#XXXI

17 4 0
                                    

Holla!

"Terima kasih, caramu membuatku bahagia sungguh luar biasa"

•🦋•

Semesta berjalan di kantin sekolah, jam makan siang kali ini Semesta ingin mengisi perutnya dengan pentol dan teh gelas.

Ia juga harus irit, karna sudah tanggal tua, uang jajannya sedikit berkurang akibat pengeluaran akhir akhir ini.

"Buk beli pentolnya lima ribu, sama teh gelasnya ya" ujar Semesta sembari memberikan uang enam ribu pada ibu kantin itu.

Ibu kantin itupun membuatkan pesanan Semesta, sedangkan Semesta pergi mengambil teh gelas di kulkas.

"Ini neng"

Semesta menerima pentol itu, lalu keluar kantin yang cukup ramai pembeli.

Sesekali ia melirik kantin SMK, dan Angkasa yang sedang duduk di bangku dekat pohon belimbing bersama Jovan, Bryan, lala dan-.

Gadis berseragam farmasi yang tak asing bagi Semesta.

"Mentari"

Semesta segerah melenggang pergi dari sana, di sisi lain.

"Hari ini hari terakhir aku sekolah, setelah itu aku bakal home schooling" ujar mentari antusias.

Gadis itu duduk di kursi rodanya sembari memakan bakso yang ia pesan.

Angkasa memalikan wajahnya menatap lapangan basket SMK/SMP.

"Ekhm... gue mau ke kelas rara dulu ya, lagi pms dianya" pamit Jovan lalu bangkit dari duduknya.

"Emm bryan aku ke kelas dulu yahh?" Bryan mengangguk.

Dan sekarang meja itu hanya menyisakan Bryan, Angkasa dan Mentari.

"Gue ke kelas du-"

"Asa aku belum habisin baksonya... tunggu" ujar Mentari.

Angkasa menatap tajam mentari membuat nyali gadis itu ciut. "Jangan pernah manggil gua 'Asa'"

"Kenapa? apa cuma Semesta aja yang boleh?"

"Aku cinta sama kamu jauh sebelum dia... kenapa kamu lebih milih dia?" lirih Mentari.

Bryan yang melihat drama itu pun mendengkus kasar lalu melenggang pergi, awalnya mereka hanya makan berempat, namun tiba tiba Mentari datang membawa kecanggungan.

Angkasa kembali memalingkan wajahnya. "Cepet habisin baksonya, bentar lagi bell"

Mentari menunduk. "Kenapa kamu berubah? aku sahabat kamu sa..."

"Lo masih sahabat gua tar... tapi lo juga harus sadar diri dan posisi" perkataan itu membuat Mentari tercekat.

Mentari menatap Angkasa sendu. "Aku tanya apa kelebihan Semesta? aku cantik jauh lebih cantik dari Semesta, aku pinter, aku kaya, apa yang kurang saa?"

"Apa hal yang gak aku punya dari Semesta?! apa kelebihan dia?" tanya Mentari.

Angkasa melirik Mentari. "Obsesi lo berlebihan"

"Lo bahkan rela mempertaruhkan nyawa lo-"

"Karna aku cinta sama kamu!"

TULISAN SEMESTA | Selesai ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang