Chapter 26

77 15 0
                                    

Saat jeda antarkelas, An Ning tidak yakin apakah dia harus keluar kelas untuk berjalan-jalan dan kembali lagi. Sangat canggung duduk di belakang Qin Weihang. Tapi kalau dia keluar, dia akan berhadapan dengan Qin Weihang saat kembali. Dia tidak berani melihat ekspresi Qin Weihang sekarang, tapi saat ini, matanya memancarkan pertentangan—mereka tidak ingin pergi dari belakang kepala Qin Weihang. Bahkan jika dia memaksa diri untuk menundukkan kepala dan menulis, matanya akan kembali. Qin Weihang bergerak sedikit, dan dia akan terus berdoa dalam hatinya: Berdiri! Jalan-jalan! Bagaimana kamu bisa duduk diam setelah duduk begitu lama?!

Tapi rumput sekolah Qin tidak pernah mengikuti permintaannya. Dia kembali menyalin catatan lagi sampai ke baris ketiga. Saat itu, Qin Weihang memakai earphone di telinga kanannya. An Ning memegang pena di tangannya dan menatap langsung ke kabel headphone putih yang menggantung di pundak Qin Weihang. Dia berbisik dalam hatinya: Pakai yang kiri juga. Cepat pakai yang kiri juga!

Sebelum dia bisa melihat Qin Weihang memakai earphone sebelah kiri, pundaknya ditepuk. An Ning menoleh tajam dan melihat Liang Shenghan dan Xiao Pang turun dari barisan belakang sambil membawa tas.

Awalnya mereka berdua duduk di barisan kelima dari belakang. Mereka mungkin melihat Qin Weihang datang kesini, jadi mereka juga datang untuk duduk dan bergabung.

An Ning tiba-tiba merasa lega. Dia buru-buru bangkit untuk memberikan tempat. Segera setelah Xiao Pang duduk, dia menepuk pundak Qin Weihang. Seluruh punggung Qin Weihang membeku. An Ning melihat dirinya yang menarik earphone nya dengan bingung. Saat dia berbalik, An Ning buru-buru menundukkan kepala dan berkonsentrasi ke catatannya, tidak menatap Qin Weihang. Lalu dia mendengar Xiao Pang menanyai Qin Weihang: "Kenapa kamu datang ke kelas ini, ge?"

Setelah beberapa saat, dia mendengar nada datar Qin Weihang, "Kalau aku tidak datang, aku tidak akan lulus."

"Bahkan kamu pun peduli kalau tidak lulus kelas?" Wajah Xiao Pang mengekspresikan 'Siapa kamu? Kamu Qin Weihang, bagaimana bisa kamu takut tidak lulus kelas?'

Liang Shenghan menggodanya: "Kan dia harus mencari uang."

Qin Weihang tidak merespon candaan itu dan melirik ke arah An Ning. Liang Shenghan juga menyadarinya. Sejak dia dan Xiao Pang mendekat, An Ning fokus menyalin catatan. Melihat sikap Qin Weihang, dia menjadi lebih yakin. Ada yang aneh diantara dua orang ini. Dia terbatuk dan menyarankan: "Ada toko dry pot * di belakang sekolah. Baru saja buka, jadi masih ramai. Bagaimana kalau kita berempat kesana setelah kelas? Kan tidak ada kelas siang."

[TN: Versi lainnya hot pot. Dimasak tanpa sup dan dengan rempah-rempah.]

Kok tidak ada kelas siang? An Ning mengangkat kepalanya untuk menatap Liang Shenghan. Jadi kelas Marxism tidak termasuk kelas di matamu...

Xiao Pang si pecinta kuliner langsung merespon: "Tentu, aku pergi kesana minggu lalu. Rasanya enak dan aku bisa menjamin reputasinya!"

An Ning tidak menjawab. Dia sedang menunggu jawaban Qin Weihang, namun Qin Weihang terus melihat ke bawah dan menggeser layar ponselnya tanpa ikut berpartisipasi dalam percakapan. Xiao Pang menepuk pundaknya lagi dan berseru: "Ge, ayo kesana bersama-sama!"

Qin Weihang melepas earphone nya lagi dan melihat ke belakang. Meskipun An Ning tidak menatap Qin Weihang, dia sadar kalau Qin Weihang sengaja membalikkan pundaknya. Dia bersandar menyamping, terhuyung-huyung hanya untuk menatap Xiao Pang: "Pergi kemana?"

Xiao Pang membuat suara 'woah', dan seluruh tubuhnya bersandar ke belakang: "Oh, ge, jangan tiba-tiba mendekat! Hatiku tidak kuat!"

Qin Weihang tertawa. Dia merasa itu lucu di awal, tapi segera mereda menuju akhir.

[END] Lemon LightningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang