SD 19

90 7 0
                                    

🍀🍀🍀

.

.

.


Dua minggu menjelang ujian siswa dan siswi kelas XII benar-benar di bombardir dengan tugas-tugas yang datang mengalir seperti sungai, belum lagi ujian praktek yang sudah mulai menetapkan tanggalnya.

Natasha menghela nafasnya lelah tak kala melihat bahan-bahan untuk membuat selai didepannya itu sudah terhambur berantakan, sementara pelaku yang membuat kekacauan itu malah asik saling pamer otot.

"Percuma punya otot segede itu kalau motong nanas aja gak bisa." Sindir Ferdi saat melihat Fikri yang terus memamerkan otot-otot di lengannya.

"Bukannya gak bisa, tapi gue gak tahu tekniknya. Tanya sama Kina deh, motong nanas itu punya teknik juga."

"Pakai alasan, bawa-bawa kina lagi."

"Itu bukan alasan, lo ngomong juga dong, jangan kayak patung." Kesal Fikri saat melihat Kina yang diam saja.

"Gue juga gak tahu, ngapain nanya gue sih. Padahal Natasha ada, dia jago masak pasti bisa buat selai nya sendiri."

"Wehh santai dong, ingat ini tugas kelompok. Lo jangan cuma numpang nama sama tampang doang." Kata Fikri tidak kalah nyolot dari Kina, padahal dari tadi ia hanya diam tak membantu juga. Sepertinya Kina masih skeptis terhadap Natasha.

"Ribet benar, padahal cuma mau buat selai nanas."

Saat ini mereka berempat sedang berada di rumah Ferdi kerja kelompok untuk membuat tugas praktek kimia, membuat selai nanas. Mereka juga harus mendokumentasikan nya dari awal sampai selesai, setelah itu di buat satu video lalu di up di YouTube. Belum lagi tugas praktek individu nya yang akan menyusul.

"Padahal baru gue tinggal sebentar, tapi kenapa udah berantakan kayak gini?"

"Lagian lo dari mana, bukannya fokus sama tugas kita malah pergi caper." Terlihat jelas jika Kina tidak menyukai kehadiran Natasha di kelompoknya itu.

"Mulut lo di jaga kalau ngomong." Kata Ferdi memperingati.

Ia tahu Natasha baru saja menemui nyokap nya, karena orang tuanya sangat suka pada Natasha bahkan Natasha sudah di anggap sebagai anak sendiri oleh mereka. Mungkin karena Natasha yang mirip dengan Sea, juga Natasha yang memang anak baik dari sananya. Apalagi mereka sudah kenal dari dulu, jadi kehadiran Natasha sangat membuat orang tuanya bahagia.

"Maaf, gue tadi ada urusan."

Natasha langsung mulai bekerja dan menyusun kembali bahan-bahan yang sudah di hamburkan. Ferdi dan Fikri yang melihat itu langsung ambil inisiatif untuk membantunya, sedangkan Kina ia fokus dengan kamera yang akan mereka pakai untuk mengambil video.

Mereka melakukan perkenalan kelompok dan tujuan pembuatan video, kemudian di lanjut menyebutkan alat dan bahan yang digunakan.

Saat ini giliran Kina untuk berbicara.
"Oke adapun alat dan bahan yang kami gunakan, yang pertama bahan. Bahan yang kami gunakan yang pertama adalah

"Komfor." Celetukan dari Fikri sukses membuat mereka tertawa.

"Hahahaha lo ngapain dah." Ferdi ikut tertawa di buatnya.

SATU DEKADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang