Remasan botol terdengar nyaring di dalam basecamp Panthera. Arlando, laki-laki itu meremas botol seusai meneguk sisa air di dalam botol tersebut. Diranjakan tubuhnya dari atas sofa, melempar botol ke dalam tempat sampah,goal masuk seperti tidak ada kesulitan.
Kedua tangannya dimasukan ke dalam saku celana. Kedua bola matanya menatap lurus ke arah jendela yang menampakan langit malam. Arlando sudah benar-benar mantap untuk perang atau perkelahian antar Panthera dan Ardes kali ini. Pasal, Lakha selaku ketua Ardes sudah memberikan lokasi di mana kedua geng motor tersebut saling bertukar lukis memar.
Angin dan badai memang sedang melanda dan semua itu berasal dari Greysa. Greysa Valencia, perempuan tersebut telah merencanakan adanya peperangan ini.
"Land," panggil Eren seraya menghampiri Arlando di sana. Satu tangannya terulur untik menepuk pundak wakil ketua itu. "Alga sama Baron udah berhasil nahan Ezra dan Javas."
Arlando menoleh. Menatap lurus ke arah netra Eren. "Gue ke sana?"
"Iya. Gue bakal dateng belakangan."
Arlando mengangguk mantap, ia membenarkan kerah jaketnya sebelum bergegas pergi menggunakan motor besar.
***
Sesampainya di lokasi yang cukup jauh dari pemukiman warga. Arlando menatap lurus ke arah para figur yang ada di sana dari balik helmnya. Wajahnya tampak saat helm dilepas. Arlando turun dari motor, beralih untuk bersandar pada motornya tanpa mengalihkan sedikitpun matanya dari Ezra dan Javas yang tengah ditahan kuat-kuat oleh Alga dan Baron.
"Dua umpan sekaligus tuh." Arlando menyambar dengan nada bicara yang terdengar menyebalkan.
Ezra merasa geram. Di sela tangannya yang terpelintir ke belakang, ia mengepal kuat keduanya. "Anjing lo!"
"Tenang aja, nanti kalau pasukan Ardes udah pada dateng, lo dilepasin kok," ucap Arlando seraya menyilangkan kedua tangannya di dada.
Arlando menatap keduanya secara bergantian. Ia tetap santai pada posisinya tanpa mempedulikan Ezra maupun Javas yang sesekali memberontak minta dilepaskan. Ya sudah pasti Alga dan Baron tak akan melepaskan mereka.