2 hari sudah berlalu sejak saat Kei seharusnya pulang. Bukan berarti aku merindukannya atau sesuatu, tapi aku mulai lelah tinggal di rumah besar ini sendirian, terlalu sepi dan menyedihkan. Seperti biasa aku menyalakan TV dengan volume terlalu besar, aku bahkan tidak mendengar saat seseorang masuk, tidak menyadarinya sampai ia memanggil nama ku.
Wanita jutek, yang ku temukan namanya Tisha, berdiri di sisi ku, meminta ku untuk mengecilkan volume supaya ia bisa bicara dengan volume normal, jadi ku lakukan. Ia memberitahu ku kalau sang raja misterius alias Kei meminta ku untuk keluar rumah jam 10 malam hanya untuk menjemputnya dari bandara, dan ia bahkan tidak menghubungi ku langsung untuk itu, ia harus menyampaikan pesannya melalui Tisha. Jadi tidak, aku tidak akan menjemputnya, repot-repot sekali aku melakukan itu.
Aku tidak tahu, mungkin Tisha memberitahunya jawaban ku yang menolak, karena beberapa menit kemudian aku menerima SMS darinya,
Kau sebaiknya sudah ada di bandara saat aku sampai, Ali!
Aku membayangkan saat ia mengirimnya, pesan itu memiliki nada yang mengancam. Tapi aku tidak perduli jika ia mengancam, kalau ia mau aku menjemput, ia harus memintanya sendiri secara langsung, aku juga bisa keras kepala asal tahu saja. Lalu SMS lain darinya masuk tak lama kemudian.
Atau kau akan menyesalinya.
Lalu sampai di detik terakhir sebelum jam 10 tiba, aku masih berada di rumah, padahal untuk sampai ke bandara dibutuhkan waktu lebih dari 1 jam. Tisha sudah berkali-kali memberitahu ku untuk berangkat agar aku sampai tepat waktu, dan aku juga sudah menjawab yang sama, aku tidak akan menjemputnya, tapi tetap saja ia memberitahu ku, terserah apa maunya.
"Di mana kau?" sapa Kei menelepon ku
"Rumah," balas ku singkat
"Kau bercanda kan?" ucapnya
"Tidak, kau bisa tanya Tisha kalau tidak percaya," balas ku santai
"Aku sudah bilang kau akan menyesal kalau kau tidak datang," ucapnya datar
"Kau tidak meminta pada ku secara langsung," balas ku singkat
"Hey, Ali, tolong jemput aku di bandara sekarang," ucapnya tajam dengan sarkasme, "bagaimana?" lanjutnya
"Okay, akan sampai dalam waktu 2 jam," ucapku santai dan menutup telepon
Aku selalu ingin mencoba mengendarai mobil besar, tapi aku tidak pernah menemukan keberanian untuk melakukan hal itu, aku takut tiba-tiba menyerempet seseorang, tapi apa gunanya kalau hanya terus bermimpi tak pernah membuatnya nyata? Jadi saat ini adalah pertama kalinya. Aku memilih untuk mengendarai mobil baru Kei yang ternyata tidak sebesar hummernya, walaupun tidak begitu signifikan ukurannya.
Saat aku sampai, aku melewati area drop-off dan tidak melihat dirinya sama sekali, jadi aku membawa mobilnya menuju tempat parkir dan berjalan kembali ke terminal kedatangan. Perlahan aku menyisir area. Bodohnya aku meninggalkan HP ku si kursi penumpang dan sekarang aku terlalu malas untuk kembali. Apa dia bahkan masih menunggu?
"Mencari sesuatu, miss?" dia tahu bagaimana aku mudah terkejut saat sendirian! "kemana HP mu?" tanyanya setelah aku berbalik
"Tertinggal di kursi penumpang," balasku kesal dan ia hanya mengangguk
Lalu dalam diam, kita sama-sama berjalan menuju tempat parkir, setengah jalan, Kei kembali membuka mulutnya, "kau merindukan ku?"
"Tidak," balas ku singkat
"Oh, kau merindukan ku," godanya lalu merangkul ku, "tidak ada salahnya mengakuinya," tambahnya tersenyum bangga
"Jangan terlalu percaya diri," ucap ku mengeliat dari rangkulannya, "sudah ayo pulang, aku sudah lelah," lanjut ku sambil lalu
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Not.
ChickLitSebagai pengacara profesional, mengerjakan satu kasus seharusnya menjadi hal yang singkat. Yang harus dilakukan hanya menerima kasus, menemukan cara untuk membela kliennya, mendapatkan hasil, dan kasus pun berakhir. Normalnya itulah urutannya, cuku...