Arlando mengarahkan motor besarnya ke pinggir jalan. Ponselnya berdering, jadi agar tidak terjadi bahaya, Arlando lebih memilih untuk berhenti sejenak di pinggir jalan dan menjawab telepon itu.
Setelah mengeluarkan ponsel dari saku jaket, tertulis di layar ponselnya, Jessica. Segera ia jawab kala tahu telepon itu masuk dari sang Istri.
"Halo, Jess. Ada apa?" Arlando bertanya lebih dulu.
"Land, kamu di mana?"
"Aku di jalan, mau pulang ke rumah. Kenapa?"
"Oh, aku kira kamu bakal nginep di basecamp."
Arlando terkekeh. "Hari ini bukan giliran aku, tapi giliran Mahesa sama Baron."
Setelah Jessica membeo, keheningan pun menjajah diantara keduanya. Hanya ada suara bising dari pengendara yang lalu-lalang di jalanan. Tapi tak sampai satu menit akhirnya terdengar lagi suara dari seberang.
"Aku nitip melon sama mangga ya. Kalau ada, sekalian aku juga nitip jeruk mandarin," ucap Jessica yang banyak mau.
Tumben banget nitip buah-buahan? Nggak biasanya, batin Arlando yang membuat laki-laki itu tak bergeming.
"Land, kamu denger, kan?"
Suara Jessica membuat Arlando buyar. "D-Denger, kok. Melon, mangga sama jeruk mandarin. Ya udah kalau gitu aku beli dulu."
"Tunggu, Land! Jangan dimatiin dulu."
"Kenapa?"
"Kalau nggak ada jeruk mandarin, beli anggur hijau aja. Kalau nggak ada anggur hijau, beli buah naga."
"Oke, siap laksanakan Nyonya muda Bramantara!"
***
"Sebenernya lo kenapa Grey? Lo masih kepikiran sama empat orang yang ngeroyok lo itu?" Setelah memikirkan dengan matang, Leana pun memutuskan untuk bertanya. Jika Greysa tak menjawab juga, Leana akan terus memaksa sampai Greysa benar-benar menjawabnya.
Greysa tetap diam. Perempuan itu lebih memilih untuk tetap memainkan sebuah game pada ponselnya. Hal tersebut membuat Leana gemas, ia menutupi layar ponsel Greysa menggunakan telapak tangannya.