Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
02 - Pendiri Panthera
Puluhan anggota Panthera yang berasal dari base dua, tiga dan empat mengumpul di basecamp besar Panthera. Basecamp yang terlampau lebih luas dan tingkat dua. Hari ini mereka semua akan menyambut seorang pria yang sudah membuat mereka lekat dengan jaket kulit hitam berlambang harimau putih itu.
Begitu pintu basecamp utama dibuka, semua anggota Panthera berdiri dan meletakan kedua tangan mereka dibelakang. Tampak seorang pria paruh baya yang hadir dengan tongkat sebagai penopangnya. Namanya, Tommy Albercio. Pendiri Panthera sejak 1976.
"Tuan Tommy, saya bawakan kursi roda." Pengawal Tommy yang menggunakan tuxedo itu menyeletuk.
Tommy menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu untuk sekarang. Biar saja saya menggunakan tongkat. Lagi pula, sudah lama saya tidak memijakan kaki di tempat ini," ucapnya dengan suara serak.
Eren yang berdiri di tengah akhirnya melangkahkan kaki ke arah Tommy, menuntun pria paruh baya itu ke tengah-tengah. Kemudian, Eren beralih untuk berdiri disamping Arlando.
Tommy menempelkan punggung tangannya di dada, guna berterimakasih. Eren membalas dengan senyuman sembari mengangguk. Pria paruh baya itu menatap beberapa anggota Panthera, merasa amat bangga. Bagaimana tidak? Geng motor yang ia ciptakan kini terlampau sukses dengan kemenangan.
"Ah, foto itu masih ada di sini rupanya." Tommy menimbulkan senyum tipis tatkala melihat bingkai foto yang berisikan sekelompok lelaki gagah dengan wajah tegas, yang mana terdapat figur Tommy di sana. "Kenapa tidak kalian lepas saja?"
"Bagi kita itu sejarah, pak," ucap Arlando seraya ikut menatap foto tersebut.
Tommy mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Pria dengan jaket kulit cokelat itu menatap mata Eren dan Arlando secara bergantian. "Lanjutkan rasa percaya orang-orang."
Ucapan Tommy sangat dalam. Ya ... Tanpa kepercayaan orang-orang, bahkan ketua dan wakil ketua Panthera sebelumnya, mereka tidak akan memimpin ratusan pasukan seperti sekarang. Tidak akan ada gelar pemimpin yang bersandang.
Dari arah pintu utama, muncul figur Jeffrey dengan jaket kulit hitam. Pria itu sangat gagah dengan tinggi badan yang mendukung. Ada Radega disebelahnya yang memiliki penampilan yang sama dengan Jeffrey.
"Bang Tommy." Jeffrey melangkahkan kakinya dan berhenti tepat di depan Tommy yang masih terpaku di tempatnya berdiri sejak tadi.
Tommy memperhatikan Jeffrey dari bawah hingga atas. Jeffrey, ketua Panthera angkatan 1994 yang amat dipercaya kala itu. Ia masih menjadi penduduk bumi rupanya.
Tommy menepuk pundak pria itu. Merasa bangga melihatnya. Jeffrey, anggota Panthera yang memang dibanggakan dan diagungkan sehingga terpilih untuk menjadi ketua Panthera di era 1994.
"Ahh, Jeff. Abang sudah tua sekarang," ucap Tommy yang kemudian menghela napasnya. Ia merasa kasihan dengan dirinya sendiri. Tapi, yang namanya usia pasti akan terus bertambah dan mengurang untuk menyambut kematian. "Harusnya pakai kursi roda. Tapi abang tidak mau."
"Bang," panggil Radega. "Senang rasanya melihat abang lagi."
Tommy tersenyum. Kemudian beralih menatap para anggota Panthera yang sekarang masih berdiri tegak. "Saya ke sini karena ingin memberikan buku bersejarah."
Pria paruh baya itu mengangkat tangannya ke arah pengawal, memberi isyarat atau kode agar pengawalnya menghampiri dan memberinya buku yang katanya bersejarah. Pengawal Tommy memberikan buku hitam dengan lambang harimau putih. Tampaknya buku itu sudah tua.
Karena katanya bersejarah. Tommy mengambil buku itu dari telapak tangan pengawal. Kemudian beralih pada Eren. Tanpa babibu, Tommy memberikan buku hitam itu kepada Eren bersamaan dengan rasa percaya yang sudah mantap.
"Simpan baik-baik. Jangan sampai hilang."
Eren mengangguk. Buku hitam yang kelihatan sudah tua itu ia tatap lekat-lekat. Arlando juga ikut menatapnya.
"Saya sudah percaya kepada kalian berdua untuk memimpin ratusan anggota," ucap Tommy seraya membenarkan kerah jaketnya menggunakan satu tangan. "Jangan rusak kepercayaan saya dengan kalian lalai untuk menyimpan buku itu baik-baik."
Arlando mengangguk dengan tekad yang mantap. "Kita pastiin buku ini nggak akan hilang apa lagi rusak, pak."
"Dan kita juga bakal simpen buku ini sampe bapak mau kita kembaliin buku ini ke tangan bapak," timbrung Eren.
"Buku itu hanya ada satu. Selama puluhan tahun, hanya saya berikan kepada Jeffrey, tapi Jeffrey malah mengembalikannya kepada saya." Tommy beralih menatap Jeffrey kemudian sedetik kemudian kembali menatap Eren dan Arlando. "Jangan kembalikan buku itu sampai kapanpun. Itu adalah bentuk kepercayaan saya kepada kalian."
—TO BE CONTINUED—
Double Update. 28 September 2024. Ditulis dengan 661 kata. (Short Chapter)