Yola menghela nafas, agak jengkel juga. Kenapa Viran jadi begini sih? Tidak ada kalem-kalemnya lagi, bahkan tidak acuh dan secuek dulu. Kali ini terlalu lengket.
Yola menurunkan tangannya yang tengah memegang pensil alis dengan menghela nafas sabar. "Ini kegiatan paling penting! Kamu mau punya istri alisnya naik sebelah kayak orang julid agak rese?!" sewotnya.
Viran tertawa ringan nan pelan, tetap tidak mengubah posisi justru mengeratkan pelukan di perut Yola dan mengendus lehernya dari belakang.
"Cuma peluk, pelit!" gemas Viran.
Yola kembali menghela nafas sabar, dia itu sedang sangat sensitif. Hal sepele saja bisa membuatnya meledak.
"Cuma peluk, sayang." Viran kembali berujar, kali ini dengan lembut sebagai bujuk rayu ala buaya agar mangsanya luluh.
Yola menarik nafas lagi, oke sabar. Dia memang meleleh dengan keromantisan pagi ini.
"Mantan sahabatku tersayang—" Yola membalik tubuhnya hingga pelukan Viran berubah. "gini ya, istri kamu ini suka di peluk—"
"Tuhkan, jangan ngeluh maka—"
"Dengerin dulu!" tegas Yola, masalahnya mereka akan kesiangan kalau tidak cepat-cepat Yola membuat alis cetarnya yang butuh waktu itu.
Ingin sulam Viran tidak mengizinkan, katanya lebih suka liat yang natural kalau di rumah.
Viran pun diam, menatap Yola kalem dengan kedua lengan kini melilit di pinggang hingga punggung Yola.
"Alis itu lama bikinnya, ga keren kalau tinggi sebelah atau tebel sebelah. Butuh konsentrasi penuh. Jadi, peluknya boleh di tunda dulu?"
Viran tersenyum tipis lalu mengecup bibir Yola dengan mengabaikan ucapan Yola. Viran malah kembali menghirup wangi leher jenjang Yola.
Yola pun hampir meledak kalau saja Viran tidak berujar.
"Kamu ga kerja, udah aku pecat." di kecup pipi Yola lalu Viran bergerak menjauh dari Yola yang pasti akan protes itu.
***
"Mba kok masuk sih? Meja mba bahkan udah ada yang isi loh. Mas—maksudnya pak Viran ga kasih tahu mba?" Halisah menyambut Yola yang kebetulan berpapasan di lobi.
Yola memberengut kesal plus sedih. Kenapa Viran seenaknya dan tidak mendiskusikannya dulu.
"Tuh, anak baru yang sekarang nempatin posisi mba Yola."
Yola menoleh menatap pria bertubuh gagah yang maskulin, tengah menyapa beberapa pegawai yang berpapasan dengan ramah ala buaya rawa.
"Ramah banget, banyak yang suka loh, mba." jelas Halimah.
Keduanya diam dengan menatap pegawai pengganti Yola itu.
"Liat apa, hm?"
Yola sangat terkejut bahkan memekik kaget, mengundang semua pasang mata yang ada di sana menoleh ke arahnya.
Viran tidak terganggu, masih menatap Yola datar.
"Kagett!" rengek Yola agak ketus sambil memukul dada bidang Viran sekilas.
Viran beralih menatap Halisah. "Tegur dia supaya fokus kerja bukan tebar pesona." perintahnya datar lalu berlalu membawa Yola yang sempat menolak.
Halisah mengulum senyum. "Cemburuan. Ah! Jadi inget suami." gumamnya.
"Hai, Halisah." sapa pria yang menjadi alasan bossnya cemburu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genting (TAMAT)
Storie d'amoreYolanda berpacaran dengan Gino. Hingga waktu membawanya pada Fakta bahwa Gino yang tampan memiliki selingkuhan yang tampan. Desakan menikah semakin menjadi, bahkan Yolanda akan di jodohkan dengan Kamal. Si aneh yang sangat Yolanda tidak sukai. Tak...