#XV

18 4 0
                                    

Holla!
.
.
.
.
“Ketika keluarga menjadi tempat luka terbesar”~CahyaOfficial17

•🦋•

"MENTARI!" pekik Semesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MENTARI!" pekik Semesta.

Ingin menolong namun gadis SMK itu sudah terlanjur jatuh ke bawah.

Mentari terbentur cukup keras membuat gadis itu langsung kehilangan kesadaran detik itu juga. Darah dari dahi Mentari mengalir deras.

Semesta begitu syok. Senekad itu kah?!.  Semesta terpaku tak bisa bergerak, tangannya melayang di udara seolah habis mendorong Mentari. Matanya menyorot rasa takut.

Mendengar pekikan Semesta beberapa murid mulai keluar kelas. beberapa menyangkal Semesta mendorong anak SMK itu, dan ember berisi air kotor itu terlihat ikut terjatuh dengan Mentari.

"Gila si mesta dorong tu anak SMK ya?!"
"Parah!, bisa di D.O sih dia!"
"Gada bukti yang kuat anjir, siapa tau itu cuma kecelakaan"
"Tapi si Mesta kaya habis dorong dia dih"
"Iih ngerih anjir darahnya banyak!"
"Panggil ms!"
"Astagfirullah!"
"Parah bau amis sama busuk jadi satu cok!"
"Pembunuhan?"
"Wah jelek sih nama sekolah kita kalo sampai tersebar!"

Beberapa anak mulai membawa Mentari menuju UKS, karna pendarahannya cukup banyak.

Anak kelas 8 benar benar riuh.

Sampai sebuah tangan besar menarik Semesta dan menghantupkanya ke dinding, semua sontak terdiam.

"Akhh!"

Sorot tajam, marah, dan kebencian terpancar jelas di mata Angkasa.

Pemuda itu memang berada di lantai satu menunggu Mentari yang ada urusan dengan sepupunya di kelas delapan, namun tanpa Angkasa sadari itu hanya akal akalan Mentari.

"Lo yang udah dorong dia kan?!!" sentak Angkasa.

Bibir Semesta terasa kelu untuk menjawab "Tidak". Semesta masih syok, raut wajahnya khawatir dan takut, ia menatap netra Angkasa sendu, lapisan kaca bening di matanya pecah dan membuat basah pipi gadis itu.

"KALO GUA TANYA, JAWAB SEMESTA!!!!" bentaknya.

Pergelangan tangan Semesta di cengkram erat oleh Angkasa, membuat gadis itu meringis kesakitan.

"JAWA-"

"Aku engga dorong dia...." ujar Semesta dengan suara bergetar.

TULISAN SEMESTA | Selesai ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang