SD 22

97 4 0
                                    

🍀🍀🍀

Pagi hari ini Yuni sedang sarapan seorang diri di meja makan, mama dan papanya sudah berangkat kerja.

"Kak!" Yuni langsung berteriak memanggil Agung saat melihatnya.

"Kenapa? pagi-pagi udah teriak aja?" Tanya Agung, ia juga ikut duduk dan sarapan bersama Yuni.

"Mana janji kakak, katanya mau balas perbuatan Natasha. Tapi sampai sekarang gak ngapa-ngapain."

"Kamu kan tahu belakangan ini kakak lagi sibuk."

"Sibuk ngapain? Sibuk cari pacar?" Tanya Yuni dengan ketus.

"Sibuk kerjalah, kamu kenapa sih?"

"Kakak gak tahu di sekolah itu Natasha tambah dekat sama pacar Yuni, dia juga rebut semua teman-teman Yuni."

"Yuni sebel tahu, kakak ngapain aja sih sampai Natasha berubah kayak gitu." Lanjut Yuni.

"Kakak juga gak tahu, palingan dia lagi caper aja sama kakak jadi kamu tenang aja. Walaupun dia dekat sama banyak cowok pemenangnya tetap kakak." Ucap Agung dengan percaya diri.

"Ya udah, sekarang kakak antar Yuni ke sekolah ya. Supaya kakak bisa ketemu Natasha." Yuni sudah berdiri lalu mengambil ranselnya.

"Kakak gak bisa, hari ini ada pertemuan penting sama kolega, nanti kakak janji bakal jemput kamu." Alibi Agung.

"Terus aku ke sekolah naik apa?" Tanya Yuni.

"Naik grab, taksi, atau apalah." Jawab Agung.

"Ck, ya udah uang jajannya mana?" Yuni mengulur kan tangannya ke arah Agung.

Agung yang melihat tangan Yuni malah menariknya sampai Yuni duduk di pangkuan nya.

"Minta baik-baik sayang." Agung berbisik di telinga Yuni.

"Tapi jangan lama, nanti Yuni telat."

"Good, anak pintar." Agung menepuk-nepuk kepala Yuni pelan.

"Iya karena gak ada yang gratis di dunia ini."

☘️☘️☘️

"Gimana kemarin?" Tanya Natasha pada Ferdi dan juga Ara.

"Gak seru, abisnya lo gak ada. Kemarin itu penyiksaan berkedok nongkrong." Kata Ara sambil menyenderkan kepalanya pada bahu Natasha.

"Yang bilang kita nongkrong kemarin itu siapa? Gue gak pernah bilang ya, lo sendiri yang salah paham." Kata Ferdi.

"Dengar tuh, kemarin lebih parah. Masa dia jadiin gue babu, di suruh inilah di suruh itulah." Adu Ara.

"Terus kenapa lo nurut?" Tanya Natasha.

"Gimana gak nurut, dia ngancem bakal ninggalin gue di sana sendirian, mana di sana gue gak kenal siapa-siapa lagi."

"Tega banget lo ferdi, sama temen sendiri." Kata Natasha, padahal biasanya Ara dan Ferdi itu hanya ribut jika ketemu. Tapi mereka nekat ketemu berdua saja kemarin, jadi begini deh jadinya.

SATU DEKADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang