SD 14

117 7 0
                                    

Rasa sakit di kepala dan badan Natasha baru ia rasakan, mungkin ini efek dari dirinya yang lama siuman. Padahal tadi ia tak merasakan sakit, sekarang semuanya terasa nyeri dan ngilu. Dan sekarang waktu yang seharusnya ia gunakan untuk istirahat telah hilang karena harus menghadapi manusia didepannya itu.

"Natasha kamu dekat lagi sama Arjuna?" Tanya Yuni.

Natasha tahu Yuni pasti akan menanyakan hal seperti ini, jadi ia sudah mempersiapkan jawaban yang tepat. Beberapa waktu yang lalu Arjuna pamit karena ingin menghadiri sebuah rapat.

"Tidak."

"Terus kenapa Arjuna bisa ada disini, bukannya dia lagi di luar negeri?" Tanya Yuni dengan penuh curiga.

"Gue juga gak tahu."

"Kamu jujur aja, gak usah bohong. Padahal selama ini aku sudah bilang jangan dekat -dekat sama cowok lain."

"Gue beneran gak bohong, lagian gue mau dekat sama cowok mana pun gak ada hubungannya sama lo" kata Natasha, sepertinya penyakit Yuni kambuh lagi, terlalu mencampuri urusannya.

"Aku sahabat kamu, dan cuma kak Agung yang boleh dekat sama kamu."

"Gue sama kak Agung gak punya hubungan atau urusan apapun, lagian itu hak gue mau dekat sama siapa saja, jangan ikut campur."

"Gak boleh, pokoknya kamu cuma boleh dekat sama kak Agung. Kamu gak tahu kalau selama ini kak Agung itu masih menaruh harapan sama kamu dan selalu menjaga hati, tapi dengan mudahnya kamu dekat sama cowok lain lagi. Ingat kamu itu harus tahu diri siapa yang nolongin kamu selama ini."

"Yuni diam, lo udah keterlaluan." Kata Ferdi yang sudah mengamati perdebatan itu dari awal.

"Kenapa? Itu fakta selama ini yang nolongin dia itu cuma aku. Kalau saja bukan karena aku sama kak Agung, mungkin dia sudah jadi gembel."

"DASAR MANUSIA SAMPAH!" Emosi Ara yang sudah ada di ubun ubun kini meledak, ia langsung menjambak rambut Yuni dengan keras.

"Lo manusia paling busuk yang pernah gue temuin, siapa lo berani ngatain sahabat gue kayak gitu? Sini gue jadiin lo gembel." Dari awal Yuni bicara, tangannya sudah gatal ingin menjambak rambut wanita itu. Tapi ia tahan karena takut Natasha marah padanya, tapi setelah mendengar ucapan Yuni ia tak bisa lagi tinggal diam.

"Aww sakit! Lepasin!" Teriak Yuni kesakitan.

Tapi seakan tuli, Ara terus menarik rambut yuni dari belakang. Ia tak peduli dengan tangannya yang kena cakar oleh Yuni.

"Natasha tolongin aku, kenapa diam aja." Kata Yuni.

"Gue sakit kalau lo lupa." Kata Natasha dengan puas. Ia sangat puas melihat kondisi Yuni untuk saat ini.

"Lo baik-baik aja?" Tanya Ferdi

"Gue baik-baik aja, tapi hati gue kayaknya berdarah darah." Kata Natasha, bohong kalau dia tidak sakit hati saat mendengar perkataan Yuni.

"Udah gak usah di pikirin."

"Iya gak penting juga buat gue, sekarang kayaknya lo harus nolongin Ara deh." Kata Natasha.

Ferdi langsung keluar mencari pertolongan, tapi baru saja ia membuka pintu, ia di kejutkan dengan orang yang berpakaian serba hitam yang langsung masuk menghentikan keributan itu.

"Kalian siapa? Lepasin saya." Yuni berontak saat dua orang sudah mengunci pergerakannya.

"Berani sekali kalian menyentuh saya, kalian tidak tahu siapa saya?" Tanya Yuni dengan menggebu-gebu, tapi sama sekali tidak di gubris.

"Mohon maaf atas keributannya nona, lain kali kami berjanji akan lebih teliti." Kata salah satu dari mereka.

"Iya, tapi kalian siapa?" Tanya Natasha bingung.

SATU DEKADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang