SD 10

148 8 1
                                    


Keramaian di daerah permainan yang biasa di sebut Timezone terlihat jelas, banyak orang yang datang untuk bermain juga bersama keluarga mulai dari usia anak-anak sampai orang dewasa.

Seperti Natasha dan juga kedua temannya, Ara dan Ferdi. Mereka juga berada di sana, setelah acara kedatangan tiba-tiba Ferdi dan juga aksinya yang pura-pura ngambek karena tidak di ajak, mereka sekarang mengajak Ferdi untuk bermain salah satu permainan di sana untuk membujuknya.

"Ayo dong ferdi gue tahu lo paling jago main ini." Bujuk Ara, mereka berada di salah satu permainan memasukkan bola basket ke dalam keranjang.

"Gak, tadi gue baru main." Maksud Ferdi baru main adalah saat ia berlomba siang tadi.

"Iya gue tahu, tapi ini kan beda." Kata Ara.

"Gak seru, gak ada lawan." Ara sedari tadi sudah berusaha menahan diri untuk tidak marah, tapi sepertinya Ferdi benar-benar sedang menguji kesabarannya.

"Main aja lah fer, gue lihat tadi lo keren banget pas lomba gue mau lihat lagi ya ya please." Kata Natasha dengan sedikit membujuk.

Melihat ekspresi Natasha, membuat Ferdi gugup. "Ya udah kalau gitu."kata Ferdi menyetujui.

Plak

"Ini anak ngeselin banget ya, dari tadi gue ngebujuk lo tapi lo nggak mau. Terus pas Natasha yang bicara, satu kali aja lo udah setuju." Kesal Ara.

Ferdi mengelus-elus lengannya yang kena pukulan Ara. "Sakit Ra, lagian siapa juga yang nyuruh lo buat bujuk gue." Kata Ferdi membela dirinya sendiri.

"Nggak ada, cuma siapa yang sok-sokan lagi ngambek lo kan." Tuding Ara.

"Itu salah lo, siapa suruh ngajak Natasha ke mall tapi nggak ngajak gue juga." Ferdi tetap pada pendiriannya.

"Shutt udah, kalian nggak jadi main?" Natasha menengahi perdebatan mereka berdua, ia juga sadar sekarang mereka sudah menjadi pusat perhatian.

"Jadi." Jawab Ferdi.

"Minggir lo." Kata Ferdi memberikan isyarat untuk menyuruh Ara menyingkirkan.

"Santai aja kali." Gumam Ara, Natasha langsung menarik Ara untuk berdiri di sampingnya.

Ferdi bermain dengan serius, ini kesempatannya untuk membuat dirinya terlihat keren di depan Natasha. Apalagi sekarang bukan lomba yang dimana banyak orang di dalamnya, sekarang hanya ada dirinya sendiri dan itu artinya Natasha hanya fokus kepadanya.

"Ayo fer semangat." Kata Natasha menyemangati Ferdi, ia langsung memperlihatkan skill bermainnya yang hebat.

"Tambah lagi poinnya." Kata ara yang juga ikut menyemangati Ferdi.

105

Itu adalah poin yang Ferdi cetak. "Tuh kan lo jago mainnya." Kata Ara.

"Gue emang jago." Sombong Ferdi.

"Sombong banget lo." Kata Ara.

"Gue nggak sombong, itu kenyataan ya kan Nat?" Tanya Ferdi pada Natasha.

"Iya." Ferdi tersenyum puas mendengar jawaban Natasha, rasa nyeri di lengannya seketika hilang.

"Baru juga kayak gitu udah bangga." Natasha, Ara dan juga Ferdi berbalik melihat orang yang sedang berbicara tersebut.

"Arjuna, lo ngapain lo ke sini?" Tanya Ferdi.

"Main." Jawab Arjuna dengan santai, ia mengambil alih bola basket yang berada di tangan Ferdi.

"Nih lihat gue main." Kata Arjuna, ia langsung bermain dengan serius. Sementara itu Natasha dan Ara hanya bisa diam melihat Arjuna yang masih serius bermain itu, berbeda dengan Ferdi yang sedang menahan rasa kesalnya.

SATU DEKADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang