Setelah hampir 1 bulan kemudian, Jasmine akhirnya kembali ke jakarta, dia menyerah, dia bilang dan ku kutip 'dia bukan lagi tembok, dia benteng'. Well, itu hanya membuktikan kalau Kei memang bermasalah. Tidak ada manusia benteng, terutama jika ahli penggoda seperti Jasmine terlibat. Aku bersumpah, selama aku mengenal Jasmine, ia tidak pernah gagal, mereka semua menggigit godaannya. Kenapa Kei tidak? Kecuali kalau Jasmine berbohong, tapi kenapa ia harus berbohong kalau ia tidak berhasil? Kalau dia berbohong seharusnya ia mengatakan ia berhasil, lagipula, aku juga tidak akan mengklarifikasikannya pada Kei.
"Apa yang kau lakukan?" ucap ku bingung melihat Kei yang terlentang di lantai ruang tengah. Aku baru saja pulang dari mengantarkan Jasmine ke bandara yang sudah cukup canggung karena Kei adalah topik tunggal yang ia bicaralan
"Tidak ada," balasnya melirik ke arah ku yang berdiri di belakang kepalanya
"Itu alasan mu terlentang di lantai? Kau tidak punya kerjaan?" ucap ku berusaha mengerti
"Lupakan," ucapnya lalu berdiri dengan cara yang.. kau tahu saat orang bertarung di film si tokoh jatuh lalu bangit dengan seperti kayang, itu yang Kei lakukan
"Kau di PHK?" tebak ku
"Semacam itu," balasnya datar "kenapa ada seorang pengacara tidak baik dalam hubungan masyarakat?" ucapnya tiba-tiba mengubah topik
"Maksud mu?" Tanya bingung
"Kau paranoid," ucapnya lagi
"Apa yang kau coba katakan, Kei?" ucapku merasa tersinggung, "kalau aku bukan pengacara yang baik? Apa itu yang kau maksud?"
"Hanya penasaran kenapa wanita seperti mu memilih untuk menjadi pengacara," balasnya, "kenapa kau mengambil pendidikan sejauh ini hanya untuk gelar hukum."
"Aku punya alasan ku sendiri," balas ku, lalu tersadar, "tunggu, kau memutar balikkan topik jadi ke arah ku saat kita sedang membicarakan mu dan alasan kau terlentang di lantai!" tunjuk ku padanya, "kenapa kau menyimpan banyak sekali rahasia?" tambah ku
"Aku punya alasan ku sendiri," jawabnya meniru ku
"Kenapa aku tidak pernah bertemu orang tua mu?" tanya ku "kau sudah pernah bertemu dengan orang tua ku, kenapa tidak sebaliknya?" lanjut ku
"Karena aku tidak memilikinya," balasnya datar, "tapi kau sudah bertemu dengan nenek ku, tidak kah itu terhitung?"
"Itu tidak sama," balas ku menggeleng, "dan kalau memang kau tidak memiliki orang tua, lalu siapa yang mengirimkan kita hadiah dan yang kau panggil 'papà'?" cecar ku, sudah terlalu banyak rahasia dalam 1 rumah dan 1 pria
"Mereka adalah orang tua angkat ku, dan yang kau dengar ku panggil papà adalah ayah angkat ku yang lain," ucapnya terlihat tidak nyaman dan sangat ingin menyelesaikan topik
"Bagaimana dengan Eleanore dan Visha—"
"Aku tidak suka membicarakan keluarga ku," potongnya cepat dan berjalan pergi
Masa lalu yang gelap, huh? Sepertinya bukan aku saja yang memilikinya. Ternyata kita memiliki sesuatu yang sama juga. Sekarang aku jadi penasaran, persamaan apa lagi yang sama dari kita?
Tak lama setelah Kei pergi, aku mengikutinya menaiki tangga menuju kamar ku.
Karena Kei menempati kamar utama, dia mendapatkan kamar yang lebih luas, pemandangan yang lebih indah, dan balkon yang lebih panjang. Bukannya aku keberatan, bagaimanapun juga, dia yang pemilik rumah ini, aku sudah cukup bersyukur masih bisa memiliki tempat tinggal, jadi aku ambil saja apa yang bisa ku dapat. Anyway, alasan ku tiba-tiba membahas ini adalah, aku yang tidak biasanya keluar ke balkon, kali ini keluar, dan tepat saat itu, aku melihat Kei, literally, memanjat pagar balkon dan menjatuhkan diri ke tanah. Apa yang ia lakukan melompat dari kamarnya? Jarak dari balkonnya ke tanah itu hampir 3 meter lebih. Jika dia mau keluar, kita punya pintu. Seolah itu belum cukup, setelah menginjakan kaki di tanah tanpa mengalami patah tulang kering, aku melihat ia mengeluarkan HPnya, menekan nomer-nomer, lalu membawanya ke telinga sambil berjalan ke bagian depan rumah. Sungguh membingungkan. Jika ia pergi dengan melompat dari balkonnya, apa ia akan kembali dengan memanjat ke balkonnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Not.
ChickLitSebagai pengacara profesional, mengerjakan satu kasus seharusnya menjadi hal yang singkat. Yang harus dilakukan hanya menerima kasus, menemukan cara untuk membela kliennya, mendapatkan hasil, dan kasus pun berakhir. Normalnya itulah urutannya, cuku...