Ah, kepala ku sakit sekali, padahal aku baru bangun tidur. Sungguh pening rasanya. Masih terduduk di kasur aku memijat-mijat pelan kepala ku, dan saat itulah aku menyadarinya. Ada sesuatu yang melingkar di jari manis ku, dan secara reflex aku menyumpah, lebih tepatnya menyumpah dengan volume keras dan berkali-kali, yang membuat teman sekasur ku terbangun dengan kaget. Oh, dia orang terakhir yang ingin aku lihat ada di kasur ku!
"Kau keberatan mengecek jari manis kiri mu?" ucap ku ke arahnya
"Untuk apa?" tanyanya bingung
"Lihat saja!" Bentak ku
"Okay," ucapnya dan melakukan perintah ku, "oh, sepertinya aku sudah menikah!" ucapnya tertawa pelan
"Ya, begitu juga dengan ku!" pekik ku mengontrol emosi
"Oh, selamat! Aku tidak ta—" suaranya mengecil saat menyadari tatapan ku dan mulai menyadari situasinya, "oh, kau menikah dengan ku," ucapnya menyuarakan pemikirannya
"Ya, sepertinya begitu," ucapku mulai berjalan mondar-mandir dan aku mengingat sesuatu "kau!" aku menujuk Kei dengan tajam, "kau membuat ku mabuk semalam!"
"Aku?" Kei menunjuk dirinya, "aku tidak melakukan hal itu, kau melakukannya sendiri!" ucapnya tidak mau dikalahkan
"Kau menantang ku!" pekik ku kesal
"Hey," ia berdiri dari kasur, "semuanya kembali kepada mu, bukan salah ku kau menerima tantangan ku, Ali!" ucapnya menatap ku
"Salah mu! Aku belum pernah minum seumur hidupku, dan kau.. kau, membuatku melanggar hal itu!" ucap ku keras
"Kalau begitu kau belum hidup selama ini," gumamnya menyindir, "kurasa kau harus berterima kasih pada ku kalau begitu."
"Tidak, tidak ada terima kasih!" Sergah ku menggeleng
"Bukan masalah besar, itu hanya minuman saja, bukan racun," ucapnya malas
"Hey, Mister, asal kau tahu," aku menyilangkan tangan ku di dada, "kau dan aku, jauh berbeda!" sembur ku, "di kebudayaan ku, minum minuman beralkohol itu dilarang, dosa, haram. Mengerti?" jelas ku keras
"Itu baru pertama ku dengar," ucapnya bingung
"Dan sekarang kau tahu," ucap ku sarkastik, "tidak semua orang sama budayanya, okay, Mr. Ryker?"
"Apa sih memangnya masalah mu?" tanyanya santai, "sampai seberang itu."
"Masalah ku?" Balas ku, "well, kalau kau mau tahu, masalah ku adalah semalam aku baru saja menikah!" jerit ku kesal
"Apa salahnya?" tanyanya bingung
"Oh, percayalah, kau tidak mau menikah dengan ku, Mr. Ryker!" ucap ku mengontrol nada suara ku
"Siapa bilang?" ucapnya membuat aku menggeram dan berjalan pergi menuju kamar mandi.
Aku butuh sendiri, salah, aku butuh bicara pada ibuku, dia pasti tahu apa yang harus dilakukan. Jam berapa sekarang? 8 pagi, kurang 6, 2 pagi waktu Connecticut, berarti 2 siang waktu Indonesia, ya! Mendengarkan nada tunggu, aku tidak berhenti berharap untuk segera diangkat teleponnya. Angkat, angkat. Bunda, ayo angkat!
"Halo?" Ah, akhirnya!
"Bunda!" balas ku cepat
"Oh, Shakira, ada apa sayang? Kenapa kamu kedengaran panik?" tanya ibu ku khawatir
"Aku ada masalah," ucap ku pelan
"Masalah? Masalah macam apa?" balasnya, aku bisa mendengar nada panik yang dia sembunyikan
"Aku.. aku.. Sepertinya aku baru saja menikah?" ucap ku ragu
"Kau bilang menikah? Dengan siapa? Kapan? Kenapa bunda tidak tahu? Bunda bahkan tidak tahu kau memiliki pacar yang serius setelah siapa itu namanya, Ken—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Not.
ChickLitSebagai pengacara profesional, mengerjakan satu kasus seharusnya menjadi hal yang singkat. Yang harus dilakukan hanya menerima kasus, menemukan cara untuk membela kliennya, mendapatkan hasil, dan kasus pun berakhir. Normalnya itulah urutannya, cuku...