di antara paha Viran lalu jemari meremas bahunya.

"Ngapain sih!" omel Yola setengah kaget karena Viran tanpa aba-aba membaliknya.

Yola pun menunduk, membenarkan jaket kulit itu. "Kita terlalu jauh." lirih Yola tanpa menatap Viran, dia sibuk merapihkan jaket itu agar menutup dada dan asetnya.

"Hm." balasan Viran.

Tatapan Viran kini jatuh pada bahu Yola yang banyak jejaknya, rasanya dia ingin kembali meninggalkan jejak lagi.

Yola terkesiap saat Viran kembali mengikis jarak, dia refleks mendongak dengan jantungnya kembali bertalu-talu tak biasa saat lehernya kembali di gerayangi bibir Viran.

Viran mengecup lembut setiap lekuk leher yang memanjang untuk dia jelajahi itu, usapan di punggung perlahan turun hingga ke pinggang dan meremasnya gemas.

Di tarik jaket yang menghalangi itu, mengubahnya untuk menutup belakang Yola.

Yola yang gelisah berubah, mulai panas. Mulai terhipnotis kesalahan yang belum jelas. Apakah semalam dia hanya saling menyentuh tidak lebih? Ah rasanya itu tidak mungkin.

Karena ingatan semalam datang, beriringan dengan setiap kecupan dan usapan Viran saat ini. Seolah membenarkan kalau mereka memang sudah melewati batas.

Nafas Yola mulai memburu. "Ahh.." lirihnya di samping telinga Viran sambil menjambak rambut belakangnya.

Viran semakin terpancing, dia cukup ketagihan dengan rasa yang semalam di berikan Yola. Usapannya pun semakin tidak bisa diam, menjelajah kulit mulus itu tak terlewat.

"Akhh!" pekik Yola tertahan saat sesuatu itu masuk.

Yola menahan kedua jemarinya di dada Viran, membuat jarak agar bisa menatap Viran yang balas menatapnya sayu berkilat nafsu. Nafas Yola kian terengah dengan kedua mata melotot kaget.

Genting (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang