Chapter 61

45 10 0
                                    

An Ning sudah kembali bekerja di KFC setelah hari keempat; hari ini adalah hari libur terakhirnya. Pagi ini, dia dan Qin Weihang tidur sampai matahari sudah tinggi di langit. Mereka tidak mau bangun—seolah-olah mereka bisa tidur selama sisa hidup mereka dalam satu napas. Berguling linglung, dia melihat Qin Weihang di sisi seberang dengan kepalanya di bawah selimut, hanya tangannya yang ada di luar selimut. Dia pikir ini juga tidak buruk, lalu memejamkan matanya lagi.

Lalu dia bermimpi. Mimpinya adalah adegan dimana dia mengajari yurisprudensi pada Qin Weihang. Mereka masih berada di posisi berbentuk '入', dan An Ning sepertinya tiba-tiba masuk ke adegan ini, mengambil alih tubuh 'An Ning', yang masih tidak menyadari perasaannya pada Qin Weihang. Mungkin itu adalah dunia paralel, dan semuanya tak ada hubungannya dengannya, tapi dia masih punya gagasan berlagak menjadi mak comblang untuk dirinya dan Qin Weihang, jadi dia beralih dari bahan ajar di tangannya ke pria tampan di sebelahnya, dan berkata:

"Qin Weihang, aku menyukaimu."

Tapi, Qin Weihang hanya memberi suara "oh."

An Ning menatap Qin Weihang, yang menopang dagunya dengan satu tangan dan menatap buku catatan dengan pandangan yang tidak fokus. Dia pikir itu lucu—kenapa orang ini sangat linglung? Ternyata dia tidak mendengarkannya menjelaskan pelajaran yurisprudensi!

Mungkin Qin Weihang di dunia ini sama. Selama periode waktu dimana mereka duduk bersama lebih dari sejam, Qin Weihang tetap linglung. Apa yang dia pikirkan, dia segera tahu jawabannya.

Sesi bimbingan selama satu jam berakhir. Setelah dia berkata, "Kita akan berhenti disini hari ini," kelopak mata Qin Weihang yang setengah tertutup langsung terbuka, dan tampang mudanya kembali. Tangannya yang berada di dagu bergerak ke meja, jamnya memukul meja. Seseorang bisa melihat betapa santai dan leganya dia; Kata-kata 'Akhirnya selesai' nyaris tertulis di wajahnya. Dia berdiri dan berkata: "Kalau begitu aku akan berlatih di fingerboard."

An Ning menoleh ke arah sosok punggung Qin Weihang dan bertanya dengan ketidakpuasan, "Kau dengan apa yang baru saja kukatakan?"

Qin Weihang menarik kerah sweaternya, menaikkan lengan, berjalan ke bawah fingerboard, dan berkata, "Mn, aku mendengarnya."

Apa yang kau dengan... An Ning ingin menangis tapi tidak punya air mata untuk ditumpahkan.

Tapi mimpi ini membuatnya sangat puas. Qin Weihang memang cinta bertepuk sebelah tangan yang luar biasa. Dia sangat linglung dan tidak peduli pada kekaguman orang lain terhadapnya sama sekali. Lagipula ada terlalu banyak orang yang mengaguminya. Semua orang bisa dengan aman berkata "Aku menyukaimu" padanya, seperti penggeman yang punya khayalan memacari selebriti. Setiap selebriti akan berbaik hati, berkata "Maaf, tapi aku tidak bisa membalas cintamu," tapi penggemar mana yang peduli tentang cinta mereka yang tak terbalas?

Cinta selalu menjadi milik dirinya sendiri, dia hanya perlu menikmatinya. Cinta yang perlu dibalas itu hanyalah keposesifan.

An Ning, yang ada di kasur, membuka mata dan melihat cahaya matahari bersinar di langit-langit kamar. Terlebih lagi, dinding di sebelah kami begitu terang sehingga mirip tengah musim panas saat senja. Dia berbalik dan melihat kalau Qin Weihang sudah tidak lagi di ranjang dan selimut di tempat tidurnya sudah dilipat rapi. Pintu balkon terbuka, dan cahayanya tiba-tiba diputus oleh satu sosok.

Qin Weihang melepaskan fingerboard dan mendarat. Dia memang berlatih fingerboard, memakai hoodie semanggi hitam tebal yang sama seperti di mimpinya, dan dia mengelus pergelangannya.

Kebetulan ini membuat An Ning merasa agak senang.

Qin Weihang berdiri di pintu balkon, menatapnya, dan berkata: "Hampir tengah hari, ayo makan keluar."

[END] Lemon LightningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang