Chapter 8

79 13 0
                                    

Di akhir pekan, An Ning mengajar Yuan Xiaoye selama dua jam, tapi tidak melihat Qian Fei saat dia keluar ruangan. Yuan Xiaoye bergegas menuju kulkas dan mencari sesuatu untuk dimakan. Am Ning berbalik dan berkata ke Yuan Xiaoye, "Kalau begitu aku pergi dulu, Yuan Ye. Beri tahu ibumu saat dia kembali." Dengan makanan di mulut Yuan Xiaoye, dia mengangguk. An Ning berkata, "Keluarkan dari kulkas dan hangatkan dulu sebelum makan." Yuan Xiaoye menelan makanannya, berbalik dan berkata, "Kamu lebih banyak mengomel daripada ibuku." Dia mengangkan jeli di tangannya, "Aku makan jeli. Jangan bilang kalau aku harus menghangatkannya?" An Ning mengeluarkan suara "oh" yang canggung dan mengangguk.

Saat dia pergi ke ruang masuk untuk memakan sepatu, dia tiba-tiba mendengan Yuan Xiaoye berteriak di dapur: "Katak kecil!!"

Dia mendengarnya berteriak dengan amat cemas, jadi An Ning buru-buru melepas sepatunya dan kembali ke ruang tamu: "Ada apa?!"

Sebenarnya tidak ada apa-apa dengan Yuan Xiaoye. Dia hanya melempar jeli ke An Ning dengan santai.

An Ning refleks menangkap cup jeli yang dingin. Nyatanya, cuacanya cukup dingin di awal November, tapi dia memang sedikit haus setelah berbicara sepanjang siang. Dia mendongak dan melihat punggung Yuan Xiaoye yang makan jelinya dengan sombong. An Ning tersenyum dan berkata, "Terima kasih!"

Dia keluar pintu dengan jelinya, dan tiba-tiba mendengar suara Qin Fei. Saat dia menoleh, dia melihat Qin Fei sedang bersandar di gerbang. Siapapun yang sedang berbicara dengannya, nada suaranya lembut dan sedikit manis. Saat Qian Fei melihatnya, dia menaruh ponselnya dan bertanya dengan senyuman: "Sudah selesai mengajarnya?"

An Ning mengangguk, melihat kembali vila itu dan berbisik, "Aku akan pergi dulu."

Qian Fei juga menengok lewat gerbang. Dia tersenyum dan mengangguk.

Jejak gadis muda dapat terlihat di wajahnya.

An Ning sangat khawatir saat dia berbalik dan pergi. Dia khawatir Yuan Xiaoye akan lari keluar dan melihat ibunya bersembunyi darinya untuk menelepon. Nyatanya, saat dia pertama melihat adegan ini, dia merasa agak sedih untuk Yuan Xiaoye yang sedang makan jelinya di depan kulkas. Tapi, setelah berpamitan dengan Qian Fei, dia tidak bisa menahan rasa kasihan untuk Qian Fei. Sudah dua tahun sejak kepergian suaminya. Dia adalah ibu tunggal muda yang membesarkan anaknya seorang diri. Sekarang adalah waktu yang paling sensitif dan nakal dari anaknya. Bahkan siapapun yang akrab dengannya harus menghindari Yuan Xiaoye. Takut kalau dia akan merasa sedih, Qian Fei harus pergi ke bawah lampu jalan di malam hari hanya untuk menelepon. Tentunya Yuan Xiaoye tidak bisa memahami kesulitan yang dialami ibunya. Tapi anak mana yang bisa menerima orang asing ke dalam hidupnya dan menggantikan orang tercinta dan terdekatnya?

Dia melihap cup jeli di tangannya. Memang tidak ada yang mudah bagi semua orang.

Daerah Lantian terlalu besar. Saat dia berjalan keluar vila, langitnya baru saja menggelap. Tapi saat dia mencapai gerbang, hari sudah sepenuhnya gelap. Tidak ada banyak orang keluar-masuk di gerbang. Dia tiba-tiba melirik sosok di depannya dan matanya menjadi cerah. Qin Weihang?

Dengan hanya cahaya redup di gerbang, dia langsung tahu kalau sosok itu adalah Qin Weihang. Selain tingginya yang familiar, itu juga karena jaket putih pucat yang dipakainya. Itu bukan kaus hitam lengan panjang yang dipakai Qin Weihang saat itu, tapi jaket baseball hitam putih yang lain. Dia membuat penilaian yang konyol dan gegabah dengan intuisi "Hanya Qin Weihang lah satu-satunya orang di kota ini yang cocok memakai pakaian seperti ini" yang dia pikir menggelikan.

'Qin Weihang' sudah berjalan keluar gerbang, jadi An Ning berteriak: "Qin Weihang!"

Orang yang dipanggil tidak merespon. An Ning mengejarnya, dan menemukan bahwa Qin Weihang menggunakan headset putih. An Ning mengejar Qin Weihang sampai dia melihat wajah yang membuatnya takjub atas ketampanannya. Dia tidak bisa berpikir dengan penuh kemenangan: Itu memang gegabah, tapi dia tidak salah! Lalu dia mengulurkan tangan dan menepuk lengan Qin Weihang.

[END] Lemon LightningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang