Sejak lahir, aku sama sekali belum pernah tinggal disebuah tempat yang tidak memerlukan lift untuk sampai dirumah, dalam kata lain, aku selalu tinggal di apartemen. Jadi inilah saat pertama aku mendapat pengalaman ini.
Aku kembali lagi bertemu dengan wanita penjaga tak ramah yang ku temui kemarin, dia tidak terlihat begitu senang melihat aku kembali ke rumah yang ia jaga, apalagi berkeliaran di dalamnya pada saat sang pemilik—dalam kasus ini, Kei—sedang melakukan perpindahan beberapa barang dari apartemennya sebelum pindah seluruhnya 2 hari dari sekarang.
Oh, apa aku sudah cerita kalau apartemen yang Kei sebelumnya tempati adalah hadiah dari orang tuanya saat ia memenangkan kejuaraan football kampus untuk pertama kalinya? Ya, ternyata begitu, apartemen itu dimiliki atas nama orang tuanya, yang di sewa atas nama Kei, jadi kurang lebih, keberadan Kei di sana sama saja seperti penyewa lainnya, ia harus membayar sewa dan sebagainya setiap bulan. Kira-kira bagaimana nasib unit itu setelah tidak ditempati? Apa akan dijual atau sesuatu?
Kembali lagi ke wanita judes sebelumnya. Aku sedang berdiri menatapi danau di belakang rumah saat ia mendatangi ku, seperti yang ku katakan sebelumnya, ia tidak begitu senang melihat ku berkeliaran di rumah yang ia jaga.
"Kau kembali lagi," ucapnya berdiri di sisiku
"Kau sudah bertemu dengan pemilik barunya?" tanya ku tersenyum ramah
"Tentu saja," balasnya menoleh ke arah ku, "kau?"
"Dia tampan," balas ku santai.
Mungkin ini terkesan buruk, tapi entah kenapa, aku ingin bermain dengan wanita ini. Ia sepertinya terlalu kaku, dan orang kaku itu tidak menarik.
"Apa alasan mu masih sama? Ingin melihat rumah?" tanyanya kali ini menghadap ku sepenuhnya
"Ya," aku mengangguk, "itulah alasan ku datang."
"Hey," panggil Kei memotong percakapan ku dengan wanita itu, "aku sudah selesai di sini, kau ikut?"
"Ya," ucapku mengagguk, "uh, aku harap, kau tidak akan cerita pada siapapun tentang kedatangan ku sebelum hari ini" lanjut ku beralih ke wanita penjaga
"Kau..." ucap si wanita tidak bisa menyelesaikan kalimatnya
"Sudah ku katakan, aku datang untuk melihat rumah," ucapku kembali tersenyum, "baiklah kalau begitu, sampai bertemu lagi, Miss!" lanjutku dan pergi
Beberapa barang-barang ku sudah berpindah ke rumah baru, dan maksud ku dengan barang-barang adalah hanya pakaian, karena aku tidak memiliki barang-barang apapun untuk ku bawa selain pakaian dan koleksi sepatu heels ku. Aku tahu, itu menyedihkan, percayalah.
Dalam perjalanan kembali ke apartemen, Kei yang biasanya selalu memiliki pembicaraan untuk diocehkan, hanya terdiam. Apa ada sesuatu yang terjadi? Apa ia kesurupan atau sesuatu? Dia tidak terlihat seperti pria yang ku kenal. Apa pindah tempat tinggal memberikan efek tersebut padanya? Atau mungkin ia hanya sedang memiliki banyak pikiran.
"Kau terlalu sepi hari ini," ucapku tanpa sadar
"Hmm, ku kira kau menyukai aku diam," ucapnya menoleh sepenuhnya pada ku, tidak memperdulikan jalanan
"Kei, bukan nyawa mu saja yang dipertaruhkan, tolong, mata ke jalanan," protes ku menahan sarkasme
"Baiklah, mata ke jalanan," ucapnya santai, "jadi, Ali, kau sudah bosan dengan ku?" apakah sudah? "Hei..." panggilnya mendorong bahu ku ringan
"Kenapa kau ingin tahu?" ucapku berkilah
"Karena hidup mu akan membosankan tanpa ku," balasnya kembali menyetir tanpa mata
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Not.
ChickLitSebagai pengacara profesional, mengerjakan satu kasus seharusnya menjadi hal yang singkat. Yang harus dilakukan hanya menerima kasus, menemukan cara untuk membela kliennya, mendapatkan hasil, dan kasus pun berakhir. Normalnya itulah urutannya, cuku...