2

502 26 2
                                    

17 Mei adalah tanggal yang akan ku ingat sebagai tanggal buruk. Kenapa? Karena di tanggal itu, takdir mengakhiri perjanjian yang Greyr buat pada ku. Di tanggal itu, Greyr meninggalkan dunia lajang dan pergi untuk menikah. Jadi sepertinya takdir tidak membawa kita untuk saling bertemu kembali dan saling jatuh cinta.

Ini sangat menghancurkan hati ku, aku meninggalkan pacar ku karena dia, aku tidak serius dengan hubungan apa-apa karena dia. Karena Greyr dan perjanjian bodohnya itu! Persetanan dengan mu, Greyr! Sekarang aku bisa memulai membenci mu seperti yang kau minta saat kau menolak ku sebelum kelulusan waktu itu.

Walaupun dengan patah hati, aku tetap datang ke pernikahannya, hanya sekedar untuk menunjukan kalau aku telah kembali dan bukan seorang pecundang yang tidak bisa melupakan cinta di masa SMAnya.

Tapi lagi-lagi, keberuntungan tidak ada dipihak ku. Kedatangan ku malah memperburuk. Pengantin wanitanya begitu cantik dan manis, juga hampir sempurna seperti Barbie Asia, tidak seperti ku yang tumbuh menjadi wanita yang terlalu tinggi dan tidak begitu menarik.

Kenapa pula aku repot-repot datang dengan bekal sebuah alasan bodoh. Sekali aku menatap wajah Greyr, yang bisa aku ingat bukan kebencian ku padanya karena telah menolak ku, tapi betapa manis dan tampan dirinya dalam balutan jas hitam dan juga senyumnya yang selalu menciptakan rasa seolah-olah kupu-kupu beterbangan dalam perut ku. Lupakan, dia sudah menikah, aku tidak boleh memiliki perasaan pada pria beristri.

"Ali," panggil suara yang tidak pernah bisa pergi dari kepala ku

"Greyr," balasku berbalik sambil memaksakan senyum, "sepertinya takdir berkata lain, ya?" ucap ku basa-basi

"Ya, semacam itu," ucapnya menyembunyikan kebingungannya, ia tidak tahu aku bicara apa, ia lupa. Oh, luar biasa!

"Kau tidak ingat ya?" ucap ku pelan

"Oh, aku ingat jelas," ucapnya santai, "aku membuat perjanjian dengan mu bukan? Sehari sebelum kelulusan?" Lanjutnya bersedekap sambil menatap ku. Aku tersenyum, ia ingat. "Yang sebenarnya terjadi adalah, ini bukan pertama kalinya aku melihat mu sejak SMA," tambahnya mengurangi jarak

"Maksud mu?" tanya ku menatapnya bingung

"Aku melihat mu waktu aku sedang di Connecticut, kau sedang magang di firma hukum. Omong-omong kau pengacara ya?" ucapnya semakin mendekat

"Kau melihat ku? Mengapa kau tidak menyapa ku?" tanya ku semakin penasaran

"Aku tidak mau memberi mu harapan karena perjanjian ku, lagipula, kau terlihat bahagia dengan pacar mu itu," ucapnya, "sama juga dengan ku."

"Tidakkah merupakan hal umum menyapa seseorang yang kita kenal?" ucap ku tidak memperdulikan perkataannya

"Ali, apa kau masih...tahulah," ucapnya memiringkan kepalanya

"Mungkin kau benar, mungkin aku memang harus membenci mu saja," ucapku dan berderap pergi

Greyr menangkap lengan ku lalu menggunakan genggamannya itu untuk menarik ku pergi, membawa ku entah kemana. Setelah beberapa saat kemudian, aku menemukan ia membawa ku ke lumbung di dekat tempat resepsinya—oh, sudahkah aku mengatakan tema resepsinya itu semacam di countryside?—ia menggiring ku ke dalam sana dan menutup rapat pintunya.

Kau pernah dengar pepatah yang mengatakan 'kau bisa membawa seorang gadis keluar dari kota asalnya, tapi tidak bisa mengeluarkan kota asalnya dari gadis itu'? Ya seperti itulah diriku, walau aku sudah 8 tahun tinggal di negara Paman Sam, tapi aku masih terikat dengan tindak-tunduk orang Indonesia.

Dan bagi ku, apa yang Greyr lakukan selanjutnya melanggar tindak-tunduk tersebut. Pertama, karena ia telah menikah dengan wanita lain, yang membuat dirinya seharusnya tidak melakukan tindakan kedua, yaitu menggoda dan hampir mencium wanita lain, dalam kasus ini diriku. Jadi apa yang ku lakukan? Aku mengalihkan wajah ku, mendorongnya menjauh dan memberikan apa yang dia patut dapatkan, sebuah tamparan yang diikuti dengan makian.

Love Me Not.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang