35

54 7 0
                                    

Sejak Kei dikamar ku waktu itu, aku sudah berusaha menghindarinya, aku tidak suka pertemuan canggung. Apa yang ia berikan pada ku saat itu sungguh tidak bisa dihapuskan dari kepala ku, tersangkut di sana seperti layang-layang pada kabel listrik. Oh, aku sungguh membenci hal ini. Aku membencinya karena hal itu membuat ku merasakan sesuatu yang tidak seharusnya aku rasakan, tidak dengan Kei.

Lalu pada suatu hari, saat aku baru saja bangun, aku menemukan untuk kedua kalinya seorang penyusup ada di dalam kamar ku, tapi kali ini  rasanya lebih parah, karena ia tidak lagi hanya duduk, ia mengambil setengah luas kasur ku untuk menaruh tubuhnya, ia tiduran di kasur ku, demi tuhan! Dan dia sepenuhnya sadar, ia menyapa ku saat aku terduduk setelah alarm ku berbunyi, benar-benar membuat jantung ku melompat, tidak hanya itu, ia juga menyalakan lampu. Apa ia ingin menyiksa ku atau sesuatu? Kenapa ia melakukan ini?! Apa ini karena aku menghindarinya untuk beberapa minggu terakhir ini? Sungguh terlalu dangkal ingin balas dendam hanya karena itu saja bukan?

Aku masih setengah terlelap walaupun lampu menyala terang di atas kepala ku. Kei melemparkan sweater almamater kepada ku dan memerintahkan ku untuk memakainya. Ugh, aku sakit kepala, tidak bisakah ia melakukannya lebih lembut untuk apapun yang ia rencanakan? Juga, ini hari kerja, aku memiliki jadwal yang harus ku ikuti agar semua tidak berantakan!

"Kemana kita pergi?" tanya ku sambil menguap

"Ikut saja dengan ku," ucapnya menarik tanganku

"Ada kantor yang harus ku datangi dan sidang yang harus ku wakili," ucap ku terkulum

"Tidak ada kantor yang harus kau datangi, dan kau akan tetap sampai di sidang mu tepat waktu," jelasnya

"Apa kau mengutak-atik alarm ku?" tanya ku sedikit tertawa

"Tidak!" ucapnya difensif

Mungkin kesal dengan ku yang banyak tanya dan tidak mau menurut, ia mengangkat ku dan menaruh ku di bahunya seperti sekarung kentang keluar kamar. Dan entah kenapa, aku yang masih setengah mengantuk menemukan hal itu patut untuk ditertawai.

Angin pagi yang bertiup ke arah ku terasa begitu segar di wajahku, jika Kei tidak mengutak-atik jam ku, artinya sekarang dekat jam 4. Aku tidak percaya saat ini jam 4 dan aku sudah di luar rumah, benar-benar baru sekali bangun dari kasur dan sama sekali belum mandi. Bagaimana dengan Kei? Jam berapa ia bangun? Apa ia sudah sempat bilas wajah atau setidaknya kumur?

Ia membawa mobilnya melewati jalanan yang sangat sepi pemengemudi. Aku tidak pernah melihat jalanan ini, apa ia akan membunuh ku dan memotong ku menjadi ratusan potong? Aku melihat banyak semak-semak. Oh, tolong bilang dia tidak akan membunuh ku dan memotong ku menjadi ratusan potong! Tapi selanjutnya, aku menemukan aku tengah berada di sebuah lapangan rumput besar, kita ada di lapangan football milik sebuah sekolah yang cukup besar dari keliatannya

"Sekolah siapa ini?" tanya ku ke arah Kei yang berada di seberang lapangan

"Mana ku tahu," balasnya mengangkat bahu santai

"Kalau begitu kita menerobos masuk secara illegal!" ucap ku sedikit paranoid

"Relax," ucapnya santai

Aku tahu kita masuk ke sini tidak secara diam-diam, karena kalau memang iya, Kei tidak akan menyalakan lampu sorot besar yang biasa ada di pojok lapangan untuk menerangi lapangan. Tunggu, kita ada di lapangan football, apa ini berarti kita akan bermain melempar bola atau apapun yang terkait dengan olahraga ini?

"Willford!" aku dengar Kei berteriak entah ke siapapun Willford ini. Beberapa saat kemudian, aku melihat seorang pria dengan rambut putih keluar berjalan menghampirinya, begitu juga dengan diri ku yang penasaran

Love Me Not.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang