39

46 6 0
                                    

Aku tidak mengerti kenapa tahun cepat sekali berlalu, rasanya baru kemarin aku mendatangi pesta tahun baru bersama Mia menggunakan gaun keren dan topeng cantik, sekarang aku sudah mendatangi pesta lainnya dengan tema lain yang sama sekali tidak aku minati dari awal. Kalau ada acara yang namanya black tie dimana semua tamunya memakai hitam, yang ini red tie, mengerti? Semua tamu wanita harus memakai merah dan prianya memakai jas hitam dan dasi merah. Aku membenci gaun merah, mereka terlalu seksi dan menggoda apa pun bentuk dan jenis bahan mereka. Ugh, aku tidak ingin datang ke pesta ini, tapi aku harus, ini kehidupan ku, aku tidak bisa berlari dari hal itu, semua orang yang aku kenal akan hadir di sana, dan bisa jadi beberapa dari mereka menyadari ketidakhadiran ku.

"Wow, kau seharusnya hanya memakai merah," puji Kei yang baru saja keluar dari kamarnya bersamaan dengan ku dari kamar ku

"Kurasa ini tidak terlihat bagus pada ku," ucapku tak yakin sambil menatap gaun yang ku pakai

"Kalau begitu mata mu pasti bermasalah," ucapnya datar, "karena kau sungguh terlihat luar biasa," lanjutnya meyakinkan

"Well, ku rasa itu mudah untuk mu katakan," balas ku menyindir, "kau tidak pernah memiliki masalah dengan warna apapun," lanjut ku menunjuk Kei yang bertransformasi menjadi sangat menggiurkan. Well, lebih menggiurkan kalau aku boleh jujur.

"Thanks," balasnya mengangkat bahu

Aku membuang nafas malas dan bergerak menuruni tangga dengan masing-masing tangan membawa sepatu dan clutch. Sesampainya di bawah aku baru memakai sepatu yang akan membuat ku terlihat seperti wanita malam, dan itulah saat aku mendengar tawa. Kei mentertawakan ku. Sudah ku tebak aku terlihat konyol dengan busana bernuansa merah!

"Apa?" ucap ku berbalik menatapnya, setidaknya aku harus mendengarnya dari seseorang secara langsung

"Tidak ada," balasnya menggeleng

"Kau menertawai ku!" ucap ku, "aku mendengarnya, kau tahu!"

"Itu bukan karena kau terlihat konyol," ucapnya dengan mudah menebak pikiran ku

"Lalu apa?" tanya ku

"Kau hanya terlihat.. sangat seksi," okay itu di luar perkiraan ku, tapi dia bisa saja berbohong, yang manapun, itu tidak penting

"Haruskah aku berterima kasih atau berganti pakaian?" ucap ku bingung

"Terima kasih lebih pantas, dan juga kau tidak memiliki waktu lagi untuk berganti pakaian," ucapnya mengambil clutch ku yang ku letakkan begitu saja di meja saat aku memakai sepatu sebelumnya, "mari, waktunya pergi," lanjutnya santai, menggiring ku menuju mobil dengan tangan di punggung ku

Dalam perjalanan aku tidak bisa berhenti berpikir tentang pakaian ku. Bagaimana kalau aku memang terlihat konyol dan Kei hanya berkata aku bagus hanya supaya cepat? Itu bukan pertama kalinya ada pria yang melakukan itu pada seorang wanita.

"Semakin kau pikirkan, semakin banyak yang akan melihat mu tidak cocok," ucap Kei memecahkan hening

"Merah jelas bukan warna ku," gumam ku datar

"Pasang tampang percaya diri mu seperti yang biasa, yakin, tidak akan ada yang menyadari kalau kau tidak cocok," ucap Kei ringan, "lagipula akan ada aku di sisi mu, semacam pembagian perhatian," ia melirik ku santai, "sudah, santai saja, Ali," ucap Kei.

Mudah saja untuknya berkata seperti itu, dia terlihat sempurna dalam jasnya itu, semua juga akan menyadari itu, yang membuatku jadi terbanting berada disisinya. Pfft.

Tentu saja, saat kita sampai di saja, tersedia valet service. Siapapun yang mengadakan pesta ini, dia memiliki uang yang bertumpuk. Menyewa ruangan besar di sebuah gedung seperti ini tidak murah, dan sepertinya sudah terlihat kalau dia ini cukup berpengaruh, di tempat ini banyak orang yang sering ku temukan di majalah bisnis, yang berarti tuan rumahnya seseorang. Aku, Trent, dan Mia terundang karena firma tempat kami bekerja, Kei diundang karena dia Kei, Sarah diundang karena suaminya yang ternyata seseorang dalam dunia olahraga—tentu saja, karena kalau bukan, kenapa Sarah dijodohkan dengannya?

Love Me Not.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang