SD 16

108 8 0
                                    

"Perkenalkan saya Akhtar Aprilio Devendra."

Natasha terpaku saat mendengar nama orang yang ada di depannya, jelas ia tahu nama itu, karena dulu daddy nya sering menyebutnya. Ternyata inilah sosok orang yang akan di jodohkan dengannya.

Dari awal ia sudah curiga dengan orang yang menjemputnya itu, tapi tidak ada sedikitpun pikiran yang terlintas di benaknya jika orang inilah sosok yang sangat berpengaruh dalam hidupnya. Orang yang membuat kehidupannya berubah 180°, karena penolakan yang ia berikan. Natasha kehilangan segalanya.

Dengan yakin Natasha meraih uluran tangan itu, dan menyalami nya.
"Natasha Seruni Davidson, senang bisa berkenalan dengan anda."

Dinda dan Maura tersenyum melihat interaksi yang terjadi diantara keduanya, begitupun dengan Deven dan juga David. Walaupun David masih tidak terima melihat anaknya bersama laki-laki lain, tapi satu hal yang ia yakini tidak ada laki-laki yang lebih tepat untuk Natasha selain Akhtar.

"Jangan modus ya, anda." Sindir Deven saat melihat anaknya yang masih menggenggam tangan Natasha, bahkan tak ada niat untuk melepaskannya. Tidak peduli, tapi ia yakin ini adalah pertanda baik.

"Lepasin tangan anak saya." Kata David, ia langsung menarik tangan Natasha.

"Dasar kalian berdua ini, ganggu saja." Kesal Dinda, saat melihat kedua laki-laki di depannya yang sangat menganggu.

"Dia lagi modus sama anak kita."

"Itu bukan modus, tapi pendekatan. Kamu ini kayak gak pernah muda aja."

"Iya, kamu juga jangan godain Akhtar terus." Kata Maura pada suaminya, Deven.

"Mending godain kamu sayang, daripada godain anak ingusan tidak jelas itu." Kata Deven dengan santai.

Maura tentu tidak terima ketika anak semata wayangnya di katakan anak ingusan, ia memukul lengan suaminya itu.

"Dia itu anak kamu, enak aja bilang anak ingusan."

"Ampun bunda, iya anak kita."

Natasha dan Akhtar yang melihat pertengkaran itu hanya diam sambil menahan tawa, lihatlah barisan para suami takut istri.

.

.

.

"Jangan terlalu formal dong sayang kalau bicara sama Akhtar." Kata Maura, ia sudah memperhatikan mereka berdua yang mengobrol dengan topik basic basa-basi ketika berkenalan.

"Iya tan-eh, bunda." Jujur Natasha masih belum terbiasa dengan panggilan itu.

"Jangan terlalu di paksa, mereka baru bertemu dan berkenalan hari ini. Maklumi saja jika mereka masih canggung, nanti juga pasti akrab dengan sendirinya." Kata Deven, auranya tidak main-main saat sedang serius.

Setelah perdebatan kecil yang terjadi di antara orang tua, akhirnya mereka menyelesaikan acara makan mereka. Dan sekarang mereka akan membicarakan tujuan pertemuan mereka.

"Mungkin kita bisa memulai pembicaraannya."kata Deven lagi.

"Maaf ya princess kalau Daddy tidak memberi tahu mu dari awal, tapi sebenarnya tujuan dari pertemuan ini selain merayakan kemenangan mu, juga untuk membahas mengenai perjodohan kalian." Kata David pada Natasha, ia berusaha sebaik mungkin untuk tidak terlalu mengejutkan anaknya.

Sebenarnya ia juga tahu jika beberapa bulan yang lalu anaknya pernah dekat dengan seorang laki-laki yang ia ketahui anak dari seorang anak pengusaha batu bara, Kasman. Bahkan sekarang anaknya juga sedang dekat dengan anak Riyanto. Jadi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan akhirnya ia menjalankan rencananya yang sudah lama ia rancang bersama sahabatnya, Deven.

SATU DEKADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang