3. Takdir

50K 3K 23
                                    


Yola memutar langkah saat Gino tengah berjalan ke arahnya, dia tidak mau berurusan dan tidak mau melihat wajah tampan yang penuh kebohongan itu. Mantan tersialannya!

"Kemana?"

Yola tersentak kaget saat Viran menghadangnya setelah berhasil menghindari Gino. "Lo hobi banget bikin gue kaget!" amuknya sambil elus dada.

"Lo bukan penjahatkan?" Viran melipat lengannya di perut, ototnya sontak tercetak di kemeja putih yang di pakainya.

Yola sampai salah fokus, buru-buru dia berpaling. "Kenapa emang? Mau gombal apa giman-"

"Lo kabur-kaburan. Lo masih nyimpen rasa-"

"Gila! Ga!" potongnya marah lalu berlalu.

Viran mengekor. "Pulang tunggu gue, cuma rapat bentar." sebelah jemari tangannya Viran letakan di kepala Yola, menepuknya beberapa kali lalu mengambil langkah menuju tempat kerjanya.

Yola menyentuh jejak Viran di kepalanya lalu menggeleng cepat. "Ga, Yol! Nikah pun bukan untuk seumur hidup." gumamnya.

"Minggir!"

Yola tersentak pelan, menoleh dan apesnya ternyata yang menegur itu Gino. Arggh! Rasanya Yola ingin mencincang pantat Gino.

***

"Bukannya kamu pacar Gino? Kok nikahnya sama Viran? Kalian kan sahabatan?" Halisah duduk di samping Yola yang tengah menunggu Viran.

"Makanya, ga nyangka bangetkan? Takdir yang luar biasa di luar dugaan," Yola menatap langit malam yang cerah karena bulan yang begitu bulat sempurna.

Halisah mengulum senyum setelah menyesap kopinya. "Takdir aku juga luar biasa, aku nikah sama sodara jauh yang dulunya musuh aku," kekehnya.

Yola mulai tertarik, dia juga dengan Viran dulu musuhan dan entah sejak kapan mereka dekat bahkan sering making out.

"Dia tiba-tiba ke rumah, katanya mau lamar aku biar kita ga musuhan lagi," tawa pelan muncul, wajah cantik Halisah semakin berseri.

"Ah bohong banget! Pasti dia jatuh cinta sama kamu," Yola membalas geli.

Halisah tertawa pelan sambil mengangguk. "Dia usil karena dia suka, jujurnya gitu setelah setahun kita nikah," jelasnya geli mengingat masa-masa mudanya.

"Waktu nikah berapa tahun?" Yola jadi penasaran karena dia tahu kalau Halisah menikah tidaklah baru.

"Waktu SMA, di kampungku bahkan 15 tahun sudah punya anak satu."

Yola melotot, semuda itu dan begitu awet. Apa kabar Yola yang mau menikah di usianya 25 dan itu pun cuma setahun nikahnya.

"Kagetkan? Waktu ke kota aku yang kaget, udah kepala tiga masih banyak yang belum nikah,"

"Iya, kayaknya banyak ya yang nikah muda di desa-desa gitu. Orang kota terlalu sibuk cari uang, bertahan hidup di kota lumayan susah,"

"Hm, awalnya aku sama suami juga kesusahan. Mahal-mahal," kekehnya.

Yola mengulum senyum, setuju dengan mahalnya apapun yang ada di kota. Air putih saja harganya mahal.

"Awet banget ya berarti rumah tangganya,"

"Alhamdulillah." Halisah mengulum senyum penuh rasa bahagia.

Genting (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang