48. Bahagia Dan Luka

29.9K 2K 162
                                    

Perjuangan seorang ibu memang tidak bisa di jabarkan dengan kata-kata. Luar biasa saja tidak cukup menggambarkannya. Yola jadi tahu bagaimana rasanya menjadi seorang ibu.

"Aduh! Kuat banget.." rintih Yola antara geli-geli ngilu.

Viran mengusap kepala sang bayi dengan senyum merekah. "ASInya tapi keluar?" tanyanya.

Yola mengangguk dengan wajah mengernyit dan sesekali menggeliat pelan.

"Nanti juga biasa." Viran mengusap rambut Yola lalu mengecup pipinya.

"Emang jarang Viran sedot, Land?"

Viran sontak terbatuk air ludahnya sendiri, tatapannya membola sesaat pada sepupu Yola yang bernama Marika itu.

"Sedotan suami sama anak emang beda sih." timbrung sepupu Yola yang lainnya- Joya.

"Lebih enak mana?" tanya Ashla jahil.

Viran menggaruk tengkuknya, merasa tak nyaman dengan sepupu Yola yang seumuran itu. Kemana ibu-ibu pergi sih? Cukup bahaya ketiga sepupu Yola jika tidak di awasi.

"Dua-duanya enak." balas Yola so tersipu.

Viran pun mendatarkan wajahnya pasrah, ternyata mereka memang sebelah lima belas. Lebih parahnya mereka malah melanjutkan percakapan dengan mendadak menjadi konsultasi soal anu-anu ena.

Viran sampai merasakan telinganya panas hendak melepuh! Oke, cukup! Terlalu lebay.

***

"Udah tidur?" tanya Viran sambil menatap bayi merah di box bayi.

"Hm.." jawab Yola lalu menguap. Tiga hari menjadi bunda ternyata cukup lumayan karena jadi banyak begadang.

Viran naik ke kasur, mengatur posisi agar merapat pada Yola yang menguap hingga sudut matanya basah.

"Tidur, Nda. Biar aku yang jaga." bisiknya sambil membelai setiap wajah Yola dengan pandangan penuh cinta.

Yola tersenyum tulus, matanya semakin sayu. Belaian Viran menghipnotisnya untuk segera terlelap.

"Sayang." panggil Yola dengan mata terpejam.

"Hm?" Viran mengulum senyum saat Yola tidak lagi melepas panggilan sayangnya.

"Udah jadi belum namanya?"

Viran terkekeh, ternyata sudah tiga hari lamanya mereka berdebat soal nama. Kasihan anaknya.

"Aku mau Gavino, kamu mau Dominico.. Yaudah, karena kita fokus nyari awalan aja, jadinya kita satuin. Gavino Dominico."

Yola menggeleng tak habis pikir. "Kenapa juga kita ga siapin dari lama.." herannya.

"Kamu sensitif, Nda. Kita debat nama eh kamu marahannya hampir seminggu." gemas Viran sambil mengecup dalam pipi Yola.

Yola tertawa pelan. "Iya sih, tapi Gavino Dominico bagus kok. Tapi- Gavino itu elang putih, Dominico itu raja.. Eumm.." Yola berpikir lagi.

Viran menghela nafas, jangan sampai berdebat lagi soal nama. "Dia harus kayak elang putih saat besar nanti. Dia harus kuat, gagah, karena dia akan jadi penerus geng-"

"Apa?!" potong Yola kaget.

"Ssstt.. Anak kita lagi tidur, sayang." bisik Viran dengan melayangkan sentilan penuh cinta di kening Yola.

"Jangan ah! Anak kita ga boleh geng-gengan gitu, yang normal aja. Jangan sampe banyak musuh kayak kamu!" di cubit hidung Viran.

"Jadi aku ga normal?" wajah Viran berubah datar.

Genting (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang