Chapter 20

74 10 0
                                    

Siangnya, An Ning keluar perpustakaan. Saat dia sedang berjalan turun tangga, dia tiba-tiba ditabrak dari belakang, dan dengan debuman, ponsel di tangannya jatuh dari tangga. Orang yang menabraknya lewat dari sampingnya. An Ning langsung menolehkan kepalanya. Dia tiba-tiba melihat orang yang hanya dia lihat di kamera pengawas—orang dengan kulit kecoklatan dan sedikit pendek.

Orang itu berhenti sesaat, menatapnya, lalu berbalik dan pergi.

An Ning pulih ketika sosok orang itu hilang di bawah tangga itu hilang, merasakan punggungnya menggigil.

Rasa dingin sesaat ini hilang saat dia mengambil ponselnya yang jatuh. Dia tidak mau memikirkan apakah pertemuan itu kebetulan atau disengaja. Kalau itu disengaja, pihak lain telah berhasil melakukannya. Sebelumnya ponselnya tidak bisa mengeluarkan suara, jadi dia menghabiskan banyak uang untuk memperbaikinya. Sekarang layarnya benar-benar rusak.

Ponsel ini telah dia gunakan selama lebih dari empat tahun. Saat dia membelinya, itu adalah model terbaru, tapi sekarang ponsel itu sudah terlalu lamban. An Ning berharap dirinya beruntung dan mencoba menyentuh layer, tapi tidak ada respon. Sementara langit belum gelap, dia harus pergi memperbaiki ponselnya. Daripada memikirkan niat orang itu yang berpapasan dengannya, dia berharap layer ponselnya bisa diperbaiki.

Setelah dia meninggalkan sekolah, dia melihat mobil sports Porsche warna biru laut yang menarik perhatian. Tepatnya, dia mendengarnya. Suara mesinnya terlalu spesial, seperti auman singa dari belakang. Dia menolehkan kepalanya saat mobil sports biru itu berhenti di sampingnya. Jendelanya diturunkan di sisi jalan. Qian Fei duduk di kursi pengemudi warna the burgundi dan menyapanya: "An Ning? Kamu mau pergi kemana?"

An Ning melirik ke kursi samping pengemudi, tapi hanya ada Qian Fei di mobil. Dia menyapa Qian Fei dan berkata kalau dia akan memperbaiki ponselnya.

"Dimana kamu akan memperbaikinya?" tanya Qian Fei.

An Ning berkata di kawasan bisnis.

Qian Fei mengatakan dengan ramah: "Ayo naik. Aku juga akan lewat sana jadi aku akan mengantarmu."

An Ning benar-benar tidak punya alasan untuk menolak, jadi dia naik ke mobil. Itu adalah pertama kalinya dia naik mobil sports seperti ini, dan dia merasa sedikit tidak nyaman. Dasbor di konsol tengah terlihat sangat canggih, seperti yang ada di film sci-fi. Apalagi, pemandangannya sangat berbeda daripada saat dia naik taksi. Rasanya agak...

Qian Fei tersenyum dan berkata: "Mobil ini punya sasis rendah. Kamu mungkin tidak terbiasa, kan?"

An Ning mengangguk: "Ini pertama kalinya aku naik mobil seperti ini."

Qian Fei mengingatkannya untuk menggunakan sabuk pengaman, lalu menyalakan mobilnya dan berkata: "Waktu pertama kali aku juga tidak terbiasa."

Mungkin karena sasisnya rendah, pikir An Ning, karena mobilnya berjalan dengan sangat mulus, seperti terbang di langit. Sebetulnya, dia tidak tahu bagaimana rasanya terbang di langit. Dia sudah sebesar ini, namun belum pernah naik pesawat.

Saat dia naik ke mobil, dia ingat gosip-gosip yang ada di forum kampus. Ujung matanya selalu mengarah ke Qian Fei. Qian Fei sepertinya merasakan tatapannya dan menolehkan kepala kemudian tersenyum.

Senyuman ramah itu membuat An Ning merasa bersalah. Dia sudah mengajar Yuan Xiaoye selama lebih dari sebulan, dan Qian Fei selalu bersikap baik padanya. Meskipun dia orang kaya, dia tidak sombong dan merasa superior. Terkadang setelah selesai mengajar, dia akan mengobrol dengannya dan menanyakannya tentang kuliah dan penghidupannya. Berbicara dengan Qian Fei terasa seperti mengobrol dengan kakak perempuan, meskipun dia sebenarnya tidak punya kakak perempuan, hanya adik laki-laki yang benar-benar tidak dekat dengannya.

[END] Lemon LightningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang