SD 1

367 18 0
                                    


Seorang gadis bergerak gelisah di atas ranjangnya, iya bergerak mencari posisi yang nyaman. Sudah beberapa menit ia mencoba memejamkan matanya, tapi tetap saja ia tak bisa tidur. Ia meraih handphone nya yang berada di dekatnya.

20.10

Pantas saja ia tak terlelap, ini bukan jam tidurnya. Tapi ia juga tak mempunyai kegiatan yang ingin dilakukan sekarang.

Membaca buku, tapi ia tak memiliki buku yang menarik untuk di baca. Belajar tidak, ia sangat malas untuk belajar sekarang. Lagi pula ia adalah seorang sarjana pengangguran. Main HP tidak seru pikirnya, apalagi sekarang ia tak memiliki paket internet, ingin beli tapi sekarang ia sedang di landa kanker. Kantong kering, bukan yang penyakit.

Terlalu lama bergelut dengan pikirannya ia kemudian mencoba memejamkan matanya, tapi tetap saja ia tak bisa tidur. Ia melirik boneka yang selalu setia di ranjangnya, itu adalah boneka yang di berikan oleh ayahnya saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar.

'Pou' itulah nama yang ia berikan untuk boneka kelinci itu.

Ia beralih mengambil nya, lalu memeluknya ia jadi ingat kebiasaannya saat masih anak-anak. Jika ingin tidur ia harus memeluk boneka itu, jika tidak ia pasti sulit tidur seperti sekarang ini. Bibirnya membentuk senyum kecil, ia rindu masa-masa dimana ia tak perlu memikirkan pekerjaan dan lain sebagainya.

Perlahan-lahan ia mulai menutup matanya, berharap saat bangun nanti setidaknya ia bisa tersenyum tanpa ada sebuah beban yang harus ia pikirkan.

🍀🍀🍀

Tok tok tok

"Natasha bangun udah pagi ini."

Natasha ia masih lelap dalam tidurnya, tidak bergeming dengan suara ketukan pintu atau pun teriakan itu.

Pagi ku cerah ku matahari bersinar ku gendong tas merah ku di pund

"Ck apa sih berisik banget." Gumamnya, ia mencoba meraba mencari benda yang sedari tadi berbunyi itu.

Ia mengerjapkan matanya, karena cahaya yang sudah masuk dari kamarnya. Tunggu, ini bukan kamarnya di kontrakan, tapi ruangan ini cukup familiar. Kesadaran Natasha langsung terkumpul begitu saja, ia lekas duduk menatap ruangan itu.

'Inikan kamar gue waktu masih SMA' batin Natasha.

Ia kemudian menatap ponsel yang ada di tangannya. Itu adalah ponsel android pertama nya, sepuluh tahun yang lalu. Dengan tergesa-gesa Natasha langsung turun dari ranjangnya.

Tuk

"Pou" gumam Natasha sambil mengambil bonekanya yang tergeletak di lantai. Ia kemudian mengecek tanggal di handphone nya. Daebak, ia benar-benar kembali ke masa lalu. Kembali melihat ponselnya dan melihat jam, ternyata sekarang sudah pukul 10.20
Pantas saja pintunya terus di ketuk.

Jika benar ia kembali ke masa lalu, pasti sekarang mommy nya yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya itu.

Ceklek

"MOM" teriak Natasha dengan semangat, ia langsung memeluk mommy nya itu.

"Hey kamu kenapa?" Tanya Dinda dengan heran, tadinya ia ingin mengomeli anak semata wayangnya itu, tapi ia urungkan ketika Natasha langsung memeluknya ia terkejut.

"Nggak apa-apa." Natasha kemudian menatap mommy nya sambil tersenyum lebar.

"Kamu nggak kesurupan kan, makanya mommy bilang jangan bangun kesiangan mulu nanti ke sambet setan pengangguran." Kata Dinda dengan menggebu-gebu.

"Ihh mom aku nggak kesurupan, lagian ini masih pagi kok." Kata Natasha membela dirinya sendiri.

"Pagi kamu bilang, lihat sekarang itu udah jam berapa." Dinda menunjuk jam diding yang berada di belakangnya, yang sudah menunjukkan pukul 10.30

"Itu masih pagi mom, lagian kalau siang itu jam sebelas ke atas." Elak Natasha.

"Udah kamu nggak usah banyak alasan, sekarang pergi mandi. Jangan mentang-mentang ini hari minggu kamu juga ikut libur mandi, cepat masuk mandi." Dinda mendorong pelan Natasha masuk ke kamarnya.

"Ck anak itu masih pagi udah bikin darah tinggi naik aja, untung anak satu-satu. Kalau nggak...."

"Kalau nggak kenapa mom?" Tanya David, ia kemudian menghampiri istrinya lalu memeluknya dari belakang.

"Ish lepasin, kamu juga sama saja. Bukannya bagun pagi, malah bangun kesiangan pantas saja Natasha sering bangun kesiangan ternyata itu gen dari Daddy nya yang pemalas."
Dinda meninggalkan suaminya yang masih diam mematung.

"Rasanya langsung nusuk ke lambung." David mengelus dadanya, guna menyemangati dirinya sendiri. Apa salah dirinya, padahal ini adalah hari liburnya. Sepertinya ia salah mengganggu istrinya yang sedang sensitif itu.

☘️☘️☘️

Natasha telah selesai membersihkan dirinya, kini ia berdiri di depan cermin yang ada di dalam ruangan walk in closet nya.

"Kalau sekarang tahun 2014, berarti gue balik sepuluh tahun yang lalu. Itu artinya keluarga gue masih aman, belum bangkrut." Di masa lalu, satu tahun ke depan keluarganya akan mengalami kebangkrutan dan itu semua karena dirinya.

Tidak lebih tepatnya karena Yuni, sahabatnya ralat sahabat palsunya. Ini semua karena ia terlalu mempercayai Yuni, sampai apapun yang Yuni katakan selalu ia turuti.

Yuni selalu berpura pura baik padanya, ia selalu memberinya nasihat layaknya sahabat yang baik, dan bodohnya Natasha selalu mempercayai semua perkataan Yuni, tanpa curiga sedikitpun.

Mulai dari Yuni yang selalu menjodohkan dirinya dengan kakak tirinya, dan berakhir pacaran dengan Agung. Natasha yang tidak memiliki pengalaman dalam berpacaran atau pun dekat dengan laki-laki, dan hal itu membuatnya mudah terbawa perasaan. Dan Natasha baru tahu jika Yuni dan Agung hanya memanfaatkan nya, saat ia duduk di bangku kuliah. Parahnya ternyata Yuni dan Agung itu memiliki hubungan lebih dari saudara tiri.

Awal kehancuran Natasha di mulai saat David menjodohkan dirinya dengan salah satu anak sahabatnya, ia seorang pengusaha sukses. Tapi Natasha dengan terang-terangan menolaknya secara kasar, dan itu semua berkat nasihat dari Yuni. Anak dari sahabat David yang tak terima di permalukan membuat  perusahaan David bangkrut.

Setelah mengalami kebangkrutan, David menjadi sakit-sakitan karena kurang istirahat dan stress. Melihat kondisi David, Dinda  ikut drop. Sehingga Natasha harus bekerja untuk biaya pengobatan kedua orang tuanya.

Karena sejak kecil Natasha tak pernah bekerja, ia terpaksa menjual seluruh harta keluarganya yang tersisa, namun bukannya mendapatkan uang, Natasha malah di tipu. Mengetahui kabar  tentang anaknya yang ditipu, David semakin drop dan berakhir meninggal karena serangan jantung.

Setelah kematian David, Natasha dan Diana tinggal di kontrakan kecil. Mereka hidup pas-pasan, karena tak tega melihat Natasha tidak melanjutkan pendidikannya, Dinda terpaksa meminjam uang kepada seorang pemilik laundry.

Akhirnya Natasha kembali kuliah, tapi ia sering bolos kuliah dan jarang masuk karena kerja part time, uang yang mommy nya kumpulkan dengan susah payah juga ia berikan pada Agung. Dinda  bekerja di sebuah laundry di dekat kontrakan mereka. Dan pada suatu hari kejadian naas kembali menimpanya, ia mengalami kecelakaan pada saat pengiriman pakaian kepada salah satu pelanggannya. Dan berakhir meninggal dunia.

Setelah kepergian Dinda, Natasha benar- benar terpukul di tambah lagi dengan kenyataan bahwa Yuni dan Agung hanya memanfaatkan dirinya, dan juga tentang hubungan Yuni dan Agung yang sebenarnya.

Tapi Natasha masih berusaha keras agar bisa lulus dari universitas tempat belajarnya, walaupun ia tidak memiliki apapun lagi. Tetapi setelah lulus ia pun tak dapat memiliki pekerjaan karena jurusan yang ia ambil benar-benar bukan keahliannya. Dan ia berakhir sebagai sarjana pengangguran, yang tiap harinya harus berjuang untuk kehidupannya sehari-hari.

Malie🐰

SATU DEKADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang