Insta @ moneydollarswp
CH Telegram @ moneydollarswp☠︎︎☠︎︎☠︎︎
20. Musuh Terbesar
Rumah sakit adalah tujuan utama Alea sekarang. Sania harus segera diobati. Perihal motor besar Sania, Alea sudah menelepon temannya untuk membawa motor itu ke basecamp. Alea juga sudah mengabari para anggota Estrella dan beberapa anggota Panthera termasuk Alga tentang Sania.
Alea bisa merasakan tubuh Sania yang melemas di belakang. Alea hanya bisa berharap Sania mampu mempertahankan kesadarannya sampai bangunan rumah sakit tampak nanti.
"Jangan bercanda kayak tadi lagi, San. Gue khawatir." Alea berucap dengan sungguh.
Sedangkan Sania di belakang hanya menimbulkan senyum tipis. Nyatanya sekarang, Sania sedang mati-matian menahan kesadarannya. Ia tak boleh memejamkan mata.
Alea menghela napas. "Kita bentar lagi sampe. Jangan tidur."
Di sepanjang perjalanan, Alea menahan kekhawatirannya, fokus pada satu tujuan yakni membawa Sania secepatnya ke rumah sakit.
Setibanya di parkiran rumah sakit, Alea segera mematikan mesin motor dan berusaha melepas helm. Namun, sebelum sempat turun untuk membantu Sania, tubuh Sania tiba-tiba terjatuh ke tanah dengan lemah, tak sadarkan diri.
"Sania!" Alea berseru panik, langsung berlutut di samping tubuh Sania. Dengan tangan gemetar, Alea segera melepas helm Sania, menahan tengkuk perempuan itu. "Lo jangan bercanda lagi San! Nggak lucu! Kita udah sampe rumah sakit sekarang, ayo bangun anjing!"
Tidak, Sania sedang tidak bercanda. Ia benar-benar sudah tak mampu untuk menampung kesadaran.
***
Menunduk seraya duduk di atas waiting chair. Bersamaan dengan doa yang Alea panjatkan untuk Sania dan tanda tanya besar. Tanda tanya besar itu adalah apa yang Greysa inginkan? Setelah tiga tahun tak tampak, kini kembali dengan membawa arus besar. Sania pula yang menjadi korban pertamanya. Semuanya kembali mengacau.
Lamunan Alea buyar saat Alga datang sembari menyeru, bertanya berkali-berkali akan kondisi Sania yang Alea pun belum tahu pasti. Alga terlihat sangat panik, bahkan Alea bisa lihat dengan jelas air mata mengambang di pelupuk mata laki-laki itu.
"Mungkin kondisi Sania bisa dibilang kritis, Al." Hanya itu yang bisa Alea lontarkan.
Alga memijat pelipisnya seraya bersandar pada tembok. Alga merasa gagal kali ini, ia tak tepat waktu untuk datang menyelamatkan Sania. Untunglah ada Alea. Memikirkan hal itu membuat Alga mengepal kedua tangannya kuat-kuat. Ia merasa sangat marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
EROTAS 2
ActionPerihal yang terulang di tiga tahun kemudian. [ ⚠ 15+ - 17+! ⚠ MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN YANG TAK PATUT DITIRU! ]