24. Kejutan Penghilang Ragu.

33.9K 2.2K 126
                                    

Yola menatap ponselnya penuh pertimbangan, haruskah dia putar balik dan tidak usah melabrak Viran yang katanya selingkuh itu. Yola cukup sadar diri untuk tidak melibatkan diri.

Yola dan Viran memutuskan bersama bukan hanya karena desakan tapi juga kehamilannya. Yola tidak mau Viran jengah karena dia melabraknya.

Viran jelas boleh bahagia dengan pilihannya.

"Mba, sudah sampai."

Yola mendongak pada supir taksi itu, mengamati sekitar yang hening. Apa tempat ini memang tidak banyak di kunjungi makanya Viran memilih selingkuh di sini? Bajingan memang.

Yola masih belum bergerak, dia harus berpikir sebelum bertindak.

Di tempat lain.

"Udah sampe! Yola udah sampe!" heboh Tamara sambil menghampiri Jaenal, Tion dan Viran yang tengah merokok dan berbincang itu.

Mereka bergegas mematikan rokok, Daesy pun menyemprotkan pewangi pada ketiganya.

"Loh? Mobilnya kenapa maju? Yola ga turun!" panik Dyah.

Daesy sontak berlari, tak sia-sia dia belajar dan sempat jadi atlit lari. Daesy berlari di samping mobil.

"Pak berhenti!" Yola menepuk bahu sopir dan mobil pun berhenti.

Daesy mencoba rem larinya hingga berhenti agak jauh dari mobil. Nafasnya terengah hebat, efek sudah lama tidak latihan dan mulai merokok.

Yola menyuruh taksi untuk pergi lalu menghampiri Daesy yang ngos-ngosan. "Lo tega sama gue, La. Paru-paru gue panik, otot kaki gue menjerit nih!" erangnya dengan berusaha mengatur nafas dan memijat pahanya.

"Sorry-sorry, lo juga ngapain kejar?"

Di lain tempat Viran tetap terlihat tenang, mengabaikan para perempuan yang bawel dan Tion tak kalah bawel.

"Oh balik, Daesy lagi jalan sama Yola!" seru Tion sambil menyeret Viran agar ke tempat seharusnya.

Viran mendesah malas, kenapa tidak gagal saja rencana aneh ini?

"Lo duduk di sini, ngobrol sama Kristal tentang apapun!" Tion mengangkat setiap sudut bibir Viran. "jangan lupa senyum!" setelahnya berlari untuk sembunyi.

Kristal melempar senyum manisnya. "Hai, kita mulai dari mana?" tanyanya.

Viran hanya menatap sebentar, dia merasa tidak nyaman namun terpaksa masuk ke dalam peran yang di ciptakan para sahabat.

***

Daesy berdecak agak heran. "Lo sama Viran hubungannya kayak apa sih? Perang di ranjang doang gitu? Lo yang semangat dong labrak dia!" kesalnya.

Yola menatap Viran yang tengah berbincang dengan perempuan cantik, seksi dan menarik itu.

"Gue cuma hamil anaknya, dia berhak pilih jalan hidupnya." Yola hendak berbalik meninggalkan persembunyian.

Daesy ketar-ketir. "Lo kok nyerah! Viran itu bapaknya! Jelas lo ga boleh lepas gitu aja!" amuknya.

Yola menghentikan langkah lalu berbalik dan menatap kedua manusia itu.

"Ayo, samperin!" Daesy menyeret lengan Yola untuk masuk dan melabrak Viran.

Yola yang hormonnya di pengaruhi kehamilan jelas menahan air mata saat berhasil mendekati keduanya.

Viran menatap Yola yang terlihat berusaha tegar itu.

"Lo ngapain?" suara Yola agak bergetar, benar-benar berusaha tidak masalah.

Genting (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang