Chapter 46

43 9 0
                                    

Susah menggambarkan tidur ini. Di dua atau tiga jam pertama, An Ning sadar dia sama sekali tidak bisa tidur. Dia berbaring di sofa, bergerak-gerak. Beruang itu juga mengikuti gerakannya, berputar dan berguling. Dia tidak bisa mengenyahkan beruang itu, sama seperti bagaimana dia tidak bisa mengenyahkan pemilik beruang ini dari benaknya.

Tapi nantinya... nantinya mungkin karena terlalu hangat, dan sofanya jauh lebih nyaman daripada kasur keras di asrama. Dia seharusnya sulit tidur di sofa yang asing, tapi sepertinya ada perasaan aman yang aneh. Bukan hanya tertidur, tapi dia juga tidur nyenyak.

Dia terbangun oleh Qin Weihang pada pukul 6:30 pagi.

Dia bangun dengan gemetar. Ada sensasi ditepuk di pundaknya yang masih tersisa, tapi dia tidak yakin apakah Qin Weihang yang menepuknya, karena saat dia membuka mata, punggung Qin Weihang sudah berjalan ke kamar mandi.

An Ning segera berpakaian, melipat selimut yang ringan dan hangat, dan menaruhnya di atas sofa bersama beruang yang menemaninya sepanjang malam.

Qin Weihang menggosok gigi dan keluar kamar mandi, tepat waktu An Ning menggendong beruang yang sangat besar itu seperti putri ke sofa.

Saat An Ning turned berbalik, Qin Weihang juga sudah berbalik dan kembali ke kamar mandi.

An Ning berjalan keluar kamar mandi. Qin Weihang membungkuk dan menyeruput air untuk berkumur. Ini membuat An Ning bereaksi lambat. Keran air itu—nanti dia juga harus meletakkan mulutnya disana...

Qin Weihang menyeka air dari wajahnya, menggantung handuk, dan berjalan keluar. An Ning pikir dia akan berjalan lurus keluar kamar mandi, tapi Qin Weihang berhenti di pintu kamar mandi, bertanya: "Apa tidurmu nyenyak semalam?"

An Ning mengangguk, "Sangat nyenyak."

Qin Weihang agak kaget: "Kau tidak merasa tidak nyaman tidur di sofa yang asing?"

An Ning tersenyum dan berkata, "Awalnya begitu, tapi setelahnya aku tidur pulas."

"Kalau kau mengantuk, kita bisa berhenti hari ini," ucap Qin Weihang.

"Tidak perlu," An Ning melambaikan tangan dengan cepat, "Kita setuju kalau aku akan berlatih lead climbing hari ini!"

Qin Weihang mengangguk, menepi, dan memberi isyarat padanya: "Kau bisa menggunakannya."

An Ning memberanikan diri dan keluar kamar mandi. Di pintu, pundak Qin Weihang menyentuhnya dan dia keluar. Semuanya terasa sangat alami. Hanya An Ning yang tahu kealamian ini berbeda dari kealamian wajar milik Qin Weihang—kealamiannya palsu.

Dia selesai dengan linglung. Saat keluar, dia sadar kalau Qin Weihang sudah berganti baju untuk perjalanan ini. Dia menunduk untuk menyesuaikan tudungnya dan berjalan keluar kamar tidur. Dia mengangkat pandangan dan berkata, "Hari ini agak dingin. Kau mau aku meminjamimu bajuku?"

An Ning berkata "Tidak perlu" dengan gaya elegan, tapi kemudian bersin.

Jadi saat ini, dia berdiri di lift mengenakan jaket baseball OFF-WHITE hitam milik Qin Weihang. Segera setelah pintu lift tertutup, An Ning melihat dirinya berdiri di belakang Qin Weihang, membuat jaket yang pas terlihat kebesaran saat dia mengenakannya. Dia menunduk menatap pakaian di tubuhnya. Dia masih ingat bagaimana Qin Weihang terlihat saat mengenakannya. Sayang, kalau dia tidak membandingkan, dia tidak akan tahu. Tapi saat dia melakukannya, itu mengejutkannya. Garis pundaknya jatuh begitu banyak...

Lift turun, dan di dalamnya sangat sunyi. An Ning terbatuk dan bertanya: "Kau suka beruang?"

"Huh?" Qin Weihang tersadar, "Aku tidak menyukainya. Itu punya tuan rumah. Dia punya terlalu banyak boneka berbulu unutk dibawa, jadi dia meninggalkan satu untukku."

[END] Lemon LightningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang