Chapter 3

101 16 2
                                    

Meskipun Qin Weihang sudah berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan hawa keberadaannya di sekolah, dia bukanlah orang yang bisa dengan mudah menyembunyikan pergerakannya. Karakternya berduri dan cekcokannya dengan Chai Meng hanyalah ujung gunung es. Tipe orang-orang 'Yay-Gung Pecinta Naga' segera mengetahui kalau 'naga' ini tidak begitu disukai. Dia terlalu dingin terhadap perempuan dan terlalu mengesankan bagi laki-laki. Jika dia tidak terlahir tinggi dan tampan, orang-orang tidak akan sabar kepadanya, dan mereka yang tidak menyukainya tidak akan berani memancingnya, maka mungkin dia sudah lama etrtangkap oleh seseorang yang mencari masalah.

[TN: Untuk kalian yang tidak ingat, ini adalah metafor bagi orang yang bilang kalau mereka suka sesuatu tapi sebenarnya takut padanya. Idiom ini diambil dari cerita pendek tentang Ye Gong yang pura-pura suka naga tetapi sebenarnya takut pada naga.]

Nantinya, masalah pasti tetap akan datang.

Suatu ketika, setelah kelas Dengism, An Ning dan Liang Shenghan pergi ke kafetaria terdekat untuk makan. Kafetaria ini dekat dengan asrama Fakultas Seni. Diantara kafetaria di kampus, inilah yang paling populer. Tetapi, ini terlalu jauh dari asrama mereka, jadi ini adalah pertama kalinya An Ning kesini untuk makan.

Ini adalah telur orak-arik dengan tomat yang penampilannya biasa, tapi dengan satu gigitan, An Ning merasa bahwa ini adalah telur orak-arik dengan tomat yang sangat autentik. Tidak heran kalau kafetaria ini sangat populer. Dirinya tenggelam dalam beberapa suapan ketika Liang Shenghan tiba-tiba berkata "Hei," kemudian menunjuk ke satu arah. "Bunga sekolah."

[TN: Intinya wanita paling cantik di sekolah.]

An Ning berbalik untuk melihat dan dia benar-benar bisa melihat sinar di depan barisan kerumunan yang mengantri makan. Ada beberapa wanita, tapi dalam sekejap dia bisa tahu mana orang yang dimaksud Liang Shenghan. Wanita itu berambut Panjang dan senyumnya sedikit mirip Aragaki Yui. Tidak heran kalau dia adalah bunga sekolah. Itu sudah pasti karena dia juga suka Aragaki Yui.

Liang Shenghan tersenyum dan berkata, "Sekarang kamu tahu kenapa ada banyak orang disini, kan?"

An Ning mengeluarkan suara "ah." Itu... sebenarnya karena ini? Dalam sekejap, piring berisi telur orak-arik dengan tomat menjadi sedikit menyedihkan.

Tapi itu terlalu berlebihan. Dia tidak melihat kafetaria mereka terkena ledakan popularitas karena Qin Weihang...

"Qin Weihang tidak makan di kafetaria. Kalau dia pergi ke kafetaria tepat waktu tiap hari, kafetaria kita mungkin akan lebih populer daripada disini." Kata Liang Shenghan, "Tapi, dengan karakter Qin Weihang, dia akan membuat masalah cepat atau lambat."

"Tidak mungkin," An Ning menggelengkan kepala sambil makan, "Dia sangat baik."

"Bagaimana kamu bisa tahu?" Tanya Liang Shenghan, "Kalian sudah pernah ngobrol?"

An Ning mengangguk ragu-ragu: "Uh... kamu bisa bilang begitu."

"Apa yang kalian bicarakan?" Liang Shenghan bertanya penasaran.

An Ning merasa sangat malu untuk mengatakan isi percakapannya, jadi dia hanya berkata, "Hanya sapaan biasa dan dia juga membalas, jadi..."

Oh, betapa memalukannya! Sampai berbohong tentang hal seperti ini... Dia dengan cepat menundukkan kepalanya dan menyendok dua suap nasi.

"Bagaimana ini bisa menunjukkan kalau dia orang baik?" Liang Shenghan tertawa dan menunjuk dirinya sendiri, "Kalau begitu, siswa terbaik, apa yang kamu pikirkan tentangku? Tidak hanya mengucapkan halo ke kamu, aku juga makan bersamamu. Dalam hatimu, apakah aku bisa menjadi orang bijak Gandhi?"

[END] Lemon LightningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang